Tips

Mahasiswa Semester Akhir Wajib Ngerti! Gini Cara Bikin Latar Belakang Skripsi Kamu Dipuji Dosen

Muhammad Fatich Nur Fadli 21 Juli 2025 | 16:09:48

Zona Mahasiswa - Bagi mahasiswa semester akhir, skripsi seringkali jadi momok. Dari sekian banyak bab, Latar Belakang Masalah (LBM) adalah salah satu yang paling krusial dan seringkali bikin pusing. Kenapa? Karena di sinilah kamu harus meyakinkan dosen pembimbing dan penguji bahwa topikmu layak diteliti, relevan, dan punya urgensi.

Baca juga: Ternyata Ini Rahasia Buat Ambil Hati Dosen yang Nggak Semua Mahasiswa Tahu

Banyak mahasiswa yang "asal jadi" nulis LBM, cuma menumpuk teori atau data tanpa alur yang jelas. Akibatnya, LBM jadi berantakan, membosankan, dan yang paling parah: dosen jadi sulit memahami inti permasalahan skripsimu. Padahal, LBM yang bagus itu adalah gerbang utama yang bisa bikin skripsimu dipuji dosen dari awal!

Kenapa Latar Belakang Masalah Itu Penting Banget?

Bayangkan LBM sebagai "trailer" dari film skripsimu. Dia harus menarik, informatif, dan bikin orang penasaran pengen tahu lebih lanjut. LBM bukan sekadar bab pengantar, tapi berfungsi untuk:

  1. Menarik Perhatian: LBM yang kuat akan membuat dosen tertarik untuk membaca skripsimu lebih jauh.
  2. Menunjukkan Urgensi: Kamu menjelaskan kenapa penelitian ini penting dan relevan untuk dilakukan saat ini.
  3. Membuktikan Masalah: Kamu memaparkan masalah atau fenomena yang akan kamu teliti, lengkap dengan bukti-bukti yang ada.
  4. Mengungkap Research Gap: Ini adalah intinya! Kamu menunjukkan bahwa ada celah pengetahuan yang belum diisi oleh penelitian sebelumnya, dan skripsimu hadir untuk mengisi celah itu.
  5. Membuat Peta Jalan: LBM yang baik akan membimbing pembaca secara logis dari gambaran umum hingga ke fokus penelitianmu.

Jadi, jangan pernah meremehkan LBM. Ini adalah fondasi sekaligus senjata utamamu untuk mendapatkan approval dari dosen!

Begini Cara Bikin LBM Skripsi Kamu Dipuji Dosen

Membangun LBM itu seperti menyusun cerita detektif: kamu mulai dengan petunjuk besar, mengerucut ke TKP (tempat kejadian perkara), menunjukkan misteri yang belum terpecahkan, dan akhirnya mengusulkan bagaimana kamu akan memecahkannya.

Berikut adalah langkah-langkah dan elemen-elemen penting yang harus ada di LBM-mu:

1. Mulai dengan Gambaran Umum dan Konteks (Pendekatan "Corong Terbalik")

Ini adalah bagian paling awal LBM-mu. Jangan langsung to the point ke masalahmu, tapi berikan gambaran besar yang menjadi latar belakang fenomena yang kamu teliti.

  • Jelaskan Bidang Studimu: Mulailah dengan membahas konsep atau tren umum yang relevan dengan bidang studimu. Misalnya, jika kamu dari jurusan manajemen pemasaran, mulailah dengan membahas tren pemasaran digital secara luas atau perubahan perilaku konsumen di era digital.
    • Contoh: "Di era disrupsi teknologi saat ini, lanskap bisnis mengalami perubahan fundamental, terutama dengan semakin masifnya adopsi teknologi digital. Perusahaan tidak lagi hanya mengandalkan saluran pemasaran tradisional, melainkan beralih ke strategi pemasaran digital untuk menjangkau konsumen yang semakin terkoneksi."
  • Kenapa Penting? Ini memberikan konteks bagi pembaca, menunjukkan bahwa kamu memahami big picture dari topikmu, dan secara perlahan menarik perhatian mereka ke area yang lebih spesifik.

2. Identifikasi Fenomena atau Isu yang Menarik Perhatian

Dari gambaran umum, mulailah mengerucut ke fenomena atau isu yang secara spesifik ingin kamu teliti. Fenomena ini harus nyata, bisa diamati, dan relevan dengan bidangmu.

  • Pilih Isu Panas/Relevan: Apakah ada tren baru, masalah yang sedang hangat dibicarakan, atau perubahan signifikan yang terjadi?
    • Contoh: Dari pemasaran digital, mengerucut ke "peran influencer marketing di platform media sosial seperti TikTok dalam mempengaruhi keputusan pembelian generasi Z."
  • Berikan Bukti Awal: Jangan hanya menyebutkan fenomena, tapi tunjukkan bahwa itu benar-benar ada. Ini bisa berupa:
    • Data Statistik: Angka dari lembaga kredibel (BPS, lembaga riset, laporan industri).
    • Berita/Artikel Kredibel: Kutipan dari media massa terkemuka yang membahas isu tersebut.
    • Observasi Awal: Pengamatanmu sendiri (jika sudah melakukan survei pendahuluan atau observasi).
    • Contoh: "Popularitas TikTok yang meledak, dengan lebih dari 100 juta pengguna aktif di Indonesia, telah mengubah cara merek berinteraksi dengan konsumen. Sebuah survei oleh [Nama Lembaga Riset, Tahun] menunjukkan bahwa [sekian]% Gen Z cenderung melakukan pembelian berdasarkan rekomendasi dari influencer di platform tersebut."
  • Kenapa Penting? Ini membuktikan bahwa topikmu punya "basis" dan bukan sekadar asumsi atau opini pribadi. Ini adalah bukti bahwa masalahmu ada di lapangan.

3. Jelaskan Hubungan dengan Konsep/Teori dan Penelitian Terdahulu

Setelah menunjukkan fenomena, kaitkan dengan kerangka teori yang ada dan apa yang sudah diteliti orang lain.

  • Kaitkan dengan Teori/Konsep: Jelaskan bagaimana teori atau konsep yang relevan (dari Bab 2) bisa menjelaskan fenomena yang kamu amati.
    • Contoh: "Fenomena ini dapat dianalisis melalui lensa teori [Nama Teori, misal: Uses and Gratifications Theory] yang menyatakan bahwa [penjelasan singkat teori], serta konsep [Nama Konsep, misal: Electronic Word-of-Mouth (e-WOM)] yang relevan dalam konteks pemasaran digital."
  • Review Penelitian Terdahulu (Singkat!): Sebutkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan. Jangan hanya mengutip, tapi jelaskan apa temuan mereka dan bagaimana itu berkaitan dengan fenomena yang kamu bahas. Ini bukan Tinjauan Pustaka Bab 2, jadi cukup sebutkan temuan utamanya saja.
    • Contoh: "Studi oleh [Peneliti A, Tahun] menunjukkan bahwa kredibilitas influencer memiliki pengaruh positif terhadap niat beli konsumen. Sementara itu, [Peneliti B, Tahun] menemukan bahwa interaksi dengan konten influencer di media sosial meningkatkan kesadaran merek."
  • Kenapa Penting? Ini menunjukkan kamu menguasai landasan teoritis dan sudah melakukan tinjauan literatur. Kamu tidak memulai dari nol, tapi membangun di atas pengetahuan yang sudah ada.

4. Identifikasi Research Gap (Celah Penelitian) - The "Magic" Part!

Ini adalah inti dari LBM yang akan membuat dosenmu terkesan. Setelah memaparkan apa yang sudah ada (fenomena + teori + penelitian terdahulu), sekarang tunjukkan apa yang belum ada.

  • Temukan "Kekosongan": Apakah ada variabel yang belum diteliti hubungannya? Apakah konteks atau populasi penelitian sebelumnya berbeda dengan yang kamu target? Apakah ada hasil penelitian yang kontradiktif? Atau mungkin ada saran penelitian dari studi sebelumnya yang belum terealisasi?
    • Contoh Research Gap (dari contoh sebelumnya):
      • "Meskipun pengaruh influencer telah banyak dikaji, namun sebagian besar penelitian masih fokus pada platform media sosial yang lebih mapan seperti Instagram atau YouTube, sementara penelitian yang secara spesifik mengkaji peran influencer marketing di TikTok dalam memengaruhi keputusan pembelian Generasi Z di Indonesia masih sangat terbatas." (Gap konteks/platform/populasi)
      • "Selain itu, hasil penelitian mengenai dampak [variabel lain, misal: parasocial interaction] terhadap keputusan pembelian masih menunjukkan temuan yang inkonsisten antara satu studi dengan studi lainnya, sehingga perlu pengujian lebih lanjut dalam konteks [industri/produk tertentu]." (Gap hasil inkonsisten)
  • Nyatakan dengan Jelas: Setelah kamu menemukannya, nyatakan research gap ini secara eksplisit. Gunakan frasa seperti: "Namun demikian...", "Meskipun demikian...", "Akan tetapi...", "Penelitian sebelumnya belum secara spesifik...", "Terdapat kesenjangan antara..."
  • Kenapa Penting? Research gap adalah justifikasi terkuat mengapa skripsimu perlu ada. Ini menunjukkan orisinalitas dan kontribusimu pada ilmu pengetahuan. Dosen akan memuji karena kamu tidak asal meneliti, tapi mengisi kekosongan.

5. Jelaskan Urgensi dan Signifikansi Penelitian (Mengapa Ini Penting Sekarang?)

Setelah menemukan gap, jelaskan mengapa gap itu penting untuk diisi dan apa dampaknya jika tidak diisi. Ini adalah bagian yang menjelaskan nilai dari skripsimu.

  • Dampak Praktis: Apa manfaat penelitianmu bagi perusahaan, pemerintah, masyarakat, atau industri? Apakah bisa memberikan solusi atas masalah yang ada?
    • Contoh: "Memahami bagaimana influencer marketing di TikTok memengaruhi Gen Z menjadi krusial bagi perusahaan untuk merancang strategi pemasaran yang lebih efektif dan efisien, mengingat potensi pasar Gen Z yang besar dan dominasi TikTok di kalangan mereka. Hasil penelitian ini dapat membantu merek dalam mengalokasikan anggaran pemasaran secara lebih tepat dan menjangkau target audiens dengan lebih baik."
  • Dampak Teoritis/Akademis: Bagaimana penelitianmu akan memperkaya ilmu pengetahuan? Apakah akan memperkuat atau memperbarui teori yang ada?
    • Contoh: "Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur di bidang pemasaran digital dan perilaku konsumen, khususnya dalam konteks influencer marketing di platform media sosial yang dinamis, serta memberikan kerangka konseptual baru untuk studi lanjutan."
  • Kenapa Penting? Ini menunjukkan bahwa skripsimu bukan cuma proyek akademik semata, tapi punya dampak nyata. Dosen akan melihat relevansi dan aplikasi dari penelitianmu.

6. Pengantar ke Rumusan Masalah

Setelah semua poin di atas, tarik benang merah dan arahkan pembaca ke rumusan masalah.

  • Kalimat Transisi: Gunakan kalimat yang menghubungkan semua pembahasan sebelumnya dengan pertanyaan penelitianmu.
    • Contoh: "Berdasarkan uraian latar belakang di atas, fenomena influencer marketing di TikTok, celah penelitian yang ditemukan, dan urgensi untuk memahami perilaku konsumen Gen Z, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:"

Contoh Alur Singkat LBM yang Dipuji Dosen:

  1. Paragraf 1-2: Gambaran umum era digital dan perubahan lanskap pemasaran.
  2. Paragraf 3-4: Fokus pada popularitas TikTok dan fenomena influencer marketing (disertai data penggunaan TikTok dan tren konsumsi Gen Z).
  3. Paragraf 5-6: Penjelasan singkat teori terkait (misal: Uses and Gratifications, e-WOM) dan review beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan influencer dan keputusan pembelian di platform lain.
  4. Paragraf 7-8: INI INTINYA! Identifikasi research gap yang jelas: "meskipun banyak studi, belum ada yang fokus spesifik pada TikTok dan Gen Z di Indonesia" ATAU "ada hasil yang kontradiktif yang perlu diuji ulang."
  5. Paragraf 9-10: Jelaskan urgensi dan signifikansi penelitianmu (dampak bagi perusahaan dan pengembangan teori).
  6. Paragraf 11: Kalimat pengantar ke rumusan masalah.

Tips Tambahan Biar LBM-mu Makin Mantap:

  • Gunakan Bahasa Ilmiah yang Tepat: Hindari bahasa gaul atau terlalu santai.
  • Hindari Mengulang-ulang Kata/Kalimat: Cari sinonim dan variasi struktur kalimat.
  • Perhatikan Konsistensi: Pastikan semua bagian LBM saling terkait dan mengalir secara logis.
  • Baca Ulang Berkali-kali: Setelah menulis, tinggalkan sejenak, lalu baca ulang dengan mata segar. Minta teman atau senior untuk membantu proofread.
  • Konsultasi dengan Dosen Pembimbing: Jangan takut revisi. Dosen pembimbing adalah partner-mu. Semakin sering kamu berdiskusi dan menerima feedback, semakin bagus LBM-mu.

Mahasiswa Semester Akhir Wajib Ngerti! Gini Cara Bikin Latar Belakang Skripsi Kamu Dipuji Dosen

Latar Belakang Masalah bukanlah sekadar bab pembuka skripsi, melainkan cerminan dari pemikiran kritis dan kemampuan risetmu. Dengan memahami setiap elemen dan menyusunnya secara logis, berlandaskan data, dan menyoroti research gap yang jelas, kamu tidak hanya akan menyelesaikan Bab 1, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk seluruh skripsimu.

Percayalah, LBM yang kuat dan terstruktur rapi akan langsung membuat dosen pembimbingmu mengangguk puas dan memuji skripsimu. Semangat, para pejuang semester akhir! Kamu pasti bisa!

Baca juga: Mahasiswa Wajib Ngerti! Apa yang Dibahas di Bab Satu Skripsi Biar Nggak Asal Ngerjain Aja

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150