Zona Mahasiswa - Seorang guru honorer Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) bernama Alvi Noviardi viral di media sosial. Pak Alvi kerap kali bertemu dengan siswanya saat menyambi sebagai seorang pemulung. Alvi telah 36 tahun mengabdi sebagai guru honorer, tetapi gaji yang diterimanya tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. "Namanya gaji honorer ya tidak mencukupi. Apalagi sekarang saya single parent setelah istri meninggal, harus mengupayakan untuk kehidupan keluarga," katanya.
Baca juga: Viral! Bocah Tengil Kebut-kebutan di Jalan Jual Nama Aspri saat Diberhentikan Polisi
"Pro kontra ada saja, ada yang mendukung dan minta diteruskan, tapi ada juga yang bilang nanti bikin malu. Padahal saya enggak malu karena menurut saya baik mengajar dan mulung itu sama-sama pekerjaan mulia, halal. Kalau mencuri, baru malu. Saya bakal tetap mulung sampai tua kali ya," Ungkap guru honorer tersebut.
Dari perjalanan hidupnya, Alvi ingin membagikan pesan bagi anak-anak muda agar tidak mudah menyerah menghadapi kenyataan hidup. Dia berharap, generasi muda dapat semangat berjuang, mengejar cita-cita demi masa depan bangsa.
Begini Penjelasan Kemenag
Alvi viral, lantaran dirinya menyambi sebagai pemulung selepas mengajar di salah satu MTs swasta, dibawah naungan Kementrian Agama (Kemenag). Berdasarkan salah satu video yang beredar di media sosial, Alvi kerap kali bertemu dengan siswanya saat menyambi sebagai seorang pemulung.
Bahkan hal ini juga, dibenarkan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Kota Sukabumi Samsul Puad, yang menyebut Alvi rela menyambi sebagai seorang pemulung selepas mengajar demi menyambung hidup.
“Sebetulnya dia (Alvi) udah jadi pemulung itu sejak 2 tahun yang lalu, viral (di media sosial) Februari atau Maret awal, dan sekarang sudah ditindaklanjuti,” ucapnya saat dikonfimasi oleh Jabar Ekspres, Rabu (9/10).
Samsul mengungkapkan, Alvi merupakan guru honorer aktif yang tersertifikasi oleh Kemenag. Samsul mengatakan, Alvi telah mengabdi sebagai guru honorer MTs di wilayah Sukabumi selama 29 tahun.
“Saya sempat wawancara, memang beliau itu guru (honorer), dan dari dulunya memang suka biasa ngambil barang (memulung) sehabis sekolah (mengajar). Tapi selain jadi pemulung ada juga menyambi pekerjaan lain, cuma beliau bisanya begitu,” ungkapnya.
Meski begitu untuk saat ini, Samsul memastikan bahwa semua haknya sebagai tenaga honorer telah dipenuhi khususnya oleh Kemenag Kota Sukabumi.
“Beliau punya hak yang sama seperti (honorer) yang lain, semua haknya sudah diberikan ada uang tambahan lembur dan lain sebagainya. Jadi beliau sudah mendapatkan haknya sebagai guru profesional yang telah mendapatkan tunjangan inpassing,” pungkasnya.
Tak Malu Ketemu Murid saat Keliling: Sama-sama Mulia
Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai pendidik, Alvi tercatat mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di MTs wilayah Sukabumi di bawah Kementerian Agama (Kemenag). Menurut Alvi, penghasilannya sebagai guru honorer tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Uang dari bantuan enggak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, makanya saya berinisiatif pulang sekolah mulung di jalan sampai ke rumah," ujarnya di Mapolres Cimahi, Senin (7/10/2024), dilansir dari TribunJabar.id.
Ia mengumpulkan barang-barang tersebut selama satu pekan sebelum dijual.
"Mulai pulang sekolah, jam 1 sampai jam 5 sore. Dijualnya per minggu, karena sehari tidak banyak," tambahnya.
Hasil Penjualan Minim Namun Berarti Dari aktivitas memulung, Alvi mengaku mendapatkan hasil penjualan sekitar Rp 50 ribu per minggu. Meskipun jumlahnya tidak besar, ia merasa hasil tersebut cukup membantu menutupi kebutuhan sehari-hari.
"Seminggu paling Rp 50 ribu, karena sekarang lagi murah juga," ungkapnya.
Alvi mengungkapkan bahwa ia sudah mulai memulung sejak masih kuliah dan sempat menghentikannya setelah menikah. Saat ini, ia menerima bantuan sertifikasi dari Kemenag sebesar Rp 2,8 juta per bulan.
"Sekarang alhamdulillah sudah mencapai Rp 2,8 juta per bulan," katanya.
Alvi juga mengaku sering bertemu dengan para siswanya saat memulung. Ia menegaskan bahwa ia tidak merasa malu dengan pekerjaan tersebut, karena menurutnya, baik mengajar maupun memulung adalah pekerjaan yang mulia dan halal.
"Sering, bahkan seluruh pihak sekolah juga tahu, kalau ketemu salaman. Tidak malu. Menurut saya, mengajar dan memulung itu sama-sama mulia, halal," ungkap Alvi.
Sebagai guru honorer, penghasilan Pak Alvi pun kurang mencukupi apalagi harus menggunakan alat transportasi pulang pergi menuju sekolah.
Lebih lanjut, pak Alvi menceritakan sehari-hari berangkat mengajar menaiki angkot. Namun, untuk pulang ia harus jalan kaki supaya bisa sembari memungut barang bekas sepanjang jalan dari sekolah menuju rumah.
Sebagai guru honorer, penghasilan Pak Alvi pun kurang mencukupi apalagi harus menggunakan alat transportasi pulang pergi menuju sekolah. Kini, kisah pilu Pak Alvi guru honorer yang bekerja sampingan sebagai tukang rongsokan ini menarik simpati warganet.
Sejumlah warganet merasa miris dengan nasib yang dialami Pak Alvi. Bahkan ada juga warganet yang mengaku sebagai tetangga dan memuji kegigihan Pak Alvi.
Viral! Guru Honorer di Sukabumi Jadi Pemulung Selepas Mengajar, Sering Bertemu Murid-muridnya di Jalan
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Komentar
0