Berita

Wamen Stella Kritik Sistem Skripsi di Indonesia: Tak Harus Panjang, yang Penting Berdampak 

Muhammad Fatich Nur Fadli 09 April 2025 | 09:43:47

Zona Mahasiswa - ​Baru-baru ini, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, mengkritik sistem penulisan skripsi di Indonesia yang dinilai lebih menekankan panjang halaman daripada substansi dan dampak penelitian. Dalam siniar "Good Talk" yang dirilis oleh kanal YouTube Good News from Indonesia pada Selasa (11/03/25), Stella menyoroti bahwa fokus utama pendidikan tinggi seharusnya pada kualitas dan dampak penelitian, bukan sekadar memenuhi persyaratan administratif.​

Baca juga: Gegara Gaya Satir Khasnya Host Metro TV Kena Sentil Ormas! Dinilai Merusak Generasi Bangsa

Stella membandingkan ketebalan skripsi mahasiswa Indonesia dengan jurnal ilmiah internasional yang lebih ringkas namun memiliki dampak signifikan. Ia mencontohkan bahwa makalah Albert Einstein tentang Teori Relativitas Umum hanya terdiri dari beberapa halaman tetapi mampu mengubah dunia. Stella berpendapat bahwa jika Einstein diwajibkan menulis skripsi setebal 100 halaman seperti di Indonesia, mungkin hasil karyanya tidak akan seefektif itu.​

Fokus pada Kualitas dan Dampak Penelitian

Menurut Stella, pendidikan tinggi dan penelitian seharusnya lebih menekankan pada kualitas dan dampak penelitian daripada sekadar memenuhi prosedur formal. Ia menegaskan bahwa prosedur administratif seperti persyaratan jumlah halaman skripsi tidak selalu mencerminkan kualitas hasil penelitian. Stella mendorong agar mahasiswa dan dosen lebih fokus pada substansi penelitian yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan.​

Respon dari Akademisi dan Mahasiswa

Pernyataan Stella mendapat beragam tanggapan dari kalangan akademisi dan mahasiswa. Sebagian mendukung pandangan tersebut dan merasa bahwa penekanan pada panjang skripsi seringkali menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa, sehingga fokus terhadap substansi penelitian menjadi terabaikan. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa standar panjang skripsi diperlukan untuk memastikan kedalaman analisis dan pembahasan dalam penelitian.​

Perbandingan dengan Sistem Internasional

Di beberapa negara, penulisan skripsi atau tesis memang lebih menekankan pada kualitas isi daripada jumlah halaman. Misalnya, di beberapa universitas di Eropa, mahasiswa diperbolehkan menulis tesis dalam format jurnal yang ringkas namun padat substansi. Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk fokus pada inti penelitian tanpa terbebani oleh persyaratan administratif yang kaku.​

Implikasi bagi Sistem Pendidikan di Indonesia

Jika kritik dan saran dari Stella diimplementasikan, mungkin akan terjadi perubahan signifikan dalam sistem penulisan skripsi di Indonesia. Perguruan tinggi dapat mulai mempertimbangkan untuk merevisi pedoman penulisan skripsi dengan lebih menekankan pada kualitas dan relevansi penelitian. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam melakukan penelitian yang bermakna dan berdampak positif bagi masyarakat.​

Wamen Stella Kritik Sistem Skripsi di Indonesia: Tak Harus Panjang, yang Penting Berdampak

Kritik Wamendiktisaintek Stella Christie terhadap sistem penulisan skripsi di Indonesia membuka diskusi penting mengenai fokus pendidikan tinggi dalam menghasilkan penelitian yang berkualitas dan berdampak. Dengan mengurangi penekanan pada aspek prosedural seperti jumlah halaman, diharapkan mahasiswa dapat lebih termotivasi untuk menghasilkan penelitian yang substansial dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Baca juga: Lebih Bagus Mana Antara Menulis dan Mengetik, Begini Penjelasan Wamen Stella Christie

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150