Tips

Mahasiswa Semester Akhir Wajib Ngerti! Begini Cara Bikin Latar Belakang Skripsi Anti Dicecar Dosen

Muhammad Fatich Nur Fadli 14 Agustus 2025 | 15:39:35

Zona Mahasiswa - Bagi mahasiswa semester akhir, skripsi adalah gerbang menuju kelulusan. Namun, perjalanan ini seringkali terhambat di babak awal: Latar Belakang Masalah (LBM). Ini adalah bab paling krusial karena berfungsi sebagai "trailer" yang harus meyakinkan dosen bahwa topik penelitianmu layak dan penting untuk diteliti.

Baca juga: Bentar Lagi Jadi Mahasiswa! Jangan Sampai Nggak Tahu Istilah & Singkatan Penting di Kampus

Sering kali, LBM menjadi sasaran utama dosen penguji dan pembimbing karena tidak memiliki alur yang jelas, data yang tidak kuat, atau tidak menunjukkan adanya urgensi. Akibatnya, kamu harus bolak-balik revisi dan sidang jadi tertunda.

Artikel ini akan mengupas tuntas rahasia membuat LBM yang kuat, logis, dan anti dicecar dosen, sehingga skripsimu bisa langsung tancap gas!

1. Pahami Struktur "Corong Terbalik"

LBM yang efektif memiliki alur yang mengalir, dari hal umum ke hal spesifik. Bayangkan seperti corong terbalik, di mana kamu memulai dengan gambaran besar, lalu mengerucut hingga ke fokus penelitianmu.

  • Paragraf Awal: Gambaran Umum dan Konteks (Global ke Nasional) Mulailah dengan isu-isu besar yang relevan dengan topikmu. Misalnya, jika kamu meneliti pemasaran digital, mulailah dengan membahas tren global adopsi teknologi digital. Kemudian, spesifikkan ke kondisi di Indonesia. Poin ini menunjukkan bahwa kamu memahami big picture dari topikmu.
  • Paragraf Tengah: Fenomena dan Masalah (Nasional ke Lokal) Dari gambaran umum, kerucutkan ke fenomena nyata yang terjadi di lapangan. Misalnya, dari tren pemasaran digital, fokuskan pada fenomena influencer marketing di platform media sosial. Gunakan data konkret seperti angka pengguna aktif, laporan survei, atau berita dari media kredibel untuk membuktikan bahwa masalah ini benar-benar ada. Ini akan membuat argumenmu kuat.
  • Paragraf Akhir: Research Gap dan Tujuan (Lokal ke Spesifik) Ini adalah bagian paling penting. Setelah memaparkan masalah dan teori yang relevan, tunjukkan "celah" yang belum diisi oleh penelitian sebelumnya (research gap). Jelaskan dengan lugas mengapa penelitianmu hadir untuk mengisi celah tersebut. Akhiri dengan pernyataan tujuan penelitianmu.

Dengan struktur ini, dosen akan melihat alur berpikirmu yang logis dan sistematis.

2. Kuatkan Argumen dengan Bukti Konkret

Jangan pernah hanya mengklaim, tapi buktikan dengan data. Dosen akan skeptis jika kamu tidak menyertakan bukti yang valid.

  • Data Statistik: Gunakan data dari lembaga kredibel seperti BPS, Kementerian terkait, atau perusahaan riset (misalnya, Nielsen, Statista, atau laporan keuangan). Data ini akan memberikan bobot ilmiah pada LBM-mu.
  • Literasi Jurnal dan Buku: Cantumkan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Jangan hanya menyebut judul, tapi jelaskan apa temuan mereka dan bagaimana temuan tersebut berhubungan dengan topikmu. Hal ini menunjukkan kamu tidak memulai dari nol, tetapi membangun di atas pengetahuan yang sudah ada.
  • Observasi Awal: Jika memungkinkan, lakukan observasi atau wawancara singkat di awal. Hasil dari observasi ini bisa menjadi bukti awal yang kuat untuk mendukung fenomena yang kamu teliti.

LBM yang kaya akan data dan referensi akan jauh lebih sulit untuk disanggah oleh dosen.

3. Tunjukkan "Keunikan" Penelitianmu (Research Gap yang Tajam)

Ini adalah kunci untuk membuat dosen terkesan. Research gap bukan hanya tentang topik yang belum diteliti, tapi bisa juga dalam bentuk:

  • Konteks yang Berbeda: Penelitian A meneliti topik X di kota Y. Kamu bisa meneliti topik X yang sama, tapi di kota Z, dengan alasan ada kondisi unik di kota Z yang belum pernah dikaji.
  • Populasi yang Berbeda: Penelitian sebelumnya fokus pada Gen Y, sementara kamu fokus pada Gen Z dengan alasan Gen Z memiliki perilaku yang berbeda.
  • Variabel yang Belum Dikaji: Penelitian A mengkaji variabel X dan Y. Kamu bisa menambahkan variabel Z yang diduga memengaruhi hubungan tersebut, dan hal ini belum pernah diteliti sebelumnya.
  • Hasil yang Kontradiktif: Ada dua penelitian yang hasilnya berbeda. Skripsimu bisa hadir untuk menguji kembali fenomena tersebut dan mencari tahu penyebab perbedaan hasilnya.

Nyatakan research gap-mu secara eksplisit dengan kalimat yang tegas. Misalnya, "Meskipun demikian, belum ada penelitian yang secara spesifik mengkaji..." atau "Terdapat kesenjangan antara temuan penelitian A dan penelitian B, sehingga skripsi ini hadir untuk..."

4. Perhatikan Konsistensi dari LBM Hingga Rumusan Masalah

LBM, rumusan masalah, dan tujuan penelitian harus memiliki benang merah yang kuat.

  • Rumusan Masalah adalah Pertanyaan dari LBM: Rumusan masalahmu harus bisa dijawab dari fenomena yang kamu paparkan di LBM. Jika LBM-mu membahas pengaruh X terhadap Y, maka rumusan masalahmu harus berbentuk pertanyaan seperti "Bagaimana pengaruh X terhadap Y?".
  • Tujuan Penelitian adalah Jawaban dari Rumusan Masalah: Begitu juga dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah pernyataan positif yang merupakan jawaban dari rumusan masalah.
  • Hindari "Lompatan Logika": Pastikan setiap paragraf mengalir secara logis. Jangan tiba-tiba membahas topik yang tidak ada kaitannya dengan paragraf sebelumnya.

Dengan menjaga konsistensi ini, dosen akan melihat bahwa skripsimu memiliki kerangka yang kokoh dan kamu memahami alur penelitian secara menyeluruh.

5. Gunakan Bahasa Ilmiah yang Tepat dan Efektif

Penulisan adalah cara kamu menyampaikan ide. Pastikan bahasamu jelas, padat, dan tidak bertele-tele.

  • Hindari Opini Pribadi: LBM harus berdasarkan fakta, data, dan teori, bukan opini atau asumsi pribadimu.
  • Gunakan Kalimat Aktif: Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan terkesan lebih tegas.
  • Cek Ejaan dan Tata Bahasa: Jangan biarkan typo atau kesalahan gramatikal merusak kesan profesional skripsimu.

Dengan menguasai tips-tips ini, kamu tidak hanya akan membuat LBM yang kuat, tetapi juga menunjukkan kepada dosen bahwa kamu adalah mahasiswa yang siap untuk melakukan penelitian yang berkualitas. Selamat berjuang!

 

Baca juga: Perhatikan Beberapa Hal Ini Jika Kamu Ambil Skripsi dengan Metode Penelitian Kualitatif

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150