Horor

Si Cantik Fitri, Penunggu Ruang CLDS Fakultas Hukum UII

Dinik Afrianingsih 15 November 2021 | 20:07:54

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Sans balik lagi nih lebih cepat dari biasanya, soalnya udah banyak yang nggak sabar sama cerita selanjutnya. Nah, kali ini Sans masih stay di UII Yogyakarta.

Seperti yang Sobat Zona tahu, UII Yogyakarta merupakan perguruan tinggi swasta tertua di Indonesia. Kampus yang dibangun pada tahun 1945 memiliki berbagai kisah mistis di dalamnya selain kamar 308A di rusunawa selatan kampus tersebut.

Kisah mistis lainnya adalah tentang si cantik Fitri yang terkenal sebagai penunggu ruang CLDS di Fakultas Hukum UII. Sobat Zona nggak penasaran dengan si cantik Fitri, penunggu ruang CLDS Fakultas Hukum UII. Yuk, Sans mulai ceritanya! Sebelum itu jangan lupa untuk matikan lampu dan aktifkan mode horornya, agar lebih seru! Selamat membaca!

Hari itu, BEM Fakultas Hukum UII tengah mempersiapkan kegiatan seminar yang akan diikuti oleh seluruh mahasiswa fakultas tersebut. Sela, salah satu panitia yang bertugas sebagai sie acara tersebut tampak pasrah saat memasuki ruang BEM.

Ia juga menampakkan raut wajah yang lelah. Bahkan teman-temannya pun merasa kasihan pada gadis itu. Lalu, Wahyu sang ketua BEM mendatanginya sambil menepuk bahu.

"Kenapa? Kok lemes sih, Sel," tanyanya.

"Menurutmu aku harus ketawa gitu? Udah capek. Mbok ya kamu tahu aku ini takut kalau harus ngurus acara di CLDS. Kok ya kamu malah nyuruh jadi sie acara sih!" Wahyu hanya meringis saat Sela ngomel.

Bukannya apa, tapi CLDS itu terkenal horor. Bahkan ia sudah sering merasakan hawa negatif saat memasuki ruangan tersebut.

"Mau gimana lagi, Sel? Nggak ada satupun yang mau jadi penanggung jawab sie acara. Jadi aku milih kamu, soalnya wajah-wajahmu kayak pingin banget dipilih," jelas Wahyu dengan wajah watados.

Sementara, Sela semakin geram sambil mendelik kepada pemuda itu.

"Heh! setan. Nggak usah geer deh!" marahnya.

"Bujug buset slow aja kali neng, nggak usah ngegas. Nggak ada penolakan ya, udah H-1. Mau diganti siape?"

"Pokoknya, kalau aku sampai kenapa-kenapa, kamu tak gentayangin. Titik nggak pakek koma," seru Sela sambil berlalu meninggalkan Wahyu.

"Lho, emang kowe arep mati?" tanya Wahyu melihat Sela yang pergi berlalu.

Kemudian Wahyu pun berlari menyusul Sela. Gimanapun juga ia khawatir dengan wanita berjilbab maroon tersebut. Ia juga mengajak Angga dan Rini yang merupakan adik tingkatnya menyusul Sela.

Sementara itu, Sela lupa dengan rasa takutnya terhadap CLDS yang konon ada penunggunya. Ia terus berjalan sambil menggerutu dan menghentakkan kakinya. Tanpa sadar ia sudah di depan ruangan tersebut.

Gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri, melihat suasana yang sepi. Ia merasa Wahyu dan kedua temannya mengikuti di belakang. Tapi, kok tiba-tiba ia sendirian sih?

Jantungnya berdegup kencang. Ia menelan ludahnya susah payah karena tenggorokan terasa kering. Tangannya mulai bergetar sambil memegang ganggang pintu. Perlahan ia membuka pintu coklat dihadapannya.

Krieet...

Suasana ruangan gelap gulita. Ia melangkahkan kakinya sambil merapalkan doa-doa di juz amma. Tanggannya meraba-raba mencari saklar lampu dengan perasaan campur aduk.

"Ya Allah ampuni Sela yang tadi sudah marah-marah ke Wahyu. Tolong lindungi hamba Ya Allah," gumamnya sambil menatap ke sekeliling ruangan kosong itu.

Tiba-tiba Sela melihat sekelebat bayangan putih di dekat podium. Melihat itu ia semakin ketakutan, pikiran negatif bercokolan di benaknya. Sambil menahan tangis ia menggumamkan doa-doa penyelamat hidup.

"Tenang, Sela. Itu bukan apa-apa, tenangkan dirimu. Ora usah wedi, iku dudu demit," ucapnya pada diri sendiri.

Akhirnya Sela berhasil menemukan saklar yang ia cari. Namun, sesuatu yang tidak biasa terjadi.

Blamm...

"BANGSAT! KAGET ANJ***," suara teriakan Sela menggema ke seluruh ruangan.

Dilihatnya pintu CLDS tertutup. Lalu, Sela mendekatinya secara perlahan dan memanggil-manggil Wahyu yang mungkin saja menjahilinya.

"Yu, nggak usah aneh-aneh deh. Iki ora lucu," katanya sambil ketakutan.

Ceklek...

"Sugeng dalu, Mbak Sella," sapa seorang perempuan cantik dengan pakaianan layaknya mahasiswi.

"Su-sugeng d-dalu," jawab Sela terbata-bata.

Ia menatap perempuan cantik tersebut dari atas ke bawah. Tapi, ada sesuatu yang janggal dari sosok tersebut. Seingatnya tak ada mahasiswa secantik itu di fakultasnya.

'Cantik banget, bang***,' gumamnya.

Perempuan cantik itu mendekati Sela dengan menjulurkan tangannya, bermaksud mengajak Sela berkenalan. Sela hanya menatap juluran tangan itu tanpa menggubrisnya.

"Mb-mbak siapa?" tanya Sela yang dijawab senyum oleh perempuan itu. Ia langsung berjalan mundur hingga terjatuh ke belakang.

"Sialan!" Ia mengaduh kesakitan.

Entah kenapa suasana di CLDS semakin menakutkan dan bulu kuduknya merinding. Sedangkan, perempuan cantik di depannya menatap tajam seperti pandangan benci.

"Mb-mbak kenapa?" tanyanya ketakutan.

Tiba-tiba tangan perempuan itu menjulur ingin mencekek Sela. Sementara Sela, semakin bergerak mundur hingga punggungnya menempel ke tembok CLDS yang dingin. Ia sudah tak bisa kemana-mana lagi. Sementara perempuan itu juga semakin dekat dengannya.

'Mati aku,' pikirnya sambil menutup mata.

Saat itu lampu ruangan berkedip-kedip dengan tirai yang bergerak sendiri. Sela semakin pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya. Tangan perempuan itu pun mulai terasa mencekik lehernya. Ia mulai merasa sulit bernafas karena cekikan itu.

"Akh... akh... to-tolong," pintanya pada siapapun.

Suaranya semakin melemah dengan cekikan yang semakin terasa keras. Hingga akhirnya sebuah dobrakan keras terdengar oleh Sela. Ia menatap pintu CLDS terbuka dan menampakkan sosok yang ia kenal. Wahyu dan kedua adik tingkatnya ada di sana, menatapnya khawatir.

Sementara itu, Wahyu merasa khawatir setelah mendengar teriakan Sela di ruang CLDS sendirian. Bahkan ia semakin takut temannya itu kenapa-napa saat mendengar suara Sela seperti tercekik. Namun, apa yang Wahyu lihat tidak seperti yang dipikirkannya.

Sela duduk sendirian menyender dinding sambil berteriak seperti orang tercekik. Ia memperhatikan sekeliling ruangan CLDS pun tak ada siapa-siapa. Lalu, apa yang terjadi pada gadis itu? Rini yang melihat Wahyu kebingungan pun menjelaskan bahwa mungkin Sela saat ini ada dalam pengaruh Fitri si penunggu CLDS.

Mendengar penjelasan sang adik tingkat pun, Wahyu langsung membawa Sela keluar dari ruangan itu. Ia pun berjanji tak akan membiarkan sang teman pergi sendiri lagi, terutama ke ruang CLDS tempat si cantik Fitri berada.

Si Cantik Fitri, Penunggu Ruang CLDS Fakultas Hukum UII

Sobat Zona juga pernah ketemu dengan hantu seperti si Fitri di kampus? Sharing sama Sans yuk! Oh iya, kira-kira kampus mana lagi nih yang harus Sans kunjungi untuk menceritakan kisah horor selanjutnya? Tulis di komentar ya.

Baca Juga: Misteri Kamar 308A Rusunawa UII

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150