Berita

Potret Aksi Demo Mahasiswa 'Indonesia Gelap' Tolak Efisiensi Anggaran dan 13 Tuntutan Lain yang Ditujukan ke Pemerintah

Muhammad Fatich Nur Fadli 18 Februari 2025 | 10:17:43

Zona Mahasiswa - Jakarta kembali menjadi saksi aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh berbagai elemen mahasiswa. Bertajuk "Indonesia Gelap", demo ini digelar di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2/2025). Aksi ini diikuti oleh banyak kelompok mahasiswa, salah satunya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).

Baca juga: Orasi Kholid Miqdar Bakar Semangat Masyarakat: Jepang Dulu Jajah Kita, Juga Membangun…

Koordinator Aksi BEM UI, Muhammad Rafid Naufal Abrar, mengatakan bahwa sasaran utama dari unjuk rasa ini adalah Istana Negara. Mereka menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas berbagai kebijakan yang dinilai merugikan rakyat serta meresahkan masyarakat.

Latar Belakang Aksi Indonesia Gelap

Menurut Rafid, kondisi negara saat ini semakin memburuk akibat kebijakan-kebijakan yang dianggap sewenang-wenang. Oleh karena itu, mahasiswa merasa perlu turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi rakyat.

Dalam aksi ini, mahasiswa tidak hanya membawa tuntutan terkait pendidikan dan kesejahteraan sosial, tetapi juga isu-isu politik dan kebijakan publik yang mereka anggap menyimpang dari kepentingan rakyat.

13 Tuntutan Mahasiswa dalam Aksi Indonesia Gelap

Mahasiswa yang tergabung dalam aksi "Indonesia Gelap" mengajukan 13 tuntutan kepada pemerintah, di antaranya:

  1. Ciptakan pendidikan gratis, ilmiah, dan demokratis serta batalkan pemangkasan anggaran pendidikan.
    • Mahasiswa menuntut agar anggaran pendidikan tidak dipotong, karena pendidikan yang layak adalah hak setiap warga negara.
  2. Cabut proyek strategis nasional dan wujudkan reforma agraria sejati.
    • Proyek strategis nasional (PSN) dianggap merampas hak rakyat dan tidak berpihak kepada masyarakat kecil.
  3. Tolak revisi Undang-Undang Minerba.
    • Mahasiswa berpendapat bahwa revisi ini akan membungkam kritik dari kampus dan akademisi.
  4. Hapuskan multi fungsi ABRI.
    • Keterlibatan militer dalam urusan sipil dinilai menghambat demokrasi dan menciptakan represi.
  5. Sahkan Rancangan Undang-Undang Masyarakat Adat.
    • Perlindungan hukum bagi masyarakat adat harus diperjelas, terutama terkait hak atas tanah dan budaya.
  6. Cabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025.
    • Kebijakan ini dianggap mengancam sektor pendidikan dan kesehatan.
  7. Evaluasi total program makan bergizi gratis.
    • Mahasiswa menilai program ini harus dievaluasi agar benar-benar tepat sasaran dan tidak hanya menjadi alat politik.
  8. Realisasikan anggaran tunjangan kinerja dosen.
    • Kesejahteraan akademisi perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi.
  9. Desak presiden mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) perampasan aset.
    • Mahasiswa menuntut regulasi yang lebih ketat dalam pemberantasan korupsi.
  10. Tolak revisi Undang-Undang TNI, Polri, dan Kejaksaan.
    • Revisi ini dinilai memperlemah pengawasan terhadap aparat dan menguatkan impunitas mereka.
  11. Efisiensi dan rombak Kabinet Merah Putih.
    • Mahasiswa menilai banyak pejabat yang tidak bertanggung jawab dan boros anggaran.
  12. Tolak revisi peraturan Dewan Perwakilan Rakyat tentang tata tertib.
    • Revisi ini dianggap dapat meningkatkan kesewenang-wenangan DPR.
  13. Reformasi Kepolisian Republik Indonesia.
    • Mahasiswa menuntut reformasi total untuk menghilangkan budaya represif dan meningkatkan profesionalisme aparat kepolisian.

Ketegangan di Tengah Aksi: Demonstrasi Berakhir Ricuh

Demo yang awalnya berlangsung tertib, berubah menjadi ricuh ketika massa aksi mulai melempar botol plastik, kayu, dan sampah ke arah aparat kepolisian. Ketegangan semakin meningkat saat seorang polisi menggunakan toa untuk meminta massa membubarkan diri karena waktu telah menunjukkan pukul 18.00 WIB.

"Kami meminta agar para massa aksi tidak menunjuk-nunjuk ke arah kami, tidak melempar barang," ujar salah satu polisi dari toa.

Namun, imbauan ini justru dibalas dengan sorakan dari massa aksi. Salah seorang mahasiswa bahkan menantang pernyataan polisi tersebut.

"Apa larangannya untuk menunjuk-nunjuk? Tidak ada larangan bagi kami jika untuk menunjuk," ujar seorang demonstran melalui mikrofon.

Di tengah aksi tersebut, kepulan asap hitam pekat membumbung tinggi akibat pembakaran ban oleh peserta aksi. Situasi ini semakin memperkeruh suasana dan memperlihatkan eskalasi ketegangan antara massa aksi dan aparat keamanan.

Respon Pemerintah dan Kelanjutan Aksi

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah terkait tuntutan mahasiswa dalam aksi "Indonesia Gelap". Namun, mahasiswa menegaskan bahwa mereka akan terus melakukan aksi di berbagai daerah jika pemerintah tidak segera merespons dan menindaklanjuti tuntutan mereka.

"Aksi ini bukan yang terakhir. Jika pemerintah tetap membiarkan kondisi negara semakin memburuk, kami akan terus turun ke jalan dan mengajak lebih banyak masyarakat untuk bergabung," ujar Bagas Wisnu, Jenderal Lapangan Aksi Indonesia Gelap.

Aksi ini menunjukkan bahwa mahasiswa masih memiliki semangat juang dalam memperjuangkan hak rakyat dan mengawal jalannya pemerintahan agar tetap berjalan sesuai prinsip demokrasi dan keadilan sosial.

Potret Aksi Demo Mahasiswa 'Indonesia Gelap' Tolak Efisiensi Anggaran dan 13 Tuntutan Lain yang Ditujukan ke Pemerintah

Itulah laporan lengkap mengenai aksi demonstrasi "Indonesia Gelap" yang dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Bagaimana menurut kalian? Apakah aksi ini akan berdampak besar terhadap kebijakan pemerintah?

Baca juga: Sempat Dikira Siluman! Begini Pengakuan Pemilik Anak Babi Bermata Satu yang Viral di NTT, Ternyata…

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150