Berita

Menengok Megahnya Tambang Freeport Papua yang Hasilkan Rp341 Triliun/Tahun, Ternyata... 

Muhammad Fatich Nur Fadli 05 Desember 2024 | 09:21:49

Zona Mahasiswa - Banyak yang berpikir tambang ini dibuat orang asing, karena Freeport adalah perusahaan asal Amerika Serikat (AS), ternyata tidak. Pekerja divisi tambang bawah tanah ini ada sekitar 4.000 karyawan. Dari jumlah itu, 98% karyawan lokal. Bahkan menurut Freeport, 80% karyawan di divisi bawah ranah adalah anak-anak muda fresh graduate berumur di bawah 40 tahun.

Baca juga: Sosok Mbah Melan, Guru Matematika Berumur 79 Tahun yang Mengajar Lewat Media TikTok dan Dapat Anugerah Guru Hebat dari Presiden

Tambang bawah tanah Freeport ini cukup besar, pintu masuk berupa dua terowongan yang muat dimasukkan mobil, bahkan truk besar. Banyak lorong-lorong terdapat di dalamnya. Lokasi tambang ini sekitar 1,6 km di bawah Grasberg yang ketinggiannya 4.200 mdpl.

Untuk keseluruhan jalan di tambang bawah tanah ini panjangnya 500 km, atau kira-kira seperti jarak Jakarta ke Surabaya. 

Tidak seperti tambang kuno yang dilihat di televisi. Tambang ini dilengkapi fasilitas-fasilitas ruang kantor, toilet bersih, bahkan hingga tempat ibadah berkapasitas ratusan orang.

Bicara tentang tambang, nama Freeport di Papua memang selalu jadi sorotan. Tidak hanya karena skala operasinya yang masif, tetapi juga kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia. Freeport menghasilkan Rp341 triliun per tahun, angka fantastis yang bikin banyak orang penasaran dengan operasionalnya. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang tambang megah ini!

Fakta Menarik tentang Tambang Freeport

1. Lokasi Tambang yang Unik

Tambang Freeport berada di Kabupaten Mimika, Papua, tepatnya di kawasan Gunung Grasberg yang memiliki ketinggian hingga 4.200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Lokasi ini sudah seperti "rumah emas" bagi Indonesia, karena Grasberg adalah salah satu tambang emas terbesar di dunia.

Namun, yang bikin lebih menarik adalah tambang bawah tanahnya. Tambang ini berada sekitar 1,6 km di bawah Grasberg dan merupakan salah satu tambang bawah tanah terbesar di dunia. Pintu masuknya berupa dua terowongan besar yang bahkan cukup luas untuk dilalui mobil dan truk besar.

2. Luas Tambang yang Tidak Main-Main

Tambang bawah tanah Freeport tidak seperti yang sering kita bayangkan saat menonton film atau dokumentasi tambang kuno. Tambang ini memiliki jaringan jalan bawah tanah sepanjang 500 km, kira-kira sama dengan jarak Jakarta ke Surabaya. Bayangin deh, itu luas banget!

Tambang ini dirancang sedemikian rupa dengan berbagai lorong bercabang yang memungkinkan para pekerja dan alat berat untuk bergerak dengan mudah.

3. Teknologi dan Fasilitas Modern

Berbeda dengan tambang-tambang tradisional, tambang Freeport ini dilengkapi dengan fasilitas modern. Ada ruang kantor, toilet yang bersih, hingga tempat ibadah dengan kapasitas ratusan orang. Semua dirancang untuk memastikan para pekerja nyaman dan tetap produktif selama bekerja di bawah tanah.

Selain itu, operasional tambang juga menggunakan teknologi canggih, mulai dari alat berat otomatis hingga sistem monitoring yang memastikan keselamatan dan efisiensi kerja.

Karyawan Lokal Mendominasi

Salah satu fakta yang sering mengejutkan adalah bahwa tambang Freeport tidak sepenuhnya dikelola oleh orang asing. Memang, Freeport adalah perusahaan asal Amerika Serikat, tapi jumlah pekerja lokal di tambang ini mendominasi.

Dari sekitar 4.000 karyawan yang bekerja di divisi tambang bawah tanah, 98?alah putra-putri Indonesia. Tidak hanya itu, 80?ri mereka adalah anak-anak muda fresh graduate berusia di bawah 40 tahun.

Ini menjadi bukti bahwa anak-anak muda Indonesia punya potensi besar dalam mengelola tambang sebesar Freeport. Dengan pelatihan yang tepat, mereka mampu bersaing di industri tambang kelas dunia.

Bagaimana Freeport Berkontribusi ke Ekonomi Indonesia?

Tambang Freeport menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia, khususnya di sektor tambang. Setiap tahunnya, tambang ini menghasilkan pendapatan sebesar Rp341 triliun. Angka ini tidak hanya mencakup penjualan emas, tetapi juga hasil tambang lain seperti tembaga dan perak.

Selain itu, Freeport juga memberikan kontribusi dalam bentuk:

  • Pajak dan Royalti: Pemerintah Indonesia mendapatkan pendapatan besar dari pajak dan royalti yang dibayarkan Freeport.
  • Lapangan Kerja: Ribuan karyawan lokal bekerja di tambang ini, mulai dari divisi operasional hingga administrasi.
  • Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Freeport juga mendukung program-program sosial untuk masyarakat sekitar, termasuk pendidikan dan kesehatan.

Keselamatan Kerja di Tambang Freeport

Bekerja di tambang bawah tanah tentu bukan pekerjaan yang mudah. Ada banyak risiko yang harus dihadapi, mulai dari kecelakaan kerja hingga ancaman bencana alam. Tapi, Freeport menerapkan standar keselamatan kerja yang sangat tinggi.

Beberapa langkah yang dilakukan antara lain:

  1. Pelatihan Rutin: Semua karyawan mendapatkan pelatihan keselamatan kerja sebelum mereka mulai bekerja di tambang.
  2. Alat Pelindung Diri (APD): Setiap karyawan diwajibkan menggunakan APD seperti helm, sepatu khusus, dan masker.
  3. Sistem Pemantauan: Dengan teknologi canggih, setiap pergerakan di tambang bawah tanah dipantau untuk mengantisipasi potensi bahaya.

Dampak Sosial Tambang Freeport di Papua

Keberadaan tambang sebesar Freeport tentu membawa dampak besar bagi masyarakat sekitar, baik positif maupun negatif.

Dampak Positif

  1. Lapangan Kerja: Ribuan warga lokal Papua mendapatkan pekerjaan di tambang ini, baik langsung maupun tidak langsung.
  2. Infrastruktur: Freeport turut berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di Papua, seperti jalan, sekolah, dan fasilitas kesehatan.
  3. Program Pendidikan: Anak-anak muda Papua mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan melalui beasiswa yang disediakan Freeport.

Dampak Negatif

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa tambang ini juga menimbulkan sejumlah kontroversi, seperti isu lingkungan dan dampak sosial lainnya. Beberapa kelompok masyarakat mengkritik aktivitas tambang yang dianggap merusak ekosistem lokal.

Tambang Freeport: Antara Kontroversi dan Kebanggaan

Sejak awal keberadaannya, Freeport memang selalu menjadi topik yang penuh kontroversi. Ada pihak yang menganggap bahwa tambang ini lebih banyak menguntungkan pihak asing dibandingkan Indonesia. Namun, tidak sedikit pula yang melihat Freeport sebagai kebanggaan, karena telah mengharumkan nama Indonesia di dunia tambang internasional.

Menengok Megahnya Tambang Freeport Papua yang Hasilkan Rp341 Triliun/Tahun, Ternyata...

Tambang Freeport di Papua bukan hanya tambang emas biasa. Dengan teknologi canggih, kontribusi besar pada perekonomian, serta dominasi karyawan lokal, tambang ini menunjukkan potensi besar Indonesia di sektor tambang.

Namun, seperti halnya proyek besar lainnya, Freeport juga memiliki tantangan yang harus dihadapi. Ke depannya, diharapkan tambang ini bisa terus memberikan manfaat besar bagi Indonesia, baik dari segi ekonomi maupun pemberdayaan masyarakat lokal.

Jadi, tambang Freeport adalah bukti nyata bahwa Indonesia punya sumber daya alam yang luar biasa. Dan yang lebih penting, kita juga punya anak-anak muda yang siap mengelolanya dengan baik.

Baca juga: Mengaku Sedih, Begini Tanggapan Pak Suharji Pedagang Es Teh yang 'Dibecandain' Gus Miftah Saat Kajian

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150