Zona Mahasiswa - Pejuang akhir semester, merapat! Momen presentasi skripsi (atau Sempro) adalah penentu nasib. Kamu mungkin sudah begadang berbulan-bulan demi draft yang tebal, tapi ingat: 15 menit presentasi bisa jadi penentu segalanya.
Dosen penguji itu bukan musuh, tapi mereka punya standar kualitas yang tinggi. Nah, seringkali mahasiswa melakukan kesalahan sepele yang sayangnya, bikin dosen jadi 'ilfeel' (ilang feeling) atau bahkan langsung bad mood.
Mau tahu apa saja hal yang paling dibenci Dosen saat kamu presentasi? Simak 7 "Dosa Besar" yang wajib kamu hindari ini!
Baca juga: Baru Tahu! Ternyata Ini Bedanya Level Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi
1. Dosa Slide (PowerPoint) yang Bikin Pusing Tujuh Keliling
Analogi Dosen: "Saya mau menguji penelitian, bukan membaca novel di slide."
Ini adalah kesalahan paling klasik. Kamu menyalin hampir semua paragraf dari skripsimu ke dalam slide. Hasilnya? Slide penuh teks, font kecil, dan desain yang flat atau sebaliknya, terlalu ramai dan tidak profesional.
- Yang Dosen Benci: Full teks, warna kontras aneh (misalnya teks kuning di background putih), dan grafis yang blur (pecah).
- Trik Anti-Gagal: Gunakan metode 5/5. Maksimal 5 poin per slide, maksimal 5 kata per poin. Biarkan slide hanya berisi kata kunci, data penting, dan diagram yang ringkas. Sisanya, jelaskan secara lisan.
2. Penguasaan Materi Jiplak (Gak Paham Skripsi Sendiri)
Analogi Dosen: "Penelitian ini kamu yang buat, kenapa kamu malah bingung sendiri?"
Saat ditanya, jawabanmu justru melenceng, berbelit-belit, atau parahnya, bertentangan dengan data di skripsimu sendiri (Bab 4). Ini menunjukkan kamu hanya fokus pada proses penulisan formalitas, bukan pada esensi penelitian.
- Yang Dosen Benci: Gagal menjelaskan keterkaitan antara Rumusan Masalah (Bab 1), Metode Penelitian (Bab 3), dan Hasil (Bab 4/5). Jika kamu ditanya, "Kenapa pakai regresi logistik, bukan regresi linier?", dan kamu blank, tamat sudah.
- Trik Anti-Gagal: Jangan cuma hafal teks. Pahami alur logis skripsimu. Latih diri menjawab pertanyaan Why (Mengapa?), What (Apa?), dan How (Bagaimana?).
3. Terlalu Defensive (Bantah Dosen Habis-habisan)
Analogi Dosen: "Saya bukan menyerang pribadi kamu, saya menguji karya ilmiah kamu."
Dosen penguji itu punya jobdesc untuk mencari kelemahan (gap) di penelitianmu. Ketika dikritik, kamu malah terlihat ngotot atau cemberut. Sikap defensif ini sering bikin dosen naik darah.
- Yang Dosen Benci: Memotong ucapan dosen, menanggapi kritik dengan emosi, atau menjawab dengan dalih "Tapi ini kan sudah di-ACC Dosen Pembimbing!". Ini adalah red flag terbesar.
- Trik Anti-Gagal: Tunjukkan sikap terbuka dan akademis. Dengarkan kritiknya, catat, dan jawab dengan kalimat: "Terima kasih atas masukannya, Bapak/Ibu. Ini akan saya jadikan poin revisi untuk memperkuat penelitian ini."
4. Gaya Bicara Super Santai (Lupa Kaidah Ilmiah)
Analogi Dosen: "Ini sidang skripsi, bukan lagi ngobrol di kantin."
Meskipun kamu ingin terlihat santai dan tidak gugup, menggunakan bahasa yang terlalu gaul atau tidak akademis saat presentasi bisa menurunkan kredibilitasmu di mata Dosen.
- Yang Dosen Benci: Penggunaan kata-kata seperti "Gitu deh pokoknya", "Jadi, ya kayak...", atau sering mengucapkan "Emmm..." (filler words) karena tidak menguasai materi.
- Trik Anti-Gagal: Gunakan Bahasa Indonesia Baku dengan tempo bicara yang tenang dan jelas. Latih dirimu menjelaskan konsep ilmiah dan data menggunakan terminologi yang benar.
5. Meremehkan Hal Teknis (Gelar Dosen, Typo Fatal)
Analogi Dosen: "Jika hal sekecil gelar saja kamu salah, bagaimana saya bisa percaya dengan data besarmu?"
Kesalahan fatal (dan sering terjadi) adalah typo pada nama atau gelar Dosen Penguji/Pembimbing di slide pembukaan. Atau, salah menulis affiliation universitasmu sendiri. Ini bukan hanya masalah teknis, tapi menunjukkan ketidakcermatan dan kurangnya penghargaan terhadap Dosen.
- Yang Dosen Benci: Salah ketik gelar (misalnya "M.Kom" jadi "S.Kom."), atau lupa merapikan daftar pustaka yang ditampilkan di slide.
- Trik Anti-Gagal: Lakukan tiga kali proofread pada slide presentasimu. Minta temanmu ikut mengeceknya. Pastikan semua nama, gelar, dan angka penting sudah benar 100%.
6. Datang Terlalu Mepet dan Penampilan Seadanya
Analogi Dosen: "Penampilan mencerminkan kesiapan mental."
Telat datang atau baru set-up laptop 2 menit sebelum sidang dimulai? Itu sudah pasti mengurangi poin professionalism. Begitu juga dengan penampilan yang terlihat kurang rapi (dress code yang tidak dipenuhi).
- Yang Dosen Benci: Datang terlambat, lupa charge laptop, atau pakaian yang terkesan malas (misalnya kemeja lecek, sepatu kotor).
- Trik Anti-Gagal: Datang minimal 30 menit sebelum jadwal. Cek port proyektor, charge penuh baterai, dan kenakan pakaian formal (biasanya kemeja putih, bawahan hitam, dan jas almamater) yang rapi dan nyaman.
7. Terlalu Fokus Membaca Teks di Depan
Analogi Dosen: "Kamu yang menulis, harusnya kamu yang menceritakan, bukan membaca."
Membaca teks secara utuh dari slide atau dari kertas catatan di tangan menunjukkan dua hal: kurang penguasaan materi dan tidak percaya diri. Dosen ingin melihat kamu bercerita tentang penelitianmu, bukan sekadar membacakan.
- Yang Dosen Benci: Eye contact yang selalu tertuju ke slide atau kertas, sehingga mengabaikan audiens (terutama Dosen Penguji).
- Trik Anti-Gagal: Latihan public speaking. Gunakan kartu cue card kecil berisi poin-poin penting, bukan paragraf. Alihkan pandanganmu antara slide (sebagai panduan) dan Dosen Penguji (sebagai audiens).
Closing Statement: Sidang skripsi adalah ujian kualitas ilmiah dan mental. Hindari 7 dosa di atas, dan kamu sudah selangkah lebih maju menuju predikat LULUS yang gemilang! Good luck!
Baca juga: Disuruh Dosen Cari Jurnal Sinta 3 ke Atas Tapi Nggak Tahu Sinta Itu Apa
Komentar
0

