
Zona Mahasiswa - Kamu mungkin pernah dengar mitos: jangan pernah menanyakan gaji duluan saat wawancara kerja. Katanya, itu bisa bikin kamu terlihat mata duitan atau tidak profesional. Tapi, apakah benar begitu?
Baca juga: Ini Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Berbagai Sumber dengan APA Style
Mitos bahwa menanyakan gaji duluan itu tabu sebenarnya sudah mulai usang. Di era informasi ini, di mana kandidat dan perusahaan punya akses lebih banyak data, membicarakan gaji secara terbuka di waktu yang tepat justru menunjukkan beberapa hal positif dari dirimu:
- Kamu Proaktif dan Peduli: Menunjukkan bahwa kamu peduli dengan kompensasi, yang merupakan bagian penting dari sebuah pekerjaan.
- Kamu Sudah Riset: Kalau kamu menanyakan gaji dengan cara yang cerdas, itu bisa mengindikasikan bahwa kamu sudah melakukan riset tentang pasar dan posisi tersebut.
- Menghindari Pemborosan Waktu: Membahas gaji di awal (dengan cara yang tepat) bisa menyaring ketidaksesuaian ekspektasi dan menghemat waktu kedua belah pihak jika ternyata range gajinya jauh berbeda.
Namun, ada satu hal yang penting untuk diingat: Jangan pernah menanyakan gaji sebagai pertanyaan pertama atau di awal-awal wawancara. Prioritaskan untuk memahami peran, tanggung jawab, dan bagaimana kamu bisa berkontribusi pada perusahaan terlebih dahulu.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Menanyakan Gaji?
Memilih waktu yang tepat sangat krusial. Ini beberapa skenario:
- Ketika Pewawancara Menyinggungnya Duluan: Ini adalah waktu terbaik! Jika pewawancara menanyakan ekspektasi gajimu, itu berarti mereka sudah siap untuk membicarakannya. Gunakan kesempatan ini untuk memberikan rentang gaji hasil risetmu atau menanyakan kisaran yang mereka tawarkan.
- Di Akhir Wawancara, Saat Kamu Diberi Kesempatan Bertanya: Biasanya, di akhir wawancara, pewawancara akan bertanya, "Apakah ada pertanyaan dari Anda?" Ini adalah momen yang pas. Setelah kamu memahami peran dan perusahaan lebih dalam, kamu bisa menanyakan tentang kompensasi.
- Contoh Pertanyaan yang Halus:
- "Terima kasih atas penjelasannya mengenai posisi ini. Berdasarkan diskusi kita hari ini, saya sangat tertarik dengan peran ini dan potensi kontribusi saya. Bisakah Anda memberikan gambaran mengenai kisaran kompensasi atau paket benefit yang menyertai posisi ini?"
- "Saya sudah memiliki pemahaman yang baik tentang tanggung jawab pekerjaan. Bolehkah saya tahu apakah ada rentang gaji yang sudah ditetapkan untuk posisi ini?"
- "Saya sangat tertarik dengan kesempatan ini dan visi perusahaan. Untuk memastikan ekspektasi saya sejalan, apakah ada informasi mengenai struktur kompensasi dan tunjangan yang bisa dibagikan?"
- Contoh Pertanyaan yang Halus:
- Setelah Wawancara Pertama, Menjelang Wawancara Selanjutnya (Jika Belum Dibahas): Jika kamu lolos ke tahap wawancara berikutnya dan belum ada pembahasan gaji, kamu bisa menanyakan kisarannya kepada perekrut (HR) yang mengontakmu. Ini untuk memastikan kamu tidak membuang waktu jika range gajinya memang tidak sesuai. Namun, tetap lakukan dengan sopan.
Bagaimana Cara Menyiapkan Diri Sebelum Menanyakan Gaji?
Kunci keberhasilan dalam membicarakan gaji adalah persiapan.
- Lakukan Riset Gaji Mendalam (Wajib Mutlak!):
- Cari tahu kisaran gaji standar untuk posisi yang kamu lamar. Gunakan platform seperti JobStreet, LinkedIn, Glassdoor (meskipun lebih ke global, bisa jadi referensi), atau tanya koneksi/senior di industri yang sama.
- Pertimbangkan lokasi geografis (gaji di Jakarta tentu beda dengan di Malang, East Java, Indonesia), ukuran perusahaan, dan industri (startup vs. korporat besar).
- Sesuaikan dengan pengalaman dan kualifikasi yang kamu miliki. Seorang fresh graduate tentu beda dengan yang berpengalaman 5 tahun.
- Setelah riset, kamu akan punya rentang angka yang realistis di pikiranmu, misalnya Rp 5 juta - Rp 7 juta per bulan.
- Pikirkan "Nilai" Dirimu:
- Apa skill unik yang kamu miliki? Apa pengalaman yang relevan? Bagaimana kamu bisa memberikan kontribusi nyata kepada perusahaan?
- Gaji adalah penghargaan atas nilai yang kamu bawa. Semakin jelas nilai yang kamu tawarkan, semakin kuat posisimu dalam negosiasi.
- Tentukan Angka Minimum dan Idealmu:
- Tentukan gaji minimal yang bisa kamu terima (walk-away point).
- Tentukan gaji ideal yang kamu harapkan.
- Rentang yang kamu sampaikan saat wawancara harus berada di atas angka minimummu dan mendekati angka idealmu.
Apa yang Harus Dihindari Saat Menanyakan Gaji?
- Menjadikan Gaji Satu-satunya Fokus: Jangan membuat kesan bahwa kamu hanya peduli uang. Tekankan minatmu pada peran, perusahaan, dan peluang pertumbuhan.
- Memberikan Angka Tunggal di Awal: Selalu berikan rentang (misalnya, "di kisaran Rp 6 juta hingga Rp 7,5 juta"). Ini menunjukkan fleksibilitas dan bahwa kamu sudah riset.
- Menyebut Gaji Lamamu Tanpa Konteks: Jika ditanya gaji sebelumnya, kamu bisa memberikannya, tetapi selalu sertai dengan mengapa kamu mencari peningkatan (misalnya, "Gaji saya sebelumnya Rp 5 juta, namun untuk posisi dengan tanggung jawab ini dan peluang pengembangan yang ada, saya mengharapkan di kisaran Rp 7 juta").
- Menjawab "Terserah Perusahaan": Ini membuatmu terlihat tidak punya ekspektasi atau tidak yakin dengan nilai dirimu. Perusahaan ingin tahu apakah ekspektasimu realistis.
- Terlalu Agresif atau Menuntut: Jaga nada bicara tetap profesional dan sopan. Negosiasi gaji adalah diskusi, bukan ultimatum.
Boleh Nggak Sih Nanya Gaji Waktu Interview Kerja? Ini Dia Jawabannya!
Menanyakan gaji saat wawancara kerja bukanlah hal yang tabu. Justru, dilakukan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang cerdas, itu bisa menjadi tanda profesionalisme dan persiapan yang baik. Kamu memiliki hak untuk mengetahui kompensasi yang akan kamu terima sebagai balasan atas waktu, skill, dan kontribusi yang kamu berikan.
Jadi, jangan ragu lagi. Lakukan riset, persiapkan jawabanmu, dan ketika momennya tiba, bicarakanlah gaji dengan percaya diri dan profesional. Good luck!
Baca juga: Mahasiswa Harus Ngerti! Gini Cara Skripsian Tanpa Harus Bingung Mulai dari Mana
Komentar
0