Zona Mahasiswa - Sosok inspiratif datang dari sebuah desa kecil di Malang. Seorang penjual bakso bernama Ferry Suwadi berhasil menarik perhatian publik setelah aksinya membangun jalan rusak di desanya menggunakan dana pribadi. Bukan tanpa alasan, jalan tersebut sudah lama dikeluhkan warga tetapi tidak kunjung diperbaiki oleh pemerintah setempat.
Baca juga: Tanggapan Prof Mahfud MD Soal Vonis Harvey Moeis: Sungguh Menusuk Rasa Keadilan Masyarakat
Jalan di Dusun Segelan Sidomulyo, Desa Balesari, Malang, sudah lama dalam kondisi rusak parah. Bagi warga setempat, kondisi ini bukan hanya menyulitkan aktivitas sehari-hari tetapi juga membahayakan keselamatan mereka.
Tidak terhitung sudah berapa kali warga melaporkan masalah ini kepada pihak desa dan pemerintah daerah. Sayangnya, respons yang diharapkan tidak pernah datang. Jalan tetap rusak, dan warga hanya bisa menunggu sambil terus berharap ada tindakan nyata.
Namun, harapan itu akhirnya datang dari seseorang yang tidak disangka-sangka: seorang penjual bakso.
Sosok Ferry Suwadi, Si Juragan Bakso Dermawan
Ferry Suwadi adalah warga asli Dusun Segelan Sidomulyo yang merantau ke Batam selama bertahun-tahun. Dengan kerja keras dan ketekunannya, ia berhasil membangun bisnis bakso yang sukses hingga memiliki beberapa cabang di Batam.
Meski sudah hidup mapan di kota perantauan, Ferry tidak pernah melupakan kampung halamannya. Ketika pulang ke desanya dan melihat kondisi jalan yang semakin memburuk, ia merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu.
"Saya lahir dan besar di desa ini. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?" ujar Ferry saat diwawancarai oleh media lokal.
Keputusan Berani: Bangun Jalan Pakai Dana Pribadi
Ferry memutuskan untuk tidak menunggu bantuan dari pemerintah. Dengan dana pribadinya, ia mulai memperbaiki jalan yang rusak. Proses ini tentu tidak mudah.
- Penggalian Tanah dan Persiapan Infrastruktur
Ferry bekerja sama dengan beberapa tukang dan warga setempat untuk memulai proyek ini. Ia bahkan menyewa alat berat untuk menggali dan meratakan jalan sebelum proses pengaspalan dilakukan. - Pengadaan Material
Material seperti pasir, kerikil, dan aspal dibeli menggunakan uang pribadinya. Ferry mengaku bahwa total biaya yang dikeluarkan mencapai puluhan juta rupiah, tetapi baginya itu adalah bentuk kepedulian kepada tanah kelahirannya. - Melibatkan Warga
Yang membuat proyek ini semakin mengharukan adalah partisipasi aktif dari warga desa. Mereka dengan sukarela membantu proses pengerjaan, seperti membawa material, menyuplai makanan untuk para pekerja, hingga memberikan dukungan moral.
"Ini bukan hanya soal membangun jalan, tapi juga membangun semangat gotong royong di desa kami," kata Ferry.
Respons Warga Desa: Bangga dan Haru
Aksi Ferry mendapat apresiasi besar dari warga desa. Mereka tidak hanya kagum dengan keberaniannya, tetapi juga merasa bersyukur karena akhirnya jalan yang mereka impikan bisa terwujud.
"Mas Ferry itu benar-benar contoh orang sukses yang tidak lupa daratan. Kami sangat berterima kasih atas bantuannya," ujar salah satu warga.
Beberapa warga bahkan mengatakan bahwa apa yang dilakukan Ferry jauh lebih berarti daripada sekadar bantuan dari pemerintah, karena ini menunjukkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap kampung halaman.
Teguran untuk Aparat Desa dan Pemerintah: Jangan Diam Saja!
Kisah Ferry Suwadi ini sebenarnya menjadi tamparan keras bagi aparat desa dan pemerintah. Bagaimana tidak, masalah jalan rusak yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah malah harus diselesaikan oleh seorang warga secara mandiri. Padahal, perbaikan infrastruktur adalah salah satu kewajiban dasar pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1. Kurangnya Tindakan Nyata dari Aparat Desa
Warga Dusun Segelan Sidomulyo sudah berulang kali melaporkan kondisi jalan yang rusak. Namun, tidak ada tindakan konkret yang diambil oleh aparat desa. Hal ini menunjukkan kurangnya rasa tanggung jawab dan kepedulian mereka terhadap kebutuhan masyarakat.
Sebagai pihak yang berada di garda terdepan pemerintahan, aparat desa seharusnya lebih tanggap dan proaktif. Menutup mata terhadap permasalahan seperti ini hanya akan merugikan warga dan memperburuk citra pemerintahan di mata masyarakat.
2. Pemerintah Daerah Tidak Responsif
Selain aparat desa, pemerintah daerah juga layak mendapat teguran keras. Infrastruktur seperti jalan adalah salah satu indikator utama pembangunan daerah. Jika pemerintah abai, maka tidak heran jika masyarakat merasa kecewa.
"Pemerintah daerah harusnya malu, ada warganya yang rela mengorbankan uang pribadi untuk memperbaiki jalan, sementara mereka yang punya anggaran malah diam saja," kata salah satu warga yang ikut membantu pembangunan jalan.
3. Anggaran yang Tidak Jelas
Permasalahan lain yang perlu disoroti adalah transparansi anggaran. Jalan rusak bukanlah masalah yang baru terjadi. Pemerintah pasti memiliki anggaran untuk perbaikan infrastruktur. Jadi, mengapa jalan di desa ini tetap dibiarkan rusak bertahun-tahun?
Hal ini mengindikasikan adanya ketidakjelasan dalam pengelolaan anggaran. Pemerintah harus segera mengevaluasi dan memastikan bahwa alokasi dana pembangunan benar-benar digunakan untuk kebutuhan masyarakat.
4. Jangan Hanya Sibuk dengan Proyek Besar
Pemerintah sering kali terlalu fokus pada proyek-proyek besar yang terlihat prestisius, seperti pembangunan gedung megah atau taman kota, tetapi mengabaikan kebutuhan dasar seperti jalan desa. Padahal, jalan yang baik adalah kunci utama untuk mendukung mobilitas masyarakat, perekonomian, dan kesejahteraan mereka.
Harapan untuk Aparat Desa dan Pemerintah
Aksi Ferry Suwadi seharusnya menjadi pelajaran besar bagi aparat desa dan pemerintah. Beberapa langkah yang bisa dilakukan ke depannya agar kejadian serupa tidak terulang, antara lain:
- Tanggap Terhadap Keluhan Warga
Aparat desa harus lebih mendengar dan memahami keluhan masyarakat. Jangan menunggu sampai ada tekanan publik atau tindakan mandiri dari warga seperti Ferry untuk bergerak. - Transparansi Anggaran
Pemerintah daerah harus lebih transparan dalam pengelolaan anggaran, terutama yang berkaitan dengan infrastruktur. Jika anggaran sudah ada, maka penggunaannya harus diprioritaskan untuk kebutuhan mendesak seperti perbaikan jalan. - Mendukung Inisiatif Warga
Jika ada warga yang berinisiatif membantu seperti Ferry, pemerintah harusnya memberikan dukungan, baik berupa material, tenaga, maupun kebijakan. Bukan malah berdiam diri atau sekadar memberikan apresiasi setelah pekerjaan selesai. - Rencana Pembangunan yang Lebih Merata
Pemerintah perlu memastikan pembangunan dilakukan secara merata, tidak hanya terpusat di daerah perkotaan. Desa-desa terpencil seperti Dusun Segelan juga berhak mendapatkan fasilitas infrastruktur yang layak.
Pesan untuk Pemerintah: Jangan Sampai Rakyat Kehilangan Kepercayaan
Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dibangun dari tindakan nyata, bukan sekadar janji. Jika pemerintah terus mengabaikan kebutuhan rakyatnya, maka bukan hal yang mustahil jika kepercayaan itu memudar.
Aksi Ferry Suwadi memang inspiratif, tetapi ini juga menjadi alarm keras bagi pemerintah untuk introspeksi. Jangan biarkan rakyat merasa lebih percaya pada individu seperti Ferry daripada kepada pemerintah yang seharusnya menjadi pelayan mereka.
Tantangan dan Hambatan yang Dihadapi
Meski terlihat mulus, perjalanan Ferry membangun jalan ini tidak lepas dari tantangan. Beberapa di antaranya adalah:
- Biaya yang Tidak Sedikit
Membangun jalan tentu memerlukan biaya besar. Meski sudah sukses dengan bisnis baksonya, Ferry tetap harus berpikir matang-matang sebelum mengeluarkan dana sebesar itu. - Minimnya Dukungan dari Pemerintah
Salah satu hal yang membuat Ferry kecewa adalah kurangnya perhatian dari pihak pemerintah meskipun proyek ini sebenarnya membantu meringankan tugas mereka. - Cuaca yang Tidak Mendukung
Selama proses pengerjaan, Ferry dan timnya sering menghadapi kendala cuaca, seperti hujan deras yang menghambat pekerjaan.
Pelajaran yang Bisa Dipetik
Kisah Ferry Suwadi mengajarkan kita banyak hal, terutama tentang pentingnya peduli terhadap lingkungan sekitar. Beberapa pelajaran yang bisa kita ambil antara lain:
- Jangan Menunggu, Lakukan Tindakan Nyata
Ferry membuktikan bahwa perubahan tidak selalu harus dimulai dari pihak pemerintah. Kadang, inisiatif dari individu bisa membawa dampak besar bagi komunitas. - Cinta Kampung Halaman
Meski sudah sukses di perantauan, Ferry tidak pernah melupakan tempat asalnya. Sikap ini patut kita contoh sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang telah kita capai. - Semangat Gotong Royong
Proyek ini juga menjadi bukti bahwa semangat gotong royong masih hidup di masyarakat. Ketika bekerja sama, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan.
Harapan untuk Masa Depan
Melihat kisah inspiratif ini, banyak yang berharap agar lebih banyak orang seperti Ferry Suwadi yang berani mengambil langkah nyata untuk membantu sesama. Selain itu, masyarakat juga berharap agar pemerintah lebih responsif terhadap kebutuhan warga, sehingga kejadian serupa tidak perlu terulang di masa depan.
Penjual Bakso Asal Malang Perbaiki Jalan Desa dengan Dana Pribadi, Netizen: Aparat Desa Dilarang Lewat Sini!
Ferry Suwadi adalah bukti nyata bahwa siapa saja bisa menjadi pahlawan, asalkan ada kemauan untuk berbuat baik. Dengan segala keterbatasannya, ia mampu membawa perubahan besar bagi desanya.
Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan tidak ragu untuk melakukan tindakan nyata, sekecil apa pun itu.
Komentar
0