Berita

Musala Ambruk Saat Santri Pondok Pesantren Al-Khoziny Shalat Ashar, Jeritan Terdengar dari Reruntuhan

Muhammad Fatich Nur Fadli 30 September 2025 | 15:50:07

Zona Mahasiswa - Suasana mencekam dan duka menyelimuti Pondok Pesantren Al-Khoziny di Desa Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, setelah bangunan musala empat lantai di asrama putra ambruk pada Senin sore, sekitar pukul 15.00 WIB. Musibah terjadi saat ratusan santri sedang menunaikan shalat Ashar berjamaah di lantai dasar, yang merupakan satu-satunya bagian yang difungsikan di gedung yang sedang dalam tahap pembangunan.

Baca juga: Guru Cabul Suruh Siswi Onani di Sekolah Gegara Tolak Oral Seks, Korban Trauma dan Tak Mau Sekolah

Jumlah korban akibat ambruknya bangunan tersebut terus bertambah. Data terakhir menunjukkan total 86 korban telah dievakuasi, dengan rincian 38 korban dirawat di RSUD RT Notopuro Sidoarjo, 4 di RS Delta Surya, dan 45 korban dilarikan ke RS Islam Siti Hajar, termasuk satu korban meninggal dunia.

Detik-detik Mengerikan dan Kendala Evakuasi

Saat kejadian, ratusan santri dan ustaz berada di lantai dasar. "Berdasarkan keterangan para santri dan keterangan dari pihak RT, diduga memang ada kurang lebih 100 santri yang saat itu sedang melaksanakan ibadah shalat Ashar,” ungkap jurnalis Transmedia, Lukman Rozak.

Sesaat setelah bangunan runtuh, jeritan minta tolong terdengar jelas dari balik reruntuhan. Kepala Kantor SAR Jawa Timur, Nanang Sigit, membenarkan timnya masih mendengarkan suara dari para korban yang terjebak di bawah reruntuhan.

Upaya evakuasi oleh tim gabungan BPBD, TNI, Polri, dan Basarnas berjalan sulit. Nanang Sigit menyebutkan dua kendala utama:

  1. Struktur Bangunan Rentan: Bangunan yang masih miring sangat rentan runtuh kembali, sehingga petugas tidak bisa menggunakan peralatan berat yang bergetar.
  2. Beton Besar: Petugas harus menembus beton-beton besar untuk menjangkau korban.

Tim SAR berjuang keras membuka akses dan menyalurkan bantuan oksigen ke sela-sela reruntuhan, berharap masih ada korban yang selamat.

Dugaan Penyebab Ambruk dan Korban Amputasi

Pengasuh Pondok Pesantren, KH Abdus Salam Mujib, menjelaskan bahwa insiden terjadi saat sedang dilakukan pengecoran tahap akhir pada deck lantai 3. Gedung tiga lantai yang baru dibangun sekitar sembilan bulan itu memang dirancang tanpa atap, melainkan dicor pada bagian deck lantai 3.

"Jadi, sepertinya ini menopang cor itu enggak kuat di atas itu. Jadi, menekan ke bawah seperti di bom di bawahnya. Jadi seperti itu,” kata Salam, menduga kegagalan struktur saat menopang beban cor.

Kondisi korban menunjukkan tingkat keparahan yang serius. Direktur Utama RSUD RT Notopuro Sidoarjo, Dokter Atok Irawan, memerinci beberapa korban mengalami patah tulang hingga cedera otak ringan. Bahkan, satu korban, Nur Ahmad, terpaksa menjalani amputasi di lokasi kejadian karena lengan kirinya hancur tertimpa reruntuhan.

Musibah ini menjadi duka mendalam bagi dunia pendidikan pesantren dan sorotan tajam terhadap standar keselamatan konstruksi di lingkungan pendidikan.

Baca juga: Viral! Perpeloncoan Maba Unsri Dipaksa Saling Cium Kening, Himateta Dibekukan

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150