Berita

Tragis! Seorang Wanita di Indramayu Tewas Dibakar Pacarnya yang Seorang Polisi, Uang Rp32 Juta Raib

Muhammad Fatich Nur Fadli 16 Agustus 2025 | 12:31:09

 

Zona Mahasiswa - Kematian tragis seorang gadis berusia 21 tahun bernama Putri Apriyani di sebuah kamar kos di Blok Ceblok, Desa Singajaya, Indramayu, menggemparkan publik. Putri ditemukan tewas dengan luka bakar parah pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Dugaan kuat mengarah pada pacarnya sendiri, seorang anggota polisi bernama Bripda Alvian Maulana Sinaga. Kasus ini tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menyoroti dugaan motif kejahatan yang berkaitan dengan uang puluhan juta rupiah.

Baca juga: Perempuan di Purwakarta Tewas usai Dapat Ancaman Pembunuhan, Sudah Lapor Polisi tapi Tak Ditanggapi, Netizen: Harusnya Lapor ke Damkar Aja

Kejadian bermula pada Jumat malam, 8 Agustus 2025. Berdasarkan rekaman CCTV, Putri terlihat datang ke kosnya mengendarai sepeda motor Scoopy. Tak lama berselang, pacarnya, Bripda Alvian, yang berdinas di Polres Indramayu, menyusul dengan sepeda motor Vario putih. Keduanya terlihat menghabiskan waktu bersama hingga dini hari.

Pada pukul 05.04 WIB, Bripda Alvian terekam keluar dari kos, lalu kembali masuk setengah jam kemudian. Sekitar pukul 08.00 WIB, ia kembali keluar, kali ini dengan ekspresi panik dan bingung. Rekaman CCTV terakhir menunjukkan Alvian berjalan kaki menuju arah Cirebon, kemudian terekam turun dari mobil elf di Celancang. Setelah kepergiannya, Putri Apriyani ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan di dalam kamar kos.

Motif Kejahatan Diduga Soal Uang

Tragedi ini menjadi lebih pilu ketika dugaan motif kejahatan mulai terungkap. Toni RM, kuasa hukum keluarga korban, membeberkan bukti mencurigakan dari rekening bank Putri. Beberapa jam sebelum Putri ditemukan tewas, ada transaksi transfer uang sebesar Rp32 juta dari rekening Putri ke rekening Alvian.

Toni menjelaskan, uang tersebut merupakan hasil jerih payah ibunda Putri yang selama ini bekerja di Hong Kong. Dalam catatan bank, ada tiga kali transfer masuk dengan total sekitar Rp36 juta yang dikirim dari luar negeri. Dana itu rencananya akan digunakan untuk menggadaikan sawah keluarga. Namun, sebagian besar uang tersebut tiba-tiba berpindah tangan ke rekening Bripda Alvian pada dini hari, 8 Agustus 2025.

"Dari catatan ini terlihat jelas, sehari sebelum Putri meninggal, uang ibunya sudah dipindahkan ke rekening AMS. Diduga kuat ini motif utamanya," ujar Toni. Ia menambahkan bahwa perbuatan keji ini didasari oleh motif ekonomi, di mana pelaku diduga tega membunuh kekasihnya sendiri demi menguasai uang korban.

Barang Bukti dan Status Buronan

Penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Jawa Barat menemukan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian, termasuk seragam dinas polisi milik Bripda Alvian, sepatu, ponsel, hingga motor. Semua barang bukti ini memperkuat dugaan bahwa pelaku adalah Bripda Alvian.

Menanggapi kasus yang melibatkan anggotanya, Polda Jabar bergerak cepat. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol. Hendra Rochmawan, memastikan Bripda Alvian telah dipecat secara tidak hormat dari institusi kepolisian. Selain itu, status Alvian juga telah ditetapkan sebagai buronan. Surat Daftar Pencarian Orang (DPO) resmi telah diterbitkan.

“Karena yang bersangkutan kabur setelah melakukan aksinya, maka diterbitkan surat DPO,” tegas Hendra. Pihak kepolisian berkomitmen akan terus memburu pelaku hingga tertangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Tuntutan Keadilan dan Amarah Publik

Keluarga Putri Apriyani tidak hanya berduka, tetapi juga diliputi amarah. Mereka mengapresiasi langkah Polri yang telah memecat Alvian, namun menuntut agar pelaku segera ditangkap dan diadili seadil-adilnya.

“Bukti sudah sangat kuat. Tidak ada alasan mempertahankan polisi yang kejam, sadis, dan biadab ini,” ujar Toni RM dengan lantang. Ia menambahkan bahwa kasus ini bukan hanya soal keadilan bagi Putri, tetapi juga tentang menjaga kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum.

Di media sosial, masyarakat Indramayu dan seluruh Indonesia juga menyuarakan tuntutan keadilan bagi Putri. Tagar dan seruan untuk menangkap pelaku ramai bertebaran, menunjukkan bahwa publik sangat menaruh perhatian pada kasus ini dan berharap agar aparat kepolisian dapat bekerja dengan profesional dan transparan.

Kisah cinta yang berakhir tragis ini menjadi pengingat pahit tentang pengkhianatan dan kekejaman. Putri, yang seharusnya bisa menata masa depan cerah, kini hanya menjadi nama dalam berita. Keluarga korban kini hanya bisa menunggu dan berharap agar keadilan dapat ditegakkan, pelaku segera tertangkap, dan arwah Putri bisa beristirahat dengan tenang.

Baca juga: Biadab! Seorang Ayah Tiri Pura-pura Jadi 'Bos Mafia', Cabuli Anaknya 20 Kali Lebih

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150