Zona Mahasiswa - Bab 2 atau Tinjauan Pustaka seringkali jadi "jebakan batman" buat mahasiswa. Karena isinya teori dan definisi, banyak yang tergoda buat jalan pintas: CTRL+C dan CTRL+V dari skripsi kakak tingkat atau blog sembarangan.
Hasilnya? Tulisan jadi "belang-bentong" (font beda-beda), alurnya nggak nyambung, dan yang paling parah: Skor Turnitin Merah Merona! Dosen pembimbing yang teliti bisa langsung tahu mana tulisan hasil mikir dan mana hasil copas cuma dari sekali baca.
Padahal, bikin Bab 2 yang bersih, elegan, dan mengalir itu ada seninya. Kamu nggak perlu jadi sastrawan, cukup kuasai teknik Sintesis dan Struktur.
Baca juga: Heboh! Abah Aos Sebut Kopiah Hitam Haram Bagi Pemimpin, Wajib Pakai Merah Putih
Yuk, simak cara ngerjain Landasan Teori biar kelihatan profesional dan original!
1. Buat "Peta Konsep" Dulu, Jangan Asal Ngetik
Kesalahan utama: Langsung buka Word dan mengetik definisi variabel pertama yang ketemu di Google. Big No!
Tulisan yang elegan punya struktur yang runtut, biasanya mengikuti pola Segitiga Terbalik (Umum ke Khusus).
- Grand Theory (Payung Besar): Mulai dari teori induknya. (Misal: Manajemen Pemasaran).
- Middle Range Theory: Masuk ke konsep yang lebih spesifik. (Misal: Perilaku Konsumen).
- Applied Theory (Variabel): Baru masuk ke definisi variabelmu. (Misal: Keputusan Pembelian).
Kenapa harus begini? Biar tulisanmu punya "Storyline". Dosen melihat kamu paham akar ilmunya, bukan cuma tahu kulitnya.
2. Teknik "Sintesis" (Ini Kunci Anti-Copas!)
Ini rahasia para penulis jurnal. Jangan bikin paragraf yang isinya cuma daftar kutipan ("Menurut A...", paragraf baru "Menurut B...", paragraf baru "Menurut C..."). Itu namanya Klipping, bukan Skripsi.
Tulisan elegan itu melakukan Sintesis (Penggabungan intisari).
- Cara Kuno (Klipping):
"Menurut Kotler (2020), Pemasaran adalah A. Menurut Swastha (2019), Pemasaran adalah B. Menurut Tjiptono (2021), Pemasaran adalah C." (Membosankan & Terdeteksi Plagiasi). - Cara Elegan (Sintesis):
"Pemasaran memiliki berbagai definisi. Kotler (2020) menekankan pada aspek A, sejalan dengan Tjiptono (2021) yang menyoroti aspek C. Namun, Swastha (2019) menambahkan perspektif B. Berdasarkan pandangan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pemasaran adalah proses gabungan A, B, dan C..."
👉 Hasilnya: Kamu menciptakan definisi baru (simpulan) dengan bahasamu sendiri. Ini 100% orisinal dan Turnitin-proof!
3. Baca 3 Sumber, Tutup Buku, Tulis Ulang
Masih bingung cara parafrase? Pakai teknik 3-Close-Write.
- Baca: Baca definisi dari 3 ahli berbeda tentang satu variabel.
- Tutup: Tutup buku atau tab browser-mu. Jangan mengintip.
- Tulis Ulang: Tuliskan apa yang kamu pahami dari 3 definisi tadi menggunakan bahasa santai (bahasa sendiri) di kertas coretan.
- Formalkan: Ubah bahasa santai tadi menjadi bahasa baku akademik di Word.
Logikanya: Saat kamu menulis dengan ingatanmu sendiri, struktur kalimatnya pasti berbeda dari aslinya, tapi maknanya tetap sama.
4. Pastikan "Benang Merah" Antar Paragraf 🧵
Tulisan hasil copas biasanya terasa "lompat-lompat". Tulisan yang elegan punya Kalimat Penyambung (Bridge Sentence).
- Contoh Transisi:
- "Setelah memahami definisi X, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya..."
- "Selain faktor internal, variabel Y juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu..."
Transisi ini membimbing Dosen membaca dari poin A ke poin B dengan mulus. Rasanya seperti membaca novel yang flow-nya enak.
5. Relevansi: Jangan Asal Tebal!
Dosen benci Bab 2 yang tebalnya 50 halaman tapi isinya "sampah" (nggak relevan).
- Prinsipnya: Jika kamu membahas teori X, kamu harus jelaskan di akhir sub-bab: "Apa hubungan teori ini dengan penelitianmu?"
- Contoh Kalimat Penutup Sub-bab:
"Dalam konteks penelitian ini, Teori X digunakan sebagai landasan untuk mengukur indikator kepuasan pelanggan di PT Maju Mundur..."
Ini menunjukkan bahwa kamu menaruh teori itu ada tujuannya, bukan cuma buat menuh-menuhin halaman.
Tips Tambahan Biar Makin Rapi:
- Gunakan Mendeley/Zotero: Jangan ngetik daftar pustaka manual. Aplikasi ini bikin sitasi dan daftar pustaka rapi otomatis dan konsisten.
- Cek Tahun Referensi: Usahakan buku/jurnal maksimal 10 tahun terakhir (kecuali teori klasik/Grand Theory). Referensi jadul bikin skripsimu terlihat "basi".
- Format Konsisten: Cek Heading, Sub-heading, dan spasi. Mata Dosen itu jeli, format yang berantakan menandakan ketidakeriusan.
Intinya: Bab 2 itu adalah pondasi rumahmu. Kalau pondasinya dari hasil curian (copas) dan nggak rapi, gimana mau bangun atap (Bab 4) yang kokoh? Kerjakan dengan mindset sintesis, bukan salin-tempel!
Semangat ngetik, pejuang skripsi!
Baca juga: Siswa Sekolah Jepang Mencuri di Bali, Pihak Sekolah Meminta Maaf dan Akan Evaluasi Sistem Belajar
Komentar
0

