Berita

Mengaku Sedih, Begini Tanggapan Pak Suharji Pedagang Es Teh yang 'Dibecandain' Gus Miftah Saat Kajian

Muhammad Fatich Nur Fadli 04 Desember 2024 | 09:28:31

Zona Mahasiswa - Nama Gus Miftah kembali menuai kritik pedas setelah aksinya menghina pedagang es saat ia menyampaikan dakwah di salah satu tempat kajian. Pedagang es yang diketahui bernama pak Suharji tersebut terpaksa menanggung malu serta rasa sedih mendalam saat pendakwah yang baru saja diangkat menjadi pejabat negara tersebut menghinanya di depan banyak manusia.

Baca juga: Polisi Bongkar Tipu Muslihat Agus Buntung, Pria Tanpa Tangan Perkosa 2 Gadis, Ternyata Ini Caranya

Dengan lantangnya Gus Miftah menyebut pak Suharji dengan sebutan ‘goblok’. Bagaimana tidak, nampak jelas pak Suharji yang tengah memanggul es teh di kepalanya tersebut menjadi pusat perhatian ratusan jamaah. Terlihat jelas raut wajah pak Suharji menahan malu dan menghela nafas panjang.

Kejadian di Tengah Kajian dan Respons dari Gus Miftah

Gus Miftah yang kini juga berstatus sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan menuai protes. Protes bermunculan setelah video Gus Miftah bicara kepada penjual es teh bakulan viral dianggap mengumpat.

Pada video tersebut Gus Miftah duduk memberikan ceramah di area pondok pesantren di Magelang, Jawa Tengah. Ulama yang identik dengan rambut gondrongnya itu, semula memanggil penjual es teh bakulan yang berjualan di antara para jamaah.

Usai Gus Miftah bicara itu, suara suara tawa dari orang-orang yang hadir terdengar. Ketika kamera beralih ke penjual es teh tersebut, terlihat perubahan ekspresi dari wajah bapak penjual es.

Tahu videonya viral dan dinilai mengumpat, Gus Miftah langsung meminta maaf. Dalam video permintaan maafnya, Rabu (4/12/2024), Gus Miftah menyampaikan permintaan maafnya secara langsung.

"Saya Miftah Maulana Habiburrahman, menanggapi yang viral hari ini. Pertama, dengan kerendahan hati saya meminta maaf atas kekhilafan saya. Saya memang sering bercanda dengan siapapun," ucap Gus Miftah.

"Oleh karena itu, atas candaan kepada yang bersangkutan saya akan meminta maaf secara langsung. Mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya," sambungnya.

Gus Miftah juga meminta maaf kepada masyarakat soal kegaduhan ini. Ini menjadi introspeksi untuk dirinya sebagai manusia.

"Kemudian yang kedua, saya juga minta maaf kepada masyarakat atas kegaduhan ini, yang merasa terganggu atas candaan saya, yang dinilai oleh masyarakat berlebihan. Untuk itu, saya juga minta maaf," kata Gus Miftah.

"Ini juga merupakan introspeksi bagi saya untuk lebih berhati-hati berbicara di depan publik dan masyarakat," tuturnya.

Ulama kelahiran Lampung, 5 Agustus 1981 itu mengaku sudah ditegur oleh Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya.

"Saya juga sudah ditegur oleh Bapak Seskab untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum," tutup Gus Miftah.

Tanggapan Sedih dari Pak Suharji

Setelah kejadian tersebut, wartawan berhasil menemui Pak Suharji untuk meminta tanggapannya. Dalam wawancara singkat, pria paruh baya itu mengungkapkan perasaan sedihnya akibat kejadian tersebut.

Nama Suharji, seorang penjual es teh, mendadak viral setelah menjadi bahan candaan dalam sebuah video yang melibatkan Gus Miftah. Di tengah ramainya kritik publik terhadap candaan tersebut, Suharji tetap menunjukkan sikap tabah dan menerima keadaan apa adanya.

“Saya di sana belum dapat rezeki, malah ada suara seperti itu di telinga saya. Saya terima apa adanya,” ungkap Suharji dengan tenang, merespons hinaan yang diterimanya dalam video yang kini tersebar luas di media sosial.

Suharji diketahui memilih berdagang es teh setelah mengalami cedera patah tulang saat bekerja di pemotongan kayu. Cedera itu membuatnya tak lagi mampu bekerja seperti dulu. Kini, ia berjualan untuk menafkahi istri dan dua anaknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Suharji dan keluarganya tinggal bersama mertuanya, menjalani kehidupan sederhana namun penuh perjuangan.

Kisah perjuangan Suharji juga menjadi perhatian pegiat media sosial, John Sitorus, yang membagikan ceritanya melalui akun X (sebelumnya Twitter). “Pak Suharji berjualan es teh karena cedera patah tulang tangan saat bekerja di pemotongan kayu. Dia berjuang menghidupi keluarganya, termasuk istri dan dua anaknya,” tulis John.

Dukungan dari Warganet

Insiden ini memicu perdebatan luas di media sosial. Banyak warganet yang menunjukkan empati kepada Pak Suharji, bahkan beberapa di antaranya menyarankan agar masyarakat lebih menghormati pedagang kecil seperti dirinya.

“Setiap orang punya perjuangannya sendiri. Kita nggak pernah tahu seberapa berat perjuangan seseorang untuk sekadar bertahan hidup,” tulis salah satu pengguna Twitter.

Beberapa warganet juga menyayangkan sikap Gus Miftah yang dinilai kurang bijaksana dalam menyampaikan candaan. Menurut mereka, seorang tokoh agama seharusnya menjadi teladan dalam menjaga ucapan, terlebih saat berada di ruang publik.

Pelajaran dari Insiden Ini

Kasus ini menjadi pengingat penting tentang bagaimana kata-kata, meskipun dimaksudkan sebagai candaan, dapat berdampak besar pada orang lain. Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini:

  1. Menghargai Setiap Pekerjaan
    Setiap pekerjaan, termasuk pedagang kecil seperti Pak Suharji, memiliki nilai yang harus dihormati. Apa yang dilakukan Pak Suharji adalah bentuk perjuangan untuk mencari nafkah dengan cara yang halal, dan ini seharusnya diapresiasi.
  2. Berhati-hati dalam Bertutur Kata
    Sebagai figur publik, Gus Miftah tentu memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat. Apa pun yang diucapkannya akan mendapatkan perhatian luas, sehingga penting baginya untuk selalu menjaga ucapan agar tidak menyinggung orang lain.
  3. Empati Terhadap Sesama
    Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih berempati terhadap perjuangan orang lain. Tidak semua orang memiliki kemewahan untuk hidup nyaman, dan mereka yang bekerja keras seharusnya mendapatkan dukungan, bukan candaan yang merendahkan.

Apa Selanjutnya?

Sejauh ini, Gus Miftah telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada publik. Namun, apakah permintaan maaf ini cukup untuk meredakan kekecewaan masyarakat, khususnya Pak Suharji?

Beberapa tokoh masyarakat menyarankan agar Gus Miftah menemui langsung Pak Suharji untuk meminta maaf secara pribadi. Menurut mereka, langkah ini akan menunjukkan ketulusan dan membantu meredakan konflik yang ada.

Sementara itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak memperkeruh suasana dengan komentar yang berlebihan. Sebaliknya, kasus ini bisa menjadi momentum untuk bersama-sama memperbaiki cara kita memandang dan menghargai sesama manusia.

Mengaku Sedih, Begini Tanggapan Pak Suharji Pedagang Es Teh yang 'Dibecandain' Gus Miftah Saat Kajian

Semoga insiden ini dapat menjadi pelajaran berharga, baik bagi Gus Miftah, masyarakat, maupun Pak Suharji sendiri. Dan bagi Pak Suharji, semoga ia mendapatkan lebih banyak dukungan dan penghargaan atas perjuangannya mencari nafkah dengan cara yang halal.

Baca juga: Sosok Mbah Melan, Guru Matematika Berumur 79 Tahun yang Mengajar Lewat Media TikTok dan Dapat Anugerah Guru Hebat dari Presiden

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150