
Zona Mahasiswa - Menghadapi pertanyaan dosen penguji saat sidang skripsi memang bisa jadi momen yang sangat menegangkan. Terlebih lagi, jika pertanyaan yang dilontarkan terasa di luar konteks atau tidak berhubungan langsung dengan isi skripsimu.
Baca juga: Mahasiswa Semester Akhir Wajib Ngerti! Begini Cara Bikin Latar Belakang Skripsi Anti Dicecar Dosen
Panik dan bingung adalah reaksi yang wajar, tapi bukan solusi. Menjawab dengan tepat dan profesional adalah kunci untuk menunjukkan bahwa kamu menguasai materi, bahkan di luar topik utama.
Kenapa Dosen Bertanya di Luar Konteks Skripsi?
Jangan langsung berasumsi dosen ingin menjatuhkanmu. Ada beberapa alasan di balik pertanyaan di luar konteks, antara lain:
- Mengukur Wawasanmu: Dosen ingin melihat seberapa luas wawasanmu sebagai calon sarjana. Mereka ingin tahu apakah kamu hanya memahami topik skripsimu, atau juga isu-isu lain di sekitarnya.
- Menjebak Logika Berpikir: Dosen ingin melihat bagaimana kamu menghubungkan isu yang tidak terduga dengan kerangka berpikir ilmiah yang sudah kamu kuasai.
- Menguji Ketenanganmu: Dosen ingin mengukur seberapa baik kamu mengelola tekanan. Jika kamu panik, kamu dianggap belum siap menjadi seorang profesional.
Strategi dan Respon yang Tepat
Berikut adalah langkah-langkah yang harus kamu lakukan untuk merespons pertanyaan dosen di luar konteks:
1. Tetap Tenang dan Fokus
Ketika pertanyaan muncul, jangan langsung menjawab. Tarik napas, tenangkan diri, dan dengarkan pertanyaan dengan seksama. Jika perlu, minta dosen untuk mengulang pertanyaannya.
- Contoh: "Mohon izin, Bapak/Ibu, apakah bisa diulang pertanyaannya? Saya ingin memastikan saya tidak salah tangkap."
Respons ini menunjukkan bahwa kamu berhati-hati dan tidak buru-buru. Ini akan memberimu waktu untuk berpikir.
2. Uji Relevansi Pertanyaan
Pikirkan apakah pertanyaan tersebut benar-benar di luar konteks atau sebenarnya ada hubungannya. Sering kali, pertanyaan dosen adalah umpan untuk melihat bagaimana kamu menghubungkan dua hal yang sekilas tidak berkaitan.
- Contoh: Jika skripsimu tentang pengaruh influencer terhadap perilaku konsumen, dan dosen bertanya tentang regulasi konten media sosial, maka pertanyaan itu tidak sepenuhnya di luar konteks. Kamu bisa menghubungkan bagaimana regulasi tersebut bisa memengaruhi kredibilitas influencer dan, pada akhirnya, memengaruhi konsumen.
3. Hubungkan ke Teori atau Konsep dalam Skripsimu
Jika kamu berhasil menemukan relevansinya, jawab pertanyaan tersebut dengan menghubungkannya ke teori atau konsep yang sudah ada dalam skripsimu. Ini adalah cara paling efektif untuk menunjukkan bahwa kamu menguasai materi.
- Contoh: "Pertanyaan Bapak/Ibu sangat menarik. Meskipun tidak secara spesifik dibahas dalam penelitian saya, isu tersebut sangat relevan dengan teori [sebutkan teori] yang saya gunakan. Di mana teori ini menyatakan bahwa [jelaskan teori]..."
Respons ini menunjukkan bahwa kamu bisa berpikir di luar kotak, tapi tetap menggunakan dasar ilmiah yang kuat.
4. Sampaikan Secara Jujur Jika Tidak Tahu
Jika kamu benar-benar tidak tahu jawabannya dan tidak bisa menemukan relevansinya, jangan mengarang. Mengarang jawaban hanya akan mempermalukan diri sendiri dan membuatmu terlihat tidak profesional.
- Contoh: "Mohon maaf, Bapak/Ibu, pertanyaan tersebut belum sempat saya dalami secara spesifik. Namun, saya akan menjadikan ini sebagai catatan untuk memperluas wawasan saya di masa depan."
Jawaban ini menunjukkan kejujuran, kerendahan hati, dan kemauan untuk belajar. Dosen akan lebih menghargai kejujuranmu daripada jawaban yang salah.
5. Kembalikan ke Konteks Penelitianmu
Setelah menjawab, kembalikan fokus pembicaraan ke skripsimu. Ini adalah cara untuk mengambil alih kembali kendali sesi tanya jawab.
- Contoh: "Jawaban tersebut, Bapak/Ibu, kembali pada pembahasan bahwa [sebutkan poin pembahasan di skripsimu]."
Langkah ini menegaskan bahwa kamu menguasai topikmu dan tidak akan mudah digeser ke topik lain.
Menghadapi pertanyaan di luar konteks adalah ujian yang harus kamu lewati. Dengan ketenangan, logika berpikir yang kuat, dan kemampuan menghubungkan berbagai konsep, kamu akan menunjukkan bahwa kamu tidak hanya seorang peneliti, tetapi juga seorang pemikir kritis.
Baca juga: Mahasiswa Semester Akhir Wajib Ngerti! Ini Beberapa Jenis Variabel Penelitian Kuantitatif
Komentar
0