Pilihan Editor

Ketika Dunia Tak Aman bagi Perempuan dan Ramai Tagar #PercumaLaporPolisi, Apa Harus Nunggu Viral?

Zahrah Thaybah M 16 Desember 2021 | 11:56:06

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Kekerasan seksual pada perempuan semakin merajalela. Seolah-olah satu kasus yang muncul memancing ribuan kasus lainnya. Ini menandakan jika dunia sudah tidak bisa lagi dikatakan aman bagi perempuan.

Seharusnya, mereka mempunyai tempat berlindung dari kejamnya dunia, justru sekarang orang-orang terdekat pun menyakitinya. Kemudian, selaras dengan itu, tagar #PercumaLaporPolisi pun ramai di berbagai media sosial. Apakah menunggu netizen ribut di media sosial?

Baca Juga: Meluasnya Predator Kampus dan Gerakan Mas Nadiem untuk Menumpaskannya

Sebagai Perempuan Harus Bagaimana?

Mahasiswi Semarang Dipaksa Dosen Berhubungan Seksual, Diancam Pakai Nilai  Halaman all - Kompas.com
Ilustrasi korban pelecehan seksual (Foto: Kompas Regional)

Berdasarkan data dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), dalam kurun waktu 12 tahun terakhir, kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia naik hingga 800%. Angka yang sangat fantastis dan jangan sampai semakin bertambah setiap tahunnya.

Kalau begini kan kita jadi bingung harus bagaimana. Apa semua harus latihan karate dan bawa senjata sebagai upaya untuk bela diri? Terkadang yang bikin geleng-geleng kepala adalah sudah berpakaian tertutup pun masih jadi korban kekerasan seksual. Mohon untuk kaum adam sebaiknya menahan nafsu dan pandangan.

Banyak yang bilang sebaiknya perempuan harus menutup tubuhnya serta memperbaiki pakaian, tapi kalau sudah melakukannya dan tetap dicabuli, berarti siapa yang salah? Miris sih.

Kemarin pun ramai jadi pembicaraan ustadz yang mencabuli santrinya hingga melahirkan. Dengan iming-iming bisa jadi polwan dan akan dibantu mengurus anaknya. Jujur, baca kronologi kasusnya bikin mual. Nggak habis pikir saja, ternyata ada manusia yang seperti itu.

Lalu, sebelumnya juga ada kasus mahasiswi Unsri yang mengalami pelecehan seksual oleh dosennya sendiri. Mahasiswi UB yang menenggak racun lantaran sudah lelah dapat teror dan kekerasan seksual dari kekasih dan keluarganya sendiri. Malahan menyuruhnya aborsi sebanyak dua kali. Parah.

Dari banyaknya kejadian tentang kekerasan dan pelecehan seksual, harus menunggu viral di media sosial dulu baru polisi lanjut mengusutnya. Ada dua kemungkinan kuat, polisi kurang cepat bertindak atau pelaku yang membungkam korban dengan ancaman. Menurut kalian yang mana?

Baca Juga: Perempuan Dilarang Pakai Tas Ransel, Tanda-Tanda ‘Keajaiban’ Dunia Apalagi Ini?

Soal #PercumaLaporPolisi

Mahasiswa Korban Pelecehan Seksual Dosen Unsri Bertambah - Kabar24  Bisnis.com
Ilsutrasi pelecehan seksual (Foto: Kabar 24)

Bahkan jika kita amati, polisi selalu kecolongan untuk mengusut masalah tersebut. Padahal mereka yang mengayomi masyarakat dan paling dekat dengan kasus kirminal semacam itu. Tapi, ya memang sempat ada beberapa kabar juga salah satu oknum polisi jadi tersangka kekerasan seksual.

Ini nih yang bikin masyarakat hilang respect kepada mereka. Sehingga, muncul tagar #PercumaLaporPolisi dan langsung jadi tranding topic di media sosial. Pada akhirnya, sekarang masyarakat punya persepsi mending lapor netizen, karena kekuatan jempol mereka mampu membuat polisi ambil langkah. Gimana kalau netizen menggantikan posisi bapak? Hehehe.

Hal tersebut terdengar hingga telinga Bapak Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo. Beliau menyampaikan jika seluruh kritik tersebut akan menjadi masukan agar Polri bisa mengevaluasi kinerjanya menjadi lebih baik lagi ke depannya. Semoga benar seperti itu ya pak.

Ketika Dunia Tak Aman bagi Perempuan dan Ramai Tagar #PercumaLaporPolisi, Apa Harus Nunggu Viral?

Itulah ulasan Mimin mengenai perempuan yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual, serta tagar #PercumaLaporPolisi yang jadi tranding topic.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti informasi seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan serta aktifkan notifikasinya ya. Sampai jumpa.

Baca Juga: Mahasiswa dan Predikat Impostor Syndrome

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150