Zona Mahasiswa - Pencari kerja, mari merapat! Kamu sudah melalui sesi tanya jawab yang sengit, sukses memukau interviewer dengan skill dan pengalamanmu. Jantungmu mulai tenang, seolah kemenangan sudah di depan mata.
Tiba-tiba, interviewer menutup sesi dengan pertanyaan pamungkas: "Apakah Anda punya pertanyaan untuk kami?"
NAH! Jangan sampai kamu merusak seluruh performa brilianmu dengan jawaban yang salah atau pertanyaan yang ilfeel di momen krusial ini. Pertanyaan terakhir ini bukan formalitas, tapi tes terakhir untuk melihat seberapa besar ketertarikan, inisiatif, dan risetmu terhadap perusahaan.
Baca juga: Baru Tahu! Ternyata Ini Bedanya Level Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Berikut adalah 4 "Dosa Besar" yang wajib kamu hindari saat sesi interview mau selesai!
1. Dosa Pertama: Jawab "Tidak Ada Pertanyaan"
Kenapa Dosen/HRD Ilfeel: Jawaban "Tidak ada" terdengar seperti kamu pasif dan kurang tertarik. Ini memberi kesan bahwa kamu tidak bersemangat untuk belajar lebih dalam tentang pekerjaan, tim, atau masa depan perusahaan. Dosen/HRD akan berpikir, "Kalau dia tidak mau bertanya, berarti dia tidak benar-benar peduli."
- Contoh Jawaban Fatal: "Tidak ada, Pak/Bu. Semuanya sudah jelas. Terima kasih."
- Efeknya: Nilai inisiatifmu langsung anjlok, seolah kamu hanya "menggugurkan kewajiban" dalam wawancara.
2. Dosa Kedua: Bertanya Soal Gaji dan Benefit di Momen yang Salah
Kenapa Dosen/HRD Ilfeel: Menanyakan gaji sebagai pertanyaan pertama di akhir sesi, terutama jika belum ada diskusi sama sekali, memberi kesan bahwa kamu hanya fokus pada uang. Perusahaan ingin kandidat yang peduli pada kontribusi, bukan sekadar kompensasi.
- Contoh Pertanyaan Fatal: "Berapa gaji yang akan saya terima, dan berapa lama jatah cuti saya per tahun?"
- Trik Anti-Gagal: Topik gaji harus diserahkan kepada interviewer atau disimpan untuk tahap negosiasi berikutnya. Jika kamu terpaksa harus bertanya, fokuskan pada nilai (misalnya: "Mengingat kualifikasi saya, berapa kisaran gaji untuk posisi ini di perusahaan ini?") dan JANGAN pernah menjadikannya pertanyaan pertama.
3. Dosa Ketiga: Pertanyaan yang Jawabannya Ada di Website
Kenapa Dosen/HRD Ilfeel: Ini menunjukkan kamu malas riset atau tidak mendengarkan penjelasan mereka. Jika kamu menanyakan visi, misi, atau deskripsi pekerjaan dasar yang sudah terpampang jelas di situs resmi perusahaan, itu menunjukkan kurangnya profesionalisme dan persiapan.
- Contoh Pertanyaan Fatal: "Perusahaan ini bergerak di bidang apa ya, Pak/Bu?" atau "Apa saja tugas utama di posisi [Nama Posisi]?"
- Trik Anti-Gagal: Ajukan pertanyaan yang spesifik dan strategic (strategis). Tunjukkan bahwa kamu sudah riset.
- Contoh Positif: "Saya melihat perusahaan Anda berencana meluncurkan produk X tahun depan. Bagaimana posisi ini akan berkontribusi langsung pada kesuksesan peluncuran tersebut?"
- Contoh Positif: "Setelah 6 bulan bekerja, indikator kesuksesan apa yang biasanya digunakan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja posisi ini?"
4. Dosa Keempat: Memohon atau Terlalu Desperate
Kenapa Dosen/HRD Ilfeel: Meskipun kamu sangat menginginkan pekerjaan itu, bersikap memohon berlebihan di akhir interview akan membuatmu terlihat putus asa (desperate), bukan profesional. Perusahaan mencari kandidat yang bernilai, bukan yang paling butuh pekerjaan.
- Contoh Tindakan Fatal:
- Mengulang-ulang kalimat: "Tolong, Pak/Bu, saya sangat butuh pekerjaan ini. Saya jamin akan bekerja keras."
- Mengeluh tentang kondisi pekerjaan sebelumnya atau kesulitan finansial pribadi.
- Trik Anti-Gagal: Jaga profesionalisme sampai akhir. Tunjukkan antusiasme dan apresiasi, bukan keputusasaan.
Kunci Emas Menutup Interview
Momen terakhir adalah kesempatanmu untuk meninggalkan kesan yang kuat. Ketika interviewer bertanya, "Apakah Anda punya pertanyaan untuk kami?", gunakan momen itu dengan cerdas:
- Selalu Ajukan Minimal 2 Pertanyaan Spesifik: (Lihat Dosa Ketiga).
- Tanyakan Tentang Culture Tim: "Bagaimana budaya kerja tim [Nama Divisi] secara spesifik?"
- Tanyakan Next Step: Setelah selesai bertanya, akhiri dengan pertanyaan mengenai proses selanjutnya.
- Contoh: "Terima kasih atas waktu dan penjelasannya. Setelah tahap wawancara ini, apa langkah selanjutnya dalam proses rekrutmen?"
Terakhir, tutup dengan senyum tulus dan kalimat apresiasi: "Saya sangat mengapresiasi waktu Bapak/Ibu. Saya benar-benar antusias dengan kesempatan ini dan berharap bisa segera bergabung."
SELAMAT! Kamu sudah menghindari jebakan akhir interview dan meningkatkan peluang diterima!
Baca juga: Disuruh Dosen Cari Jurnal Sinta 3 ke Atas Tapi Nggak Tahu Sinta Itu Apa
Komentar
0

