zonamahasiswa.id - Halo Sobat Zona. Gimana kabarnya? Semoga baik dan sehat selalu ya. Mimin mau tahu nih, skripsi kalian sudah sampai bab akhir atau masih stag di bab satu? Ternyata banyak lho mahasiswa yang masih stay di bab satu, apalagi di bagian rumusan masalah.

Rumusan masalah sering kali diperdebatkan oleh dosen. Sering kali pula mahasiswa tidak tahu alasan rumusan masalahnya dicoret pembimbing. Agar kalian tahu alasannya, Mimin akan memberi ulasan tentang penyebab rumusan masalah dicoret pembimbing. Yuk, simak ulasannya!

Baca Juga: Penting! Jangan Pakai Warna Baju Ini Saat Interview Kerja, Bakal Dipantau HRD

Kalimat Tidak Singkat

Rumusan Masalah merupakan sebuah pertanyaan yang mencari sebuah jawaban lewat pengumpulan data dan penelitian. Di mana penelitian tersebut dapat dilakukan berdasarkan tingkat eksplanasinya.

Berdasarkan Pro Thesis Writer, rumusan masalah seharusnya merupakan tulisan singkat dan tidak bertele-tele. Nah, banyak mahasiswa akhir yang salah dalam menulis rumusan masalah karena terlalu panjang. Bahkan, banyak pula yang terlalu bertele-tele.

Sobat Zona, jika menulis rumusan masalah pastikan bahwa kalian memakai kalimat yang singkat dan to do point. Hal ini akan mempermudah kalian dalam menjawab rumusan masalah di bab-bab berikutnya.

Tidak Menggunakan Kalimat Tanya

Sobat Zona, perlu kalian tahu bahwa dalam membuat rumusan masalah seharusnya menggunakan kalimat tanya. Kalian dapat memakai 5W+1H lho untuk membuatnya. Bila kalian tidak menggunakan kalimat tanya pada rumusan masalah, pastinya nanti tidak ada yang perlu dijawab di pembahasan.

Jadi pastikan kalian menggunakan kalimat tanya pada rumusan masalah. Hal ini dapat mempermudah kalian dalam menemukan topik atau tema penelitian lho Sobat Zona.

Contohnya saja sebagai berikut:

• Apa saja dampak positif dan negatif dari e-commerce?
• Bagaimana pengaruh pendekatan STEAM pada materi teknologi ramah lingkungan kelas IX?
• Apa permasalahan yang peserta didik hadapi di era revolusi 4.0?
• Bagaimana pengaruh kemampuan guru IPA SMP 1 Sidodadi dalam mengembangkan kemampuan literasi sains peserta didik?
• Bagaimana pengaruh penggunaan e-modul kimia terhadap keterampilan sains peserta didik?

Baca Juga: Calon Mahasiswa Wajib Tahu! 5 Skill Ini Bisa Kalian Dapat Setelah S2 lho

Masalah Sulit Dipecahkan

Fakta selanjutnya adalah masalah yang kalian gunakan sulit untuk dipecahkan. Ternyata banyak lho rumusan masalah yang dicoret karena hal ini. Setiap kali dosen membaca rumusan kalian, mereka akan memikirkan penyelesaian permasalahan tersebut sudah tepat atau belum.

Banyak sekali masalah yang ternyata tidak bisa diselesaikan secara ilmiah, terutama penyelesaian yang sesuai dengan bidang keilmuan Sobat Zona. Jadi pastikanlah masalah yang kalian rumuskan mudah untuk dipecahkan dan sesuai dengan jurusan keilmuan.

Tidak Merumuskan Latar Belakang

Terakhir rumusan masalah tidak merumuskan latar belakang. Penyebab rumusan masalah dicoret pembimbing satu ini memang sering terjadi saat membuat skripsi. Kok bisa Min? Bisa dong, karena banyak lho mahasiswa yang membuat rumusan masalah tanpa melihat latar belakang terlebih dahulu.

Padahal rumusan masalah seharusnya sudah tercover dengan latar belakang. Mereka saling berkaitan dan tidak bisa berdiri sendiri. Dalam latar belakang penelitian seharusnya sudah membahas permasalahan yang akan diangkat oleh peneliti.

Sementara, dalam rumusan masalah Sobat Zona hanya perlu menyingkat kembali permasalahan yang sudah dibahas di latar belakang. Pembimbing akan langsung mencoret rumusan masalah kalian juga tidak sesuai dengan penjabaran di latar belakang.

Wajib Tahu! Inilah Penyebab Rumusan Masalah Dicoret Pembimbing

Itulah ulasan Mimin tentang penyebab rumusan masalah dicoret pembimbing. Ternyata masalah seperti itu bisa jadi penyebabnya, ya?

Semoga ulasan ini bermanfaat untuk Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti informasi seputar perkuliahan dan mahasiswa, serta aktifkan notifikasinya.

Baca Juga: Siap-Siap! Inilah 7 Profesi yang Akan Digantikan Robot