zonamahasiswa.id – Halo, Sobat Zona! Belakangan ini di media sosial kita familiar dengan kata “ghosting” akibat suatu kasus yang menarik perhatian hampir seluruh Indonesia. Hal ini erat kaitannya dengan hubungan dua orang yang semakin dekat, namun karena satu dan lain hal, ada pihak yang tersakiti karena tindakan yang dilakukan salah satu dari mereka.

Sebenarnya, apa sih sebenarnya ghosting itu? Simak penjelasan yang akan Mimin paparkan yuk!

Baca Juga: Inilah 5 Zodiak yang Terkenal Paling Sombong, Apakah Sobat Zona Termasuk?

Apa Itu Ghosting?

Ghosting adalah istilah yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti “berbayang” dalam bahasa Indonesia. Dalam sebuah hubungan diartikan sebagai sikap menjauh atau menghilang secara tiba-tiba dalam sebuah hubungan tanpa adanya kejelasan yang pasti dalam hubungan tersebut.

Bagi orang yang melakukannya, aksi ini adalah jalan keluar yang cepat dan mudah dalam menghindari sebuah hubungan, entah sudah merasa bosan dengan pasangannya, ragu, dan lain sebagainya.

Namun, bagi korbannya, hal ini akan terasa menyakitkan dan bertanya-tanya apa yang salah dengannya. Bahkan beberapa yang korban dari tindakan ini merasa sedih berkepanjangan, memiliki rasa tidak percaya diri, dan bahkan takut untuk memulai hubungan yang baru.

Beberapa psikolog ada yang mengatakan bahwa rasa sakit yang diakibatkan oleh tindakan ini sama sakitnya dengan luka fisik. Waah, serem juga ya efek dari tindakan ini.

Ketika tindakan ghosting memiliki efek seperti itu, lalu apa yang menjadi alasan seseorang melakukan ghosting?

Alasan Seseorang Melakukan Ghosting

Melansir dari Tribunnews dan beberapa sumber lainnya, ada beberapa alasan seseorang melakukan tindakan ini, yaitu:

Yang pertama adalah pelaku adalah seseorang yang punya tipe kepribadian menghindar. Ia merasa tidak apa-apa pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas untuk menghindari konflik maupun hal-hal yang menyulitkannya ketika orang tersebut berpamitan terlebih dahulu.

Alasan kedua yaitu orang yang melakukan tindakan ini enggan untuk dekat dengan orang lain. Ini adalah alasan yang paling banyak Mimin temui, yakni pelaku ghosting tidak berniat untuk memulai kedekatan apapun dengan orang yang menjadi korbannya.

Alasan yang ketiga adalah pelaku mempunyai masalah dengan kepercayaan dan ketergantungan dengan orang lain. Maka dari itu, ia lebih memilih menghindar dan menjauh tanpa memberikan keterangan apapun, agar dirinya tidak bergantung dan menaruh kepercayaan apapun pada korban ghostingnnya.

Baca Juga: Sering Dilakukan, Inilah 4 Efek Buruk dari Kebiasaan Main Hp di Toilet

Cara Menyikapi Seseorang yang Melakukan Ghosting

Sedih nggak tuh menjadi korban perilaku ini? Tenang, Sobat. Mimin punya beberapa cara untuk mengatasi kegalauan kalian yang menjadi korban ghosting.

Tips pertama adalah jangan menghubungi orang yang mengghosting kalian. Meskipun Sobat Zona merasa kangen, merasa masih ada harapan ia akan muncul kembali, jangan menghubungi orang yang melakukan ghosting.

Kedua, yakni hindari untuk curhat di media sosial. Kalian boleh banget curhat, tapi jangan sampai tersebar di media sosial. Sebisa mungkin tutupi dari siapapun atau hanya ceritakan pengalaman pada teman atau sahabat yang kalian percaya.

Dan yang paling penting adalah jangan menyalahkan diri sendiri, karena jika kalian tidak pernah melakukan atau mengucapkan hal yang menyakiti hati orang yang meng-ghosting, maka kenyataanya, kejadian ini bukanlah kesalahan Sobat Zona. Jadikan pengalaman ini sebagai pelajaran bahwa harus lebih hati-hati lagi dalam memulai sebuah hubungan.

Mengenal Ghosting, Alasan Orang Melakukan Ghosting, hingga Cara Mengatasinya

Alright, Sobat Zona! Sekian informasi dari Mimin mengenai ghosting, alasan orang melakukan, hingga cara mengatasinya. Sebaiknya, Sobat Zona menghindari hal-hal yang merugikan orang lain maupun memulai sesuatu yang belum jelas akan berujung ke mana. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kalian semua ya!

Mimin pamit undur diri, jangan aktifkan notifikasi postingan website Zona Mahasiswa untuk informasi menarik lainnya seputar perkuliahan dan mahasiswa.

Baca Juga: 5 Hal yang Tidak Seharusnya Menjadi Bahan Candaan