
Zona Mahasiswa - Daftar Pustaka adalah bukti ilmiah bahwa tulisanmu didukung oleh sumber yang kredibel. Kesalahan fatal dalam format Daftar Pustaka bisa membuatmu dicap tidak teliti dan tidak profesional, yang berujung pada revisi panjang (atau bahkan "disemprot") oleh dosen pembimbing (Dosbing).
Setiap jenis sumber (buku, jurnal, website) memiliki format penulisan yang berbeda. Di Indonesia, gaya penulisan yang paling umum digunakan adalah APA Style (American Psychological Association).
Baca juga: Mahasiswa Harus Paham! Gini Etika Ketika Chat Dosen Supaya Direspon
Berikut adalah panduan perbedaan format Daftar Pustaka untuk sumber-sumber utama:
1. Sumber dari Buku (Format Paling Dasar)
Format buku adalah yang paling sering digunakan. Perhatikan detail seperti huruf miring (italic) pada judul buku.
Rumus Umum (APA Style):
Nama Belakang, Inisial. (Tahun Terbit). Judul Buku (Huruf Miring). Kota Terbit: Nama Penerbit.
Contoh:
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tips Penting:
- Jika ada dua penulis, pisahkan dengan tanda koma (,) dan "dan" sebelum nama terakhir.
- Jika tidak ada kota terbit, biasanya bisa diganti dengan "tt" (tanpa tempat).
2. Sumber dari Jurnal Ilmiah (Paling Sering Digunakan)
Jurnal adalah sumber paling kredibel. Perhatikan penggunaan huruf miring (italic) dan nomor volume/isu.
Rumus Umum (APA Style):
Nama Belakang, Inisial. (Tahun Terbit). Judul Artikel (Tidak Miring). Nama Jurnal (Miring), Volume (Miring) (Nomor Isu), Halaman.
Contoh:
Wibowo, S. (2023). Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal Psikologi Industri, 15(2), 150-165.
Tips Penting:
- Hanya nama jurnal dan volume yang dicetak miring.
- Nomor isu/terbitan (di dalam kurung) tidak dicetak miring.
3. Sumber dari Internet/Website
Saat mengutip dari website, yang paling penting adalah mencantumkan tanggal akses dan alamat URL.
Rumus Umum (APA Style):
Nama Belakang Penulis (atau Nama Lembaga/Instansi). (Tanggal, Bulan Tahun Terbit). Judul Artikel. Diperoleh dari Alamat URL
Contoh (Ada Penulis):
Setiawan, A. (2024, Januari 15). Pentingnya Etika Komunikasi dalam Dunia Kerja. Diperoleh dari https://www.zonamahasiswa.com/etika-komunikasi
Contoh (Tidak Ada Penulis/Lembaga):
Badan Pusat Statistik. (2025, Maret 10). Data Tingkat Pengangguran di Jawa Timur. Diperoleh dari https://www.bps.go.id/data-jatim
Tips Penting:
- Jika tidak ada nama penulis, gunakan nama lembaga/organisasi yang menerbitkan.
- Tanggal harus lengkap (Tanggal, Bulan, Tahun).
4. Sumber dari Skripsi/Tesis/Disertasi
Jika kamu mengutip dari karya ilmiah mahasiswa lain, cantumkan jenis karya tersebut dan nama institusi.
Rumus Umum (APA Style):
Nama Belakang, Inisial. (Tahun). Judul Karya Tulis (Miring). (Skripsi/Tesis/Disertasi, Nama Institusi).
Contoh:
Ramadhan, D. (2022). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Manufaktur Periode 2019-2021. (Skripsi, Universitas Gadjah Mada).
Kesimpulan Penting: Konsistensi!
- Urutan Abjad: Semua sumber wajib diurutkan berdasarkan abjad dari nama belakang penulis pertama.
- Garis Gantung (Hanging Indent): Baris kedua dan seterusnya dari setiap sumber harus menjorok ke dalam (ini adalah ciri khas format ilmiah).
- Pilih Satu Gaya: Ikuti satu gaya penulisan (misalnya APA Style) dari awal sampai akhir. JANGAN DICAMPUR!
Menggunakan aplikasi reference manager seperti Mendeley atau Zotero bisa sangat membantumu. Dengan begitu, kamu tidak perlu repot menghafal format dan dijamin tidak akan "disemprot" Dosbing!
Baca juga: Kaget Disuruh Bikin Makalah Padahal Baru Masuk Awal Perkuliahan, Tenang Ada Tipsnya…
Komentar
0