Berita

Keluhkan Dana Beasiswa yang Tak Cukup, Mahasiswa Ini Rela Bekerja di Australia

Diana Agus Sari 11 Februari 2022 | 22:06:10

Zonamahasiswa.id - Mahasiswa Indonesia penerima beasiswa untuk kuliah di Australia, Canberra mengeluh karena biaya hidup yang tinggi. Hal ini karena biaya sewa rumah di Australia yang tinggi.

Baca Juga: Modus Numpang Kamar Mandi, Mahasiswa Ini Malah Curi Laptop Temannya

Sebagian mahasiswa memilih untuk mencari pekerjaan karena dana beasiswa yang tak cukup. Salah satu mahasiswa penerima LPDP, Rudi Prihandoko sudah mencari tempat tinggal di Canberra sejak di Indonesia. Namun, ia tidak berhasil.

"Saya segera menghubungi pemilik rumah yang direkomendasikan oleh teman-teman, termasuk orang Indonesia yang secara teratur menyewa apartemen mereka," ujarnya dalam wawancara dengan Farid Ibrahim dari ABC Indonesia.

Rekor terbaru di bidang properti pada pasar rental di Canberra mencapai angka tertinggi dari inspeksi rumah yang mencapai antrean panjang dilansir dari laporan ABC News.

"Baik di rumah maupun apartemen, rata-rata sewa meningkat. Menyewa rumah di Canberra, Australia, sekarang menjadi pilihan paling mahal yang tersedia" kata juru bicara Institut Real Estat.

Selama dua tahun terakhir, Hannah telah melihat peningkatan permintaan dan penawaran perumahan. Rudi juga menyebutkan bahwa ia harus mengantre dalam antrean panjang ketika pergi untuk melihat rumah sewaan yang potensial.

Ia mengaku sudah mencari properti sewaan hampir setiap hari sejak pertama kali tiba pada Desember tahun lalu dan telah mengunjungi beberapa lokasi secara teratur.

Baca Juga: BNN Tangkap Seorang Mahasiswa, Diduga Edarkan Narkoba

Harga Biaya Sewa Rumah Mulai dari $420 per Minggu

Dana Beasiswa Australia
Situasi antrean saat inspeksi rumah sewa di Canberradi Australian National University (Foto: JPPNcom)

Rudi sedang mencari properti dengan minimal dua kamar tidur karena dia memiliki seorang istri dan dua anak yang akan menemaninya ke Canberra untuk belajar. Karena keterbatasan dana beasiswa yang tersedia, anggaran Rudi terus meningkat, mulai dari $420 per minggu.

“Namun, saya tidak dapat melakukannya. Baru setelah anggaran dinaikkan menjadi 450 dolar seminggu, saya menemukan apartemen yang sesuai dengan kebutuhan saya”. Bahkan, pada akhir Januari Rudi hampir putus asa ketika memeriksa dua properti, masing-masing bernilai $510 dan $530.

Sehari kemudian Rudi menerima telepon dari seorang agen real estate yang memberitahu bahwa dia telah memenangkan kompetisi dan mendapatkan sewa rumah seharga 510 dolar per minggu.

Terkait dengan hal ini, Rudi khawatir bahwa hal ini akan berdampak buruk pada studinya karena tekanan biaya hidup yang tinggi. Rudi sudah meminta referensi kepada dua dosen pembimbingnya agar bisa menjadi pengajar di universitasnya guna menutupi biaya hidup sehari-hari.

“Ini karena kami tidak diperbolehkan bekerja di bidang yang tidak terkait secara akademis,” jelasnya sebagai alasan untuk situasi ini. Rudi mengakui penghasilannya dari bekerja sebagai tutor di kampus cukup membantu secara finansial, meski masih belum bisa menutupi semua biaya hidupnya.

Menurutnya, beasiswa saja tidak akan cukup untuk menghidupi keluarga. Sebelum pandemi, pasar properti sewaan berada pada masa tersibuknya dari Desember hingga Februari karena banyak orang baru datang dari negara bagian lain.

Keluhkan Dana Beasiswa yang Tak Cukup, Mahasiswa Ini Rela Bekerja di Australia

Itulah ulasan mengenai mahasiswa Indonesia yang kuliah di Australia karena biaya hidup yang tinggi. Semoga ulasan ini memberikan manfaat dan pandangan baru kepada Sobat Zona, ya.

Jangan lupa untuk terus mengikuti perkembangan seputar mahasiswa dengan mengaktifkan notifikasi website zonamahasiswa.id. Sampai jumpa!

Baca Juga: Nahas! Mahasiswa Akhir di Tasikmalaya Ditemukan Gantung Diri, Kakak: Kemungkinan Kalah Trading

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150