zonamahasiswa.id - Beredar di media sosial momen seekor monyet diselamatkan oleh pekerja tambang karena terjebak di area lumpur. Nampak monyet tersebut digendong oleh pekerja tambang kemudian menjauh dari kubangan lumpur tersebut.
Baca juga: Civitas Akademika FK Unair Lakukan Aksi Penolakan Pencopotan Profesor Budi Santoso sebagai Dekan
Dari keterangan yang didapatkan, disebutkan bahwa monyet itu diduga terpisah dari kawanannya lalu tersesat di site tambang.
Disebutkan juga lokasi tambang itu berada di Kalimantan Timur (Kaltim). Namun tak dijelaskan secara rinci nama kotanya.
Netizen yang melihat unggahan itu lantas ramai memberikan tanggapan mengenai dugaan rusaknya habitat monyet tersebut.
Rekaman Video Viral di Media Sosial
Rekaman Video yang viral di media sosial memperlihatkan seorang petugas Tambang tengah menyelamatkan hewan tersebut yang terjebak di area Tambang yang berlumpur.
Setelah berhasil diselamatkan, terlihat Monyet tersebut begitu lemas dan terlihat hanya sedikit bergerak ketika direkam oleh seseorang.
Video itu diunggah akun @selebgramtambang. Dari keterangannya, disebutkan bahwa monyet itu diduga lagi terpisah dari kawanannya lalu tersesat di site tambang.
Melihat unggahan tersebut, netizen memberikan tanggapan yang bernada iba dan juga kasihan terhadap nasib primata tersebut.
Para netizen mengatakan bahwa habitat atau tempat tinggal dari Monyet bahkan hewan lainnya sudah dirusak oleh manusia.
Terlalu banyak lahan dan hutan yang merupakan habitat para hewan dirusak hanya dibuat untuk menjadi lahan Tambang dan juga perkebunan.
Bahkan netizen menyalahkan bahwa pertamabangan terebut yang membuat Monyet dan hewan lainnya harus menderita.
Dikatakan juga dari seorang netizen yang mempertanyakan orang-orang respect dari kejadian tersebut, padahal yang salah adalah mereka yang membuka lahan Tambang tersebut.
"Mau respect sama video ini? Sejak kapan ngerusak lingkungan jadi pahlawan." tulis akun @_waah***
Banyak sekali komentar yang menyayangkan kejadian tersebut, dan berharap untuk menghentikan untuk merusak habitat hewan.
"Kasian banget... Semoga segera pulih... Habibat mereka sedikit demi sedikit tergerus, dulu itu rumah mereka, skrg bak neraka yang bisa saja mengambil nyawa mereka..." tulis akun @hasan***.
"manusia bener bener mengerikan nyesel jadi manusia pen jadi trumbu karang aja," tulis akun @rest***
"JUSTRU PERTAMBANGAN LAH YG MENYEBABKAN MONYET ITU MENDERITA KARNA RUMAH MEREKA SUDAH TIADA," tulis netizen lainnya kesal.***
Kerusakan Lingkungan Akibat Tambang dan Pembabatan Hutan di Kalimantan Makin Memprihatinkan
Pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan dan penebangan pohon di Kalimantan telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Sebagai pulau terbesar di Indonesia, Kalimantan telah menjadi pusat kegiatan pertambangan yang masif selama beberapa dekade terakhir. Aktivitas pertambangan yang luas dan tidak terkendali telah mengakibatkan pencemaran lingkungan yang parah serta memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap ekosistem alam dan masyarakat setempat.
Kali ini kita akan membahas pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan di Kalimantan.
1. Pencemaran Udara: Salah satu dampak yang paling terlihat dari pertambangan adalah pencemaran udara. Aktivitas penambangan batubara dan emisi dari kendaraan dan mesin yang digunakan dalam proses tersebut menghasilkan gas beracun seperti sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan partikel-partikel debu yang berbahaya. Polusi udara ini dapat menyebabkan masalah pernapasan, penyakit pernafasan, dan bahkan kematian pada manusia dan hewan. Pencemaran udara juga dapat merusak tanaman dan hutan, mengurangi kualitas tanah, dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
2. Pencemaran Air: Aktivitas pertambangan juga menyebabkan pencemaran air yang serius. Pembuangan limbah pertambangan yang tidak terkendali dan penggunaan bahan kimia seperti merkuri dan sianida dalam proses pengolahan logam dapat mencemari sungai dan sumber air permukaan. Pencemaran ini dapat merusak ekosistem air, meracuni ikan dan makhluk air lainnya, dan berdampak buruk pada kesehatan manusia yang menggunakan air tersebut untuk minum dan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, pencemaran air juga mengganggu pertanian, merusak habitat air, dan mengurangi ketersediaan air bersih bagi masyarakat setempat.
3. Deforestasi: Aktivitas pertambangan di Kalimantan juga telah menyebabkan deforestasi yang luas. Hutan-hutan yang berfungsi sebagai habitat bagi beragam flora dan fauna telah dihancurkan untuk memberikan ruang bagi pertambangan. Penebangan pohon yang besar dan pembakaran hutan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Deforestasi juga berkontribusi terhadap perubahan iklim global dengan melepaskan karbon yang tersimpan di dalam pohon ke atmosfer.
4. Kerusakan Ekosistem: Ekosistem yang kompleks di Kalimantan mengalami kerusakan serius akibat aktivitas pertambangan. Pencemaran, deforestasi, dan perusakan habitat mengancam kelangsungan hidup berbagai spesies hewan dan tumbuhan, termasuk spesies yang terancam punah. Ketika ekosistem terganggu, interaksi antarorganisme terganggu, rantai makanan terputus, dan keselarasan alam rusak.
5. Dampak Sosial: Aktivitas pertambangan tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada masyarakat setempat. Banyak masyarakat adat yang kehilangan tanah mereka akibat ekspansi pertambangan, yang menyebabkan kerugian ekonomi dan kehilangan identitas budaya mereka. Selain itu, penambang yang bekerja dalam kondisi yang berbahaya dan tidak memadai sering menghadapi masalah kesehatan dan keselamatan yang serius. Dampak sosial ini menciptakan ketidakadilan dan ketegangan dalam masyarakat.
Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan di Kalimantan merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian segera. Penting bagi pemerintah, perusahaan tambang, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam menerapkan praktik pertambangan yang ramah lingkungan, melindungi hutan yang tersisa, dan meminimalkan dampak negatif pada komunitas setempat.
Langkah-langkah seperti penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang baik, perlindungan hutan yang ketat, dan kompensasi yang adil kepada masyarakat setempat dapat membantu mengurangi dampak negatif pertambangan terhadap lingkungan di Kalimantan.
Kerusakan Lingkungan Akibat Tambang Batu dan Pembabatan Hutan yang Berkontribusi Terhadap Bencana Banjir
Selain masalah umum yang dihadapi oleh aktivitas pertambangan di Kalimantan, penambangan batu dan penebangan hutan juga menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan dan berkontribusi pada sering terjadinya bencana banjir di daerah tersebut. Berikut adalah beberapa dampak yang perlu diperhatikan:
1. Hilangnya Penyerapan Air: Hutan di Kalimantan memiliki peran penting dalam menyerap air hujan dan memperlambat aliran air ke sungai-sungai. Namun, dengan adanya tambang batu dan pembabatan hutan yang tidak terkendali, luas hutan berkurang drastis. Sebagai akibatnya, kemampuan alamiah hutan untuk menyerap dan menyimpan air berkurang, yang menyebabkan aliran air hujan menjadi lebih cepat menuju sungai-sungai. Hal ini meningkatkan risiko banjir saat terjadi hujan deras, karena aliran air tidak dapat diserap dan dipertahankan oleh hutan yang sudah tidak ada lagi.
2. Erosi Tanah dan Lumpur: Aktivitas tambang batu dan pembabatan hutan dapat menyebabkan erosi tanah yang serius. Ketika lapisan tanah yang melindungi permukaan terganggu, air hujan akan mengalir dengan cepat melintasi lahan yang terbuka, membawa tanah longsor dan lumpur ke sungai-sungai. Lumpur ini dapat menyumbat aliran sungai, mempersempit saluran air, dan menyebabkan genangan air yang berlebihan. Ketika hujan deras terjadi, terjadilah banjir yang parah, dengan air yang meluap ke pemukiman dan lahan pertanian, merusak infrastruktur dan merugikan penduduk setempat.
3. Peningkatan Debit Air Sungai: Penghilangan vegetasi dan penggalian lahan untuk tambang batu serta pembabatan hutan juga berdampak pada peningkatan debit air sungai. Ketika hutan yang melindungi aliran air dihilangkan, air hujan langsung mencapai sungai tanpa hambatan. Hal ini menyebabkan peningkatan tiba-tiba debit air sungai, yang dapat menyebabkan sungai meluap dan banjir yang tak terkendali. Peningkatan jumlah air yang masuk ke sungai juga dapat menyebabkan banjir bandang yang sangat berbahaya dan merusak.
4. Hilangnya Habitat Hewan: Tambang batu dan pembabatan hutan juga berdampak pada kerusakan habitat hewan. Banyak spesies satwa liar yang menghuni hutan Kalimantan menjadi terancam punah karena kehilangan habitat mereka. Selain itu, hilangnya hutan juga mengganggu jalur migrasi hewan dan mengurangi ketersediaan pakan alami mereka. Dampak ini tidak hanya merugikan keanekaragaman hayati, tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
Seekor Monyet Diselamatkan Petugas Tambang di Kaltim Usai Terjebak di Area Lumpur, Netizen: Stop Rusak Habitat Mereka!
Masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan dan penebangan hutan di Kalimantan merupakan tantangan besar yang harus segera diatasi. Dampak negatif yang ditimbulkan tidak hanya merusak ekosistem dan meningkatkan risiko bencana seperti banjir, tetapi juga mengancam kehidupan masyarakat setempat.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca juga: Dukung Mahasiswa Bayar Kuliah Pakai Pinjol Jika Kesulitan Ekonomi, Menko PMK: Kenapa Tidak?
Komentar
0