Pilihan Editor

Cerita Mistis di Balik Tragedi 98 Kampus Trisakti

Nisrina Salsabila 22 Februari 2022 | 19:16:16

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Gimana kabarnya hari ini? Semoga baik dan sehat selalu ya. Sans balik lagi nih dengan cerita horor yang pastinya bakal bikin kalian penasaran. Kali ini Sans akan membawa kalian ke Kampus Pahlawan Reformasi alias Universitas Trisakti.

Kampus ini berdiri pada tanggal 29 Desember 1965 melalui Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 014 tahun 1965 yang ditandatangani oleh Dr. Sjarif Thajeb. Lahirnya kampus ini tak luput dari peristiwa dihancurkannya Universitas Respublika pada tahun 1965 yang dianggap terlibat dalam gerakan Partai Komunis Indonesia.

Bukan hanya itu saja, universitas ini juga dipenuhi berbagai macam peristiwa yang terjadi pada tahun 90-an. Salah satunya adalah peristiwa tragedi 12 Mei 1998 yang mengakibatkan empat mahasiswa Kampus Trisakti gugur.

Kampus Trisakti memiliki banyak kisah menarik yang dapat dikulik, mulai dari sejarahnya, dinamika perkuliahan hingga terselip cerita mistis. Salah satunya adalah sosok fenomenal di balik tragedi tersebut tentang hantu 12 Mei 1998.

Nah, biar Sobat Zona nggak penasaran dengan sosok mistis di balik tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti. Yuk, Sans mulai ceritanya. Eits, jangan lupa untuk matikan lampu dan aktifkan mode horornya supaya lebih seru! Selamat membaca.

Hari itu bertepatan dengan peringatan peristiwa yang terjadi pada 12 Mei 1998. Mahasiswa beserta civitas akademik memperingati peristiwa bersejarah itu dengan menabur bunga di kampus Trisakti.

Begitu pula Bayu dan Lina yang sudah siap dengan pakaian serba hitam, lengkap dengan taburan bunga yang dibawanya. Peristiwa yang terjadi puluhan tahun tersebut, merupakan momen yang nggak bisa dilupakan oleh mahasiswa dan jajaran kampus lainnya.

Mengulas balik mengenai tragedi pada 12 Mei 1998 telah menggugurkan empat mahasiswa Trisakti. Tentunya peristiwa memilukan tersebut akan selalu terkenang dikalangan mahasiswa.

Bayu yang memakai kacamata hitam berdiri di samping Lina, menyaksikan taburan bunga yang dilakukan beberapa mahasiswa lain. Suasana haru kian melengkapi acara tersebut.

Sampai rasanya Lina merasakan perasaan yang sedikit ganjal. Dia yang sedari tadi menundukkan kepala tiba-tiba mendongak dan menoleh ke kanan dan kirinya. Lina memperhatikan setiap mahasiswa yang berada di tempat itu. Bayu yang menyadari gelagat aneh Lina, akhirnya menanyakan keadaannya.

"Hei, lo kenapa celingukan sih?" bisik Bayu.

"Hmm? Eng..enggak gue merinding aja sih tiba-tiba," sahut Lina seraya menujukkan bulu kuduknya yang sudah berdiri.

"Jangan aneh-aneh lo, masih siang juga," balasnya.

"Kagak, ini serius Bay," ujar Lina dengan meyakinkan Bayu.

Ucapan Lina tersebut membuat Bayu sedikit berpikir dan menoleh ke arah sekitarnya. Memang, kala itu masih siang bolong tapi cuacanya mendung berbeda dari hari sebelumnya.

"Sepertinya sebentar lagi turun hujan, balik ke fakultas masing-masing ya," kata salah satu civitas akademik.

"Oke pak," sahut mahasiswa dengan serentak.

Bayu dan Lina berjalan mengikuti katingnya menuju gedung Fakultas Ekonomi. Saat menyusuri jalan menuju fakultas tersebut, terdengar sayup-sayup cerita legendaris tentang mahasiswa Ekonomi yang ikut gugur dalam peristiwa 12 Mei 1998.

Mereka membicarakan urban legend hantu 12 Mei yang katanya ada di gedung Fakultas Ekonomi. Bayu yang nggak mau percaya dengan cerita mistis belaka, menarik lengan Lina dan menyalip mahasiswa yang sedang bercerita.

"Dah lah nggak usah dengerin cerita kayak gitu, lagian kita yang hampir 2 tahun kuliah di sini aman-aman aja, ye kan?" ujar Bayu.

"Ya iya sih, tapi katanya emang ada cerita hantu itu," ucap Lina.

"Apaan sih, kagak usah percaya sama yang begituan namanya musyrik kali," balasnya.

"Serah elu dah," kata Lina sembari menarik kemeja hitam temannya.

Sebelumnya, mereka berdua berencana duduk di lantai atas gedung untuk melihat momen penaburan bunga sekaligus menyaksikan pemandangan yang menyegarkan mata.

Namun, karena mendung dan takut turun hujan, Lina dan Bayu pindah ke ruangan kelas yang berada di lantai atas. Lina duduk sebelah jendela dengan menyaksikan dari atas mahasiswa lain yang masih menaburkan bunga pada empat mahasiswa yang gugur puluhan tahun lalu.

Dengan mata sedikit sayu, Lina perlahan diam dan tiba-tiba meneteskan air mata. Bayu yang masih berada di ambang pintu terkejut melihat temannya.

"Lah mewek, kenapa?" tanya Bayu.

"Gapapa kok, cuman sakit aja liat perjuangan mereka dulu sampe akhirnya harus gugur," jawab pelan Lina.

Bayu menepuk pelan bahu Lina, menenangkan sohibnya itu. Mereka berdua diam membisu menyaksikan momen mengharukan tersebut.

Nggak berlangsung lama, Lina dan Bayu mulai berbincang membahas hal lainnya. Di tengah-tengah canda tawa mereka, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.

Tap.. Tap..

"Siapa tuh?" bisik pelan Lina.

"Sssttt!" ucap Bayu seraya mengarakan jari telunjuk ke mulutnya.

Lina menggeleng ke arah Bayu. Menatap ambang pintu yang berada di ujung ruangan kelas. Perlahan tapi pasti suara langkah kaki itu makin mendekat.

DEG!

Kriet..

Sontak suara pintu mengagetkan Bayu dan Lina.

"Anj*r," batin keduanya.

Mereka menatap ke arah pintu seorang mahasiswa berjalan menunduk ke arah salah satu kursi. Anehnya, pakaian yang ia gunakan sangat unik, khas jaman 90-an.

Nggak mau berpikir terlalu jauh, Lina dan Bayu mengacuhkan mahasiswa tersebut. Mereka sesekali mencuri pandang melihat mahasiswa yang sedari masuk diam tak berkutik. Karena suasana sangat canggung, Bayu memutuskan untuk menyapa mahasiswa tersebut.

"Halo, anak Ekonomi angkatan berapa nih? Kenalin gue Bayu, ini temen gue Lina," sapa Bayu sembari mengulurkan taangannya.

Bukannya mendapat respon baik, malah Bayu dicuekin. Lina melihat mahasiswa tersebut tanpa ekspresi alias tatapannya kosong dan wajahnya sedikit pucat. Ia pun langsung menyeret paksa Bayu.

"Apa sih Lin?! Orang mau kenalan juga malah ditarik," gerutunya.

"Lo gak liat tuh mukanya asem banget nggak ada ekspresi gitu, galau kali anaknya," tutur Lina.

Lantas Bayu diam memandangi mahasiswa itu lagi. Kali ini, ia mengalah dan membiarkan mahasiswa tersebut berdiam sendiri di sana.

Nggak terasa, waktu menunjukkan pukul 5 sore. Sehabis ini magrib, namun mereka berdua masih asyik saling curhat di kelas itu dan ditemani seorang mahasiswa yang entah siapa namanya.

Tanpa mendengar suara langkah kaki, seniornya tiba-tiba menghampiri mereka dan menyuruhnya untuk kembali ke lantai bawah. Baik Lina dan Bayu pun heran dengan kating tersebut.

"Kak kenapa nggak boleh di sini? Orang kita cuma ngobrol doang gak aneh-aneh kok," kata Bayu menjelaskan pada katingnya.

"Iya tau, abis ini magrib dek buruan lah ke lantai bawah," perintah sang kating.

"Apa sih kak, aneh banget deh," gerutu Lina.

"Oke! Kalau kalian masih mau di sini ntar gue aduin ke akademik. Mau lo?" ancam kating.

"Idih cuma duduk doang elah," rayu Bayu.

"Cepet! Gue itung 1-3 kalau masih di sini beneran gue aduin, gue telpon langsung detik ini juga," katanya.

"Iye bentar napa," rengek Bayu.

Mereka bertiga jalan meninggalkan ruangan. Posisinya, Lina jalan beriringan dengan Bayu, sementara kating itu berada di belakang mereka. Awalnya mereka menggap bahwa kating itu takut Bayu dan Lina akan kabur tapi ternyata...

TAK!!

"Lah ngapain lampunya dimatiin kak? Tuh masih ada orang di sana," kata Bayu.

Ssstt..

BRAK!!

Kating tersebut berjalan perlahan tanpa menjawab pertanyaan dari Bayu. Sementara kedua adik tingkatnya itu membuntuti dari belakang.

Dengan penuh keheranan, Bayu dan Lina saling melempar tatapan satu sama lain. Mereka berbisik di belakang katingnya.

Setelah keluar beberapa langkah, kating itu membuka mulutnya dan menjelaskan siapa mahasiswa yang ada dalam ruangan tadi.

"Gini, dengerin baik-baik. Itu bukan orang, tapi emang mahasiswa sini," terangnya.

"HAH?!" teriak mereka berdua dengan melongo.

"Ssstt.. Dia mahasiswa yang gugur pas peristiwa 12 Mei 98," jelas kating.

"Kak serius!!!" teriak Bayu menegaskan.

Kating itu membenarkan sembari menganggukkan kepala. Bayu dan Lina seketika membisu hingga rasanya kaki mereka mati rasa.

Namun, rasa penasaran Bayu kembali datang hingga dirinya menoleh perlahan ke arah ruangan tadi. Dia menghitung dalam hati mempersiapkan diri.

Satu... dua.. tiga.

DEG!!

AAKKHHH!!!

Bayu lari terbirit-birit seraya menarik tangan Lina.

Hosh.. hosh..

Nafas Bayu jadi nggak beraturan, dia membungkuk dengan masih terengah-engah. Sementara Lina yang juga terengah menepuk pundak temannya.

"Apa sih lo tiba-tiba lari, kalau ntar gue jantungan gimane?" gerutu Lina.

"Iii-itu tadi.. Coba deh lo noleh ke ruangan tadi," perintah Bayu.

Lina menoleh dengan kasar, matanya melotot menganga memperhaikan mahasiswa tadi.

DEG DEG!!

Jantungnya seakan mau copot melihat mahasiswa berbaju putih lusuh penuh darah menatap kearahnya. Masih dengan tatapan kosong, berdiri di depan pintu ruangan.

"LARI!!!"

AAKKHH Tolongg!!!

Teriak Lina yang langsung lari menuju anak tangga lantai bawah. Begitu pula dengan katingnya yang segera menyusul mereka.

Wajah mereka bertiga sangat pucat hingga nggak mampu berkata lagi. Mereka masih membayangkan hantu 12 Mei tersebut. Pikirannya terlalu kalut melihat penampakan hantu itu. Bayu dan Lina langsung menuju parkiran tanpa memperdulikan katingnya.

Brem..

Bayu menyalakan mesin mobilnya disusul dengan Lina yang sigap duduk ke kursi depan. Mereka berdua hanya diam membisu hingga sampai di kosan masing-masing.

Setibanya di kosan, mereka membicarakan penampakan mahasiswa yang katanya terlibat peristiwa memilukan pada tahun 1998 tersebut. Rasanya makin merinding jika mengingatnya, sampai-sampai cerita mereka berdua menjadi pembicaraan hangat mahasiswa lain. Sementara Bayu dan Lina masih takut jika melewati ruangan itu hingga mereka sering lari jika berada di sana.

Cerita Mistis di Balik Tragedi 98 Kampus Trisakti

Hmm, entah ada yang percaya atau nggak dengan cerita di atas. Bagaimana menurut Sobat Zona, pernah mengalami kejadian serupa seperti Bayu dan Lina? Kalau ada, boleh nih sharing sama Sans tentang cerita horor yang ada di kampus kalian. Yuk, tulis di kolom komentar. Sampai jumpa.

Baca Juga: Penampakan Hantu Kuntilanak di Jembatan Merah Teksas UI

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150