Berita

Jangan Ngomong Gini saat Kamu Wawancara Kerja, Bisa Nggak Diterima! 

Muhammad Fatich Nur Fadli 19 Oktober 2024 | 15:52:31

Zona Mahaiswa - Wawancara kerja adalah salah satu momen penting yang bisa menentukan apakah kamu bakal diterima kerja atau tidak. Biasanya, persiapan menghadapi wawancara itu nggak cuma soal pakaian yang rapi atau datang tepat waktu aja, tapi juga tentang gimana cara kamu berbicara dan menjawab pertanyaan dari pihak perekrut. 

Baca juga: Jangan Matiin Laptop Pakai Cara Ini, Bisa Bikin Laptop Gampang Rusak!

Ada beberapa hal yang sebaiknya nggak kamu ucapkan saat wawancara kerja karena bisa bikin kamu terlihat kurang profesional, nggak percaya diri, atau bahkan bikin peluang diterima makin kecil.

Di artikel ini, kita akan bahas tentang beberapa kalimat yang sebaiknya nggak kamu ucapkan saat wawancara kerja dan gimana caranya agar kamu bisa lebih siap menghadapi pertanyaan-pertanyaan sulit. Yuk, simak baik-baik biar wawancaramu makin lancar!

1. "Saya nggak tahu"

Ketika pewawancara menanyakan sesuatu yang mungkin kamu kurang pahami, respon terburuk yang bisa kamu berikan adalah, "Saya nggak tahu." Jawaban seperti ini bikin kamu terlihat nggak siap atau kurang berminat untuk belajar hal-hal baru. Nggak semua orang bisa tahu segalanya, dan itu nggak masalah. Tapi, mengatakan "saya nggak tahu" tanpa usaha untuk menjelaskan atau mencoba mencari solusi menunjukkan bahwa kamu kurang memiliki sikap proaktif.

Alternatif jawaban:
Kalau kamu beneran nggak tahu jawabannya, coba berikan respon seperti, "Itu adalah hal yang baru bagi saya, tapi saya tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut. Saya yakin bisa menguasainya dengan cepat." Dengan jawaban ini, kamu menunjukkan kalau kamu punya sikap mau belajar dan terbuka untuk hal-hal baru.

2. "Apa sih yang perusahaan ini lakukan?"

Pertanyaan ini bisa terdengar sangat nggak siap dan bikin kamu terlihat kurang serius terhadap pekerjaan yang kamu lamar. Pewawancara mengharapkan kamu untuk sudah melakukan riset tentang perusahaan sebelum datang ke wawancara. Kalau kamu datang tanpa tahu apa-apa soal perusahaan, itu tanda kalau kamu nggak bener-bener minat untuk bekerja di sana.

Alternatif jawaban:
Pastikan sebelum wawancara kamu sudah melakukan riset tentang perusahaan, misalnya dengan mengecek situs web mereka, media sosial, atau berita terkait perusahaan tersebut. Ketika ditanya tentang perusahaan, kamu bisa jawab dengan informasi yang sudah kamu dapatkan, lalu tambahkan, "Saya tertarik dengan visi perusahaan yang mengutamakan inovasi di bidang teknologi, dan saya melihat ada banyak kesempatan untuk berkembang di sini."

3. "Saya nggak suka bos lama saya"

Seburuk apapun pengalamanmu dengan atasan di pekerjaan sebelumnya, jangan pernah mengungkapkan hal ini saat wawancara. Mengkritik bos lama atau perusahaan tempatmu bekerja sebelumnya hanya akan membuat kamu terlihat negatif dan sulit untuk diajak bekerja sama. Pewawancara bisa berpikir bahwa kamu adalah tipe orang yang suka mengeluh atau drama di tempat kerja.

Alternatif jawaban:
Daripada ngomong negatif tentang bos atau perusahaan lamamu, coba fokuskan jawabanmu pada hal-hal positif yang bisa kamu bawa dari pengalaman kerja sebelumnya. Misalnya, "Dari pekerjaan saya sebelumnya, saya belajar banyak tentang manajemen tim dan cara menghadapi situasi yang penuh tekanan, dan saya yakin keterampilan ini bisa sangat berguna di posisi yang saya lamar saat ini."

4. "Saya butuh kerja ini karena saya butuh uang"

Semua orang tentu bekerja untuk mendapatkan penghasilan, tapi menyebutkan hal ini sebagai alasan utama saat wawancara bukanlah pilihan yang bijak. Perusahaan ingin tahu motivasi lain di balik keinginanmu untuk bergabung dengan mereka, seperti minatmu pada bidang pekerjaan tersebut, atau bagaimana kamu bisa berkontribusi untuk perusahaan.

Alternatif jawaban:
Kamu bisa menjawab dengan fokus pada alasan yang lebih relevan, misalnya, "Saya tertarik untuk bekerja di perusahaan ini karena saya melihat ada kesempatan untuk berkembang di bidang keahlian saya. Saya juga merasa bisa membawa kontribusi yang berarti melalui keterampilan saya dalam [bidang yang kamu kuasai]."

5. "Berapa gaji yang akan saya dapat?"

Membicarakan soal gaji adalah hal yang sangat sensitif, terutama jika kamu membahasnya terlalu cepat. Meskipun penting, menanyakan soal gaji di awal wawancara bisa bikin kamu terlihat hanya peduli tentang uang, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti pengalaman dan kontribusi.

Alternatif jawaban:
Biarkan pewawancara yang memulai topik soal gaji. Kalau mereka belum menanyakan, kamu bisa menyimpannya untuk sesi negosiasi setelah ada tawaran resmi. Kalau kamu merasa perlu untuk bertanya, tunggulah hingga saat yang tepat, misalnya di akhir wawancara, dan tanyakan dengan sopan, "Saya tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang kompensasi dan paket manfaat yang ditawarkan oleh perusahaan."

6. "Apa ada fleksibilitas dalam jam kerja? Saya sering terlambat."

Kalimat ini jelas bakal bikin kesan buruk. Pewawancara akan langsung berpikir bahwa kamu bukan tipe orang yang bisa diandalkan. Fleksibilitas jam kerja adalah hal yang bisa dibahas di kemudian hari, tapi jika kamu mengaku sering terlambat, itu akan merusak citramu sebagai calon karyawan yang profesional.

Alternatif jawaban:
Kalau kamu punya preferensi khusus tentang jam kerja, tunggu sampai sesi negosiasi kerja atau setelah ada tawaran kerja. Selama wawancara, tunjukkan bahwa kamu bisa disiplin dan siap bekerja sesuai jam kerja yang ditentukan oleh perusahaan.

7. "Saya akan melakukan pekerjaan apapun"

Meskipun terdengar positif dan menunjukkan fleksibilitasmu, jawaban seperti ini bisa memberi kesan bahwa kamu nggak punya arah atau tujuan yang jelas dalam kariermu. Perusahaan mencari seseorang yang bisa bekerja di posisi tertentu dengan keahlian yang spesifik, bukan sekadar siap melakukan "pekerjaan apapun."

Alternatif jawaban:
Tunjukkan bahwa kamu punya arah karier yang jelas dan keahlian yang relevan untuk posisi yang dilamar. Kamu bisa bilang, "Saya sangat tertarik pada posisi ini karena sesuai dengan keahlian dan pengalaman saya di [bidang yang relevan]. Saya percaya bahwa saya bisa memberikan kontribusi yang signifikan dalam peran ini."

8. "Saya perfeksionis" (sebagai jawaban kelemahan)

Jawaban ini sudah sangat umum digunakan sebagai cara untuk menutupi kelemahan. Namun, jawaban ini sering kali nggak dianggap jujur karena terdengar seperti alasan yang dibuat-buat. Pewawancara biasanya ingin mendengar kelemahan yang nyata dan bagaimana cara kamu mengatasi atau memperbaikinya.

Alternatif jawaban:
Pilih kelemahan yang memang nyata, tetapi jangan lupa untuk menunjukkan bahwa kamu sudah berusaha untuk memperbaikinya. Misalnya, "Saya dulu kurang baik dalam manajemen waktu, tapi sekarang saya selalu membuat to-do list setiap hari untuk memastikan semua tugas selesai tepat waktu."

Jangan Ngomong Gini saat Kamu Wawancara Kerja, Bisa Nggak Diterima!

Wawancara kerja adalah kesempatan besar untuk menunjukkan siapa dirimu dan kenapa kamu layak diterima di perusahaan. Jangan sampai kesalahan dalam berbicara justru merusak kesempatanmu. Ingat, yang paling penting adalah jujur, percaya diri, dan siap dengan jawaban yang positif dan relevan. Persiapkan dirimu sebaik mungkin sebelum wawancara, lakukan riset tentang perusahaan, dan hindari mengucapkan hal-hal yang bisa memberikan kesan negatif.

Dengan strategi yang tepat, kamu akan punya peluang lebih besar untuk diterima di pekerjaan yang kamu inginkan. Semangat dan semoga sukses di wawancara berikutnya!

Baca juga: Gini Cara Jawab Kalau Ditanya Siap Lembur atau Enggak saat Kamu Interview

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150