Berita

Geger Dugaan Aksi Cabul Oknum Guru Sukabumi: Modus 'Briefing Malam' dan Iming-Iming Bantuan Akademik, Korban Speak Up di Medsos!

Muhammad Fatich Nur Fadli 15 November 2025 | 17:13:50

Zona Mahasiswa - Dunia pendidikan di Sukabumi digegerkan oleh pengakuan seorang perempuan yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum guru semasa sekolah. Kisah ini viral di lini masa Facebook warga Sukabumi dalam tiga hari terakhir melalui unggahan bersambung dengan kata penanda 'Part'.

Baca juga: Bom Rakitan Meledak di Masjid SMAN 72 Jakarta Utara Jelang Salat Jumat Diduga Aksi Balas Dendam Siswa Korban Bullying

Pengakuan berani ini diungkap oleh seorang perempuan berinisial GM, yang merasa harus speak up setelah bertahun-tahun menahan diri.

"Pengen banget speak Up tentang oknum guru cbul, yang praktek nya sudah berlangsung belasan tahun. Kirain udah insaf tau nya makin menjadi jadi. Dan gaada tindak lanjut dari pihak sekolah juga. GILA,"* tulis GM di unggahan awalnya, dikutip detikJabar, Sabtu (15/11/2025).

I. Modus Eksploitasi: Dari Iming-iming hingga 'Briefing Malam'

GM, yang kemudian dihubungi detikJabar dan bersedia memberikan keterangan, menegaskan bahwa ia adalah salah satu korban pelecehan seksual di sebuah madrasah di wilayah Surade, Sukabumi. Ia meyakini ada puluhan korban lain yang mengalami nasib serupa sejak tahun 2013 hingga 2025.

Status dan Pola Pelaku: Oknum guru yang diduga pelaku tersebut juga diketahui berstatus sebagai Kepala Sekolah di salah satu madrasah dan menjabat sebagai pelatih voli.

GM menjelaskan modus operandi yang kini ramai diperbincangkan warganet, yakni istilah 'briefing malam'.

  1. Iming-iming dan Rayuan Psikologis: Pelaku mendekati murid dengan iming-iming bantuan, seringkali menggunakan kata-kata seperti: "Awalnya si oknum ini kalau ke murid biasa mengiming-imingi seperti saya psikolog kalau perlu apa-apa nanti kamu hubungi saya."
  2. Kode 'Briefing Malam': Ajakan untuk bertemu dilakukan pada waktu yang janggal, yakni malam hari, dengan kode 'dibriefing di gedung salah satu madrasah'.
  3. Memanfaatkan Kebutuhan Siswi: Oknum tersebut menggunakan kebutuhan akademik atau cita-cita siswi sebagai umpan. "Anak (korban) ini setiap kali ingin ada kemauan, seperti mau SNMPTN atau mau lulus sekolah selalu diiming-iming nanti dibriefing..." jelas GM.

GM menyebutkan bahwa oknum ini memanfaatkan alasan "mau sama mau" karena korbannya adalah "anak kecil masih sekolah di iming imingi ya pasti mau lah." Pola ini berulang: ajakan, godaan, dan permintaan bertemu di gedung sekolah saat malam hari, berujung pada pelecehan seksual.

II. Respon Cepat Aparat dan Kendala Penyelidikan

Kisah yang diungkap GM di media sosial ini membuat aparat kepolisian bergerak cepat. Polres Sukabumi telah membenarkan dan mulai membuka penyelidikan awal.

Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono, mengatakan kasus ini kini ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

"Kita sudah selidiki, sudah diteruskan oleh Kanit PPA. Masih penyelidikan," ujar Hartono.

Kendala dan Upaya 'Jemput Bola': Kendati demikian, penyidik menghadapi kendala serius: belum ada korban yang membuat laporan resmi ke polisi. Situasi ini mempersulit proses hukum.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, Iptu Hartono menyatakan bahwa polisi kini melakukan upaya 'jemput bola' kepada para korban potensial.

"Kami menemukan sedikit kesulitan karena belum ada korban yang melapor ke polisi. Namun alhamdulillah saat ini kita melalui Unit PPA melakukan jemput bola kepada korban untuk melapor," kata Hartono, memastikan aparat serius mendorong para korban untuk berani membuat laporan demi pengusutan tuntas kasus ini.

Kasus ini menjadi peringatan keras tentang kerentanan anak didik di lingkungan sekolah dan pentingnya mekanisme pelaporan yang aman dan terpercaya di institusi pendidikan.

Baca juga: Mahasiswa Yatim Piatu Tewas Dikeroyok saat Numpang Tidur di Masjid Agung Sibolga

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150