Zona Mahasiswa - Dunia pendidikan tinggi Indonesia tengah berduka dan harus menghadapi kenyataan pahit. Dalam kurun waktu satu minggu, dua mahasiswa berpulang di tengah masa studi mereka, dan keduanya diduga kuat mengakhiri hidup dengan melompat dari gedung kampus.
Duka pertama datang dari Universitas Udayana (Unud) dengan kepergian Timothy Anugerah Saputra (FISIP) pada Rabu (15/10/2025). Hanya berselang dua hari, duka serupa menyelimuti UIN Raden Mas Said Surakarta dengan meninggalnya Hanna Putri (Psikologi).
Baca juga: Pesta Seks Sesama Jenis di Hotel Surabaya: 34 Pria Bugil Diamankan Polisi
Meskipun latar belakang kasus keduanya berbeda—Timothy diduga menjadi korban perundungan (bullying), sementara Hanna memiliki riwayat Bipolar dan gangguan kecemasan—tragedi beruntun ini memicu sorotan tajam. Pengamat pendidikan menilai, rentetan kasus ini menandakan lemahnya kepekaan dan sistem dukungan di lingkungan kampus.
Lemahnya Kepekaan, Terutama dari Sesama Mahasiswa
Pengamat pendidikan dari Center of Curriculum for Social Change Studies, Edi Subkhan, menilai bahwa kepekaan kampus terhadap masalah kesehatan mental dan korban bullying masih sangat kurang. Menurutnya, pihak yang paling strategis untuk mendeteksi masalah ini adalah sesama teman mahasiswa.
“Sebenarnya, di kampus, pihak yang paling dapat melihat dan merasakan sesama mahasiswa bermasalah secara psikis adalah sesama teman. Karena mereka relatif intensif bertemu, relatif dekat dari sisi bahasa, usia, juga aktivitas sehari-hari,” tutur Edi Subkhan.
Namun, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang ini menyayangkan bahwa tidak semua mahasiswa peka. Alih-alih memberikan dukungan yang tepat, respons yang keliru justru bisa memperparah tekanan psikis yang dialami korban.
Sementara itu, dosen dan pihak kampus seringkali memiliki jarak dengan mahasiswa. “Dosen dan pihak kampus secara umum karena ada jarak, maka relatif kurang tahu, kecuali memang relasinya dekat dengan mahasiswa,” kata Edi. Ia mengakui, tidak semua dosen punya waktu, karakter, atau keterampilan yang bisa membuat mahasiswa nyaman untuk mendekat dan menceritakan masalahnya.
Solusi Kampus: Kampanye Anti-Bullying dan Keterampilan Komunikasi
Untuk memutus rantai tragis ini, Edi Subkhan menyarankan kampus harus bergerak cepat dan serius:
- Kampanye Anti-Bullying Wajib Ditingkatkan: Kampus harus secara masif mengadakan kampanye anti-bullying. Walaupun sudah menjadi kesadaran pemerintah, implementasi di lapangan masih terbentur banyak hal.
- Edukasi Pengenalan Masalah Psikis: Mahasiswa perlu diajak untuk mengenali masalah psikis, baik yang menimpa diri sendiri maupun teman. Memahami teori adalah langkah awal agar mereka peka dan mampu merespons problem psikis dengan tepat.
- Keterampilan Komunikasi Dukungan: Mahasiswa perlu dibekali keterampilan komunikasi untuk dapat menenangkan psikis, dan diberikan tips-tips untuk mencegah tindakan destruktif.
Secara spesifik untuk kasus bullying, Edi menekankan pentingnya sosialisasi ancaman sanksi yang tegas bagi pelaku. Jika bullying sampai berujung pada bunuh diri korban, kampus harus punya kebijakan dan alur investigasi yang jelas, serta memastikan sanksi yang setimpal jatuh kepada pelaku.
Implementasi Aturan yang Harus Diseriusi
Secara regulasi, pemerintah sudah menyediakan payung hukum melalui Permendikbudristek Nomor 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT). Masalahnya, menurut Edi, terletak pada implementasi.
“Yang diperlukan adalah kejelasan dan ketegasan implementasi secara operasional di kampus, yakni yang memudahkan mahasiswa mengetahui dan mengakses layanan tersebut,” tegas Edi.
Hampir semua kampus di Indonesia sebenarnya sudah memiliki layanan konseling dan psikolog. Edi Subkhan menyimpulkan, infrastruktur sudah ada, tinggal operasionalnya yang perlu dioptimalkan.
Tragedi Timothy dan Hanna harus menjadi wake-up call terakhir. Kampus perlu segera menutup celah kepekaan dan memprioritaskan kesehatan mental mahasiswa di atas segala tuntutan akademik, sebelum korban berjatuhan lagi.
Komentar
0

