Berita

Bocah 13 Tahun Depresi Berat Gegara Ibunya Jual HP Anak buat Kebutuhan Makan

Muhammad Fatich Nur Fadli 14 Mei 2024 | 14:31:07

Zona Mahasiswa - Menurut ibu kandungnya Siti Anita, ia terpaksa menjual HP anaknya itu untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. "Waktu itu saya bingung, saya enggak kerja, enggak jualan, terus suami waktu itu selama delapan bulan nggak kasih nafkah, saya bingung, jadi ada barang itu (HP) saya jual untuk makan sehari-hari," ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Senin (13/5/2024).

Baca juga: Keseringan Minta Jemput, Orang Ini Akhirnya Dibelikan Mobil Baru oleh Teman-temannya

Siti mengatakan, HP yang dimiliki Arya merupakan jerih payahnya sendiri dari hasil menabung. "Itu barang punya dia sendiri, hasil menabung sendiri, tetapi saya izin dulu pas mau saya jual. Aa, mamah pinjem ya, nanti mamah balikin kalau sudah ada uang, dia bilang boleh," katanya.

Namun setelah Siti menjual HP miliknya, perubahan sikap Arya mulai terlihat. Ia jadi sering melamun.

"HP itu biasa dia pakai buat main games, seumuran segitu masih suka main games, juga dipake belajar seperti kaya waktu zaman pandemi, pake HP itu," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang SD dan SMP Dinas Pendidikan Kota Cirebon Ade Cahyaningsih, memaparkan, Arya merupakan seorang siswa yang rajin dan baik saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolahnya

"Menurut cerita dari RT dan RW, anak ini mengumpulkan uang untuk membeli HP ini dari hasil menabungnya sendiri, anaknya baik, kecerdasannya juga bagus mulai dari kelas 1 hingga kelas 6," ujarnya.

Ade mengatakan, penyebab depresi yang dialami oleh Arya, diduga karena ia tidak bisa meluapkan kesedihannya, sehingga Arya mengalami depresi berat.

Setelah itu, lanjut Siti, dia membawa Arya berobat secara medis dan dinyatakan mengalami depresi. Namun hingga kini kondisi Arya tidak kunjung membaik karena terbentur masalah ekonomi untuk membawa berobat Arya secara rutin.

"Karena kondisi ekonomi saya kurang mampu dan memang butuh biaya yang nggak sedikit, meskipun punya BPJS hanya terhalang untuk akomodasi dan membutuhkan bantuan orang untuk mengantar karena arya suka ngamuk saat diajak berobat," bebernya.

Gejala ini muncul ketika Arya duduk di kelas 6 sekolah dasar tepatnya setahun yang lalu, sehingga ia memutuskan Arya berhenti sekolah karena sering mengamuk ketika belajar di dalam kelas.

"Gejalanya muncul pas Arya kelas 6 SD, jadi waktu itu di kelas suka gebrak meja dan buat teman-temannya takut. Jadi saya putuskan Arya berhenti sekolah sampai sekarang," tuturnya.

"Arya juga sempat hilang dan ditemui di Kuningan setelah saya share di facebook," terangnya.

Ia berharap kondisi Arya ingin segera normal kembali dan bisa menempuh pendidikan setelah satu tahun berhenti sekolah.

"Harapan ingin anak kembali normal dan bisa sekolah lagi," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Siti Maria mengatakan, kasus ini perlu mendapatkan penanganan khusus.

"Ini adalah kasus yang perlu mendapatkan penanganan serius, kami akan bantu kawal untuk pemulihan," kata dia usai meninjau langsung kondisi Arya.

Ia memastikan kondisi Arya masih bisa diobati dengan syarat berobat secara teratur. Pihaknya juga masih mencari faktor penyebab anak berusia 13 tahun itu mengalami gangguan kesehatan mental.

"Bisa kok masih bisa normal lagi dengan syarat berobat secara rutin, kita juga masih cari penyebab pasti supaya bisa dapatkan penanganan yang pas buat Arya," jelasnya.

Dalam waktu dekat pihaknya juga akan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan agar bisa memberikan pendampingan untuk pemulihan kondisi Arya.

"Kalau melihat dari gejala secara sekilas memang ada rasa ketakutan dengan orang banyak. Untuk pastinya kita akan observasi dulu," bebernya.

Kondisi Depresi

Dilansir dari alodokter.com, depresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang disukai. Seseorang dinyatakan mengalami depresi jika sudah 2 minggu merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga.

Depresi yang dibiarkan terus berlanjut dan tidak mendapatkan penanganan dapat menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas kerja, gangguan hubungan sosial, hingga munculnya keinginan untuk bunuh diri.

Depresi bisa menyerang siapa saja, termasuk wanita dan pria. Depresi pada wanita sering dikaitkan dengan perubahan hormonal, termasuk menstruasi, kehamilan, setelah melahirkan, atau menopause. Namun, sampai saat ini belum ada penelitian yang menemukan penyebab lebih seringnya depresi terjadi pada wanita.

Gejala Depresi

Seseorang yang depresi umumnya menunjukkan ciri-ciri psikologi dan fisik tertentu. Ciri psikologis orang yang depresi adalah rasa cemas dan khawatir yang berlebihan, emosi yang tidak stabil, serta rasa putus asa atau frustasi.

Sementara itu, ciri-ciri fisik pada seseorang yang depresi adalah selalu merasa lelah dan tak bertenaga, pusing dan nyeri tanpa penyebab yang jelas, serta menurunnya selera makan.

Penyebab Depresi

Depresi lebih sering dialami oleh orang dewasa. Penyebabnya diduga terkait dengan faktor genetik, hormon, dan zat kimia di otak. Beberapa faktor pemicu depresi antara lain:

  • Peristiwa traumatis
  • Tekanan batin, misalnya karena masalah keuangan atau masalah rumah tangga
  • Pola pikir yang salah, seperti toxic positivity
  • Hilangnya kegiatan atau tujuan hidup setelah pensiun (post power syndrome)

Pengobatan Depresi

Dalam mengobati depresi, psikiater dapat melakukan beberapa cara berikut:

  • Melakukan psikoterapi atau terapi psikologis, untuk membantu mengatasi masalah akibat depresi
  • Memberikan obat antidepresan, untuk mengatasi depresi pasien
  • Menjalani perawatan di rumah sakit jika mengalami depresi yang parah

Bocah 13 Tahun Depresi Berat Gegara Ibunya Jual HP Anak buat Kebutuhan Makan

Itulah ulasan mengenai depresi berat gara-gara ibunya menjual hp hasil menabung anaknya.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca juga: Patok Tarif Rp. 2000, Dokter Sudanto Dijuluki 'Dokter Rasa Tukang Parkir' oleh Masyarakat Papua

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150