Berita

Patung Jenderal Soedirman, Satu-satunya Patung di Dunia yang Berpose Hormat dan Menghadap ke Jalan Umum

Muhammad Fatich Nur Fadli 13 Agustus 2025 | 14:54:25

Zona MahasiswaPatung Panglima Besar Jenderal Soedirman yang berdiri kokoh di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dari patung-patung pahlawan lainnya. Patung setinggi 11 meter ini menampilkan sosok Jenderal Soedirman dalam posisi menghormat, sebuah pose yang penuh makna filosofis dan historis.

Baca juga: Tragis, Bocah 10 Tahun di Nabire Diperkosa dan Dibunuh oleh Tetangganya Sendiri

Menurut Ganang Soedirman, cucu sang Jenderal, patung ini dibuat dengan gestur menghormat karena Soedirman ingin menunjukkan rasa hormatnya kepada rakyat.

Filosofi di Balik Gestur Hormat

Ganang Soedirman menjelaskan bahwa gestur hormat ini merupakan wujud penghormatan Jenderal Soedirman kepada rakyat. Sang Jenderal merasa bahwa ia adalah pemangku jabatan, dan pemangku jabatan harus memberikan hormat kepada yang telah memberikan jabatan tersebut, yaitu rakyat.

"Beliau ingin menghormat pada rakyat ini, beliau tidak mau dihormati," kata Ganang.

Filosofi ini juga terkait dengan proses pemilihan Jenderal Soedirman sebagai panglima besar. Soedirman tidak dipilih oleh presiden, melainkan oleh para panglima kodam. Oleh karena itu, ia merasa harus menghormati rakyat yang menjadi sumber kekuasaan sejati. Ganang juga menyinggung film Naga Bonar Jadi Dua, di mana adegan yang mempertanyakan sikap hormat ini dijawab dengan penjelasan yang sama: Soedirman menghormat kepada siapapun juga.

"Beliau ingin menghormat pada rakyat ini, beliau tidak mau dihormati. Suatu ketika di film Naga Bonar, Bang Deddy naik itu, 'turunkan tanganmu jenderal', kau nggak layak'. Nggak, Soedirman hormat kepada siapapun juga," ujar cucu dari anak sulung Jenderal Soedirman itu.

 

"Menurut eyang putri saya, beliau (Jenderal Soedirman) merasa beliau itu pemangku jabatan, pemangku jabatan harus memberikan hormat kepada yang memberikan jabatan, yaitu rakyat ini. Soedirman dipilih bukan oleh presiden, tapi oleh para Panglima Kodam, yang melantik presiden. Beliau merasa harus menghormati rakyat ini. Karena itu dibuat Gestur hormat," sambungnya.

 

Makna Tangan yang Tak Pernah Turun

Pembuatan patung dengan gestur menghormat ini bahkan pernah dipertanyakan oleh dua mantan Panglima TNI, salah satunya Jenderal (Purn) Wiranto. Ganang menjelaskan bahwa Jenderal Soedirman tak ingin dihormati, melainkan ingin menghormati semua orang.

"Itu tangan diturunkan kalau amanahnya sudah nggak ada, tapi kan kebetulan beliau meninggal amanahnya masih ada, jadi sampai kapan pun nggak akan turun tangan itu," tegas Ganang.

Jenderal Soedirman wafat pada 29 Januari 1950 di usia 34 tahun, saat amanah sebagai Panglima Besar masih diembannya. Karenanya, patung ini dibuat dengan tangan yang tetap hormat, melambangkan amanah yang tak pernah selesai. Patung ini, yang dibuat oleh pematung Edi Sunaryo, terbuat dari perunggu seberat 4 ton dengan tinggi 6,5 meter dan penyangga 5,5 meter. Keluarga Jenderal Soedirman mendanai pembuatannya dan menyumbangkannya kepada Pemprov DKI Jakarta pada masa Gubernur Sutiyoso.

Patung ini tidak hanya menjadi monumen sejarah, tetapi juga menjadi pengingat akan keteladanan Jenderal Soedirman, seorang pemimpin yang memandang rakyatnya dengan hormat dan rendah hati

Baca juga: Tragedi Cinta Segitiga Maut, Cucu 9 Naga Tewas Usai Grebek Pacar Pesta Miras

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150