Tips

Gini Cara Jawab Kalau Ditanya Siap Lembur atau Enggak saat Kamu Interview

Muhammad Fatich Nur Fadli 16 Oktober 2024 | 13:21:45

 Zona Mahasiswa - Ketika menjalani interview kerja, salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, “Kamu siap lembur atau enggak?” Pertanyaan ini bisa jadi bikin bingung, terutama buat fresh graduate yang baru pertama kali cari kerja. Kamu perlu memberikan jawaban yang bijak, karena pertanyaan ini mengukur seberapa fleksibel kamu terhadap beban kerja dan tanggung jawab.

Baca juga: Mahasiswa Wajib Tahu Nih! Begini Cara Bikin CV buat Daftar Magang

Selain memahami cara menjawabnya, penting juga untuk tahu apa aturan lembur di Indonesia. Yuk, simak penjelasan berikut tentang cara menjawab pertanyaan soal lembur dan peraturan terkait lembur menurut undang-undang!

Kenapa Perusahaan Menanyakan Kesiapan Lembur?

Sebelum kita masuk ke cara menjawab, penting untuk mengerti kenapa perusahaan sering menanyakan soal lembur. Pertanyaan ini biasanya ditanyakan untuk mengukur beberapa hal dari kamu, seperti:

  1. Komitmen dan Dedikasi: Perusahaan ingin tahu apakah kamu bersedia memberikan lebih ketika dibutuhkan.
  2. Fleksibilitas: Tidak semua pekerjaan bisa diselesaikan dalam jam kerja normal, apalagi jika ada proyek besar atau deadline ketat.
  3. Manajemen Waktu: Perusahaan juga ingin tahu apakah kamu mampu mengelola waktu dengan baik sehingga lembur bukan jadi kebiasaan yang sering dilakukan.

Dengan memahami latar belakang pertanyaan ini, kamu bisa menyusun jawaban yang menunjukkan profesionalitas tanpa membuat kesan seolah-olah kamu menolak tanggung jawab tambahan.

Tips Menjawab Pertanyaan Tentang Lembur

Saat ditanya soal kesiapan lembur, jangan langsung menjawab "ya" atau "tidak" tanpa pikir panjang. Jawaban yang baik harus mempertimbangkan situasi kerja dan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Berikut beberapa tips yang bisa kamu gunakan:

1. Jangan Langsung Menjawab “Ya” atau “Tidak”

Menjawab "ya" tanpa pertimbangan bisa membuat perusahaan berpikir bahwa kamu siap bekerja tanpa batas. Sebaliknya, menjawab "tidak" bisa dianggap sebagai tanda bahwa kamu kurang fleksibel. Jawaban terbaik adalah yang menunjukkan kesediaanmu lembur jika memang benar-benar diperlukan, tapi juga tetap menghargai waktu pribadi.

Contoh jawaban:

"Saya siap lembur jika situasi mendesak dan pekerjaan membutuhkan, namun saya juga percaya bahwa manajemen waktu yang baik bisa membantu menghindari lembur yang tidak perlu."

Jawaban ini menunjukkan bahwa kamu profesional dan fleksibel, tapi juga menghargai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

2. Tanyakan Detail Tentang Kebijakan Lembur di Perusahaan

Kamu juga bisa bertanya lebih lanjut soal bagaimana kebijakan lembur di perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan kamu gambaran lebih jelas tentang apa yang diharapkan dari kamu jika lembur memang sering terjadi.

Contoh pertanyaan:

"Apakah lembur sering diperlukan di perusahaan ini? Dan biasanya dalam situasi seperti apa lembur dilakukan?"

Dengan menanyakan hal ini, kamu menunjukkan bahwa kamu tidak hanya setuju tanpa mengetahui detail, tapi juga bersedia memahami lebih dalam tentang aturan kerja di perusahaan tersebut.

3. Berikan Contoh Pengalaman Lembur (Jika Ada)

Jika kamu pernah lembur di pekerjaan atau pengalaman sebelumnya, jangan ragu untuk menceritakannya. Ini akan menunjukkan bahwa kamu punya pengalaman menghadapi situasi kerja yang mendesak.

Contoh jawaban:

"Di pekerjaan sebelumnya, saya pernah menghadapi situasi di mana lembur dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek penting. Saya paham bahwa kadang-kadang lembur diperlukan, dan saya siap untuk itu jika memang sangat dibutuhkan."

Jawaban ini menunjukkan bahwa kamu sudah punya pengalaman menghadapi tekanan tambahan dan siap berkomitmen dalam situasi serupa.

4. Sampaikan Batasan dengan Bijak

Jika kamu merasa tidak nyaman dengan konsep lembur yang terlalu sering, kamu bisa menyampaikan batasan dengan cara yang sopan dan tetap profesional. Misalnya, kamu bisa menekankan bahwa kamu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jam kerja normal.

Contoh jawaban:

"Saya akan selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan tepat waktu selama jam kerja. Namun, jika ada situasi darurat yang membutuhkan, saya siap untuk lembur sesuai dengan kebutuhan perusahaan."

Jawaban ini tetap menunjukkan komitmen, tapi juga memberi pesan bahwa kamu mengutamakan manajemen waktu yang baik.

Peraturan Lembur di Indonesia

Selain cara menjawab, kamu juga perlu tahu aturan lembur di Indonesia supaya kamu bisa mempertimbangkan hak-hakmu sebagai karyawan. Aturan lembur diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, serta peraturan lainnya yang terkait dengan hak-hak pekerja.

Berikut beberapa poin penting yang perlu kamu tahu tentang lembur menurut undang-undang:

1. Waktu Kerja dan Batasan Lembur

Menurut Pasal 77 UU No. 13 Tahun 2003, waktu kerja normal adalah:

  • 7 jam per hari dan 40 jam per minggu (6 hari kerja dalam seminggu).
  • 8 jam per hari dan 40 jam per minggu (5 hari kerja dalam seminggu).

Jika karyawan bekerja lebih dari itu, maka dikategorikan sebagai lembur. Menurut Pasal 78 UU Ketenagakerjaan, lembur hanya boleh dilakukan maksimal 3 jam per hari dan 14 jam per minggu.

2. Persetujuan Lembur

Lembur tidak bisa dilakukan sembarangan. Menurut aturan yang berlaku, lembur hanya boleh dilakukan atas persetujuan karyawan. Jadi, kamu punya hak untuk menolak lembur jika merasa tidak bisa melakukannya, kecuali dalam keadaan darurat atau situasi yang sudah disepakati sebelumnya.

3. Upah Lembur

Upah lembur juga sudah diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 102/MEN/VI/2004 tentang Waktu dan Upah Kerja Lembur. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

  • Untuk 1 jam pertama lembur, upah lembur sebesar 1,5 kali upah per jam.
  • Untuk jam kedua dan seterusnya, upah lembur adalah 2 kali upah per jam.

4. Kompensasi Hari Libur

Jika kamu lembur di hari libur atau hari Minggu, maka kamu juga berhak mendapatkan kompensasi tambahan berupa upah lembur yang lebih tinggi dari hari kerja biasa. Jadi, perusahaan wajib memberikan upah yang sesuai jika kamu bekerja di luar hari kerja normal.

Jawaban Mengacu pada Undang-Undang Lembur

Jika pewawancara menanyakan kesiapan lembur, kamu juga bisa menunjukkan pengetahuanmu tentang undang-undang lembur di Indonesia. Ini bisa jadi nilai plus karena memperlihatkan bahwa kamu memahami hak-hakmu sebagai pekerja dan siap bekerja sesuai peraturan yang berlaku.

Contoh jawaban:

"Saya siap lembur jika dibutuhkan, terutama jika ada proyek yang mendesak. Namun, saya juga memahami bahwa lembur harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, seperti yang diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Saya siap bekerja dalam batasan waktu lembur yang sudah diatur oleh peraturan tersebut."

Jawaban ini menunjukkan bahwa kamu profesional, paham tentang aturan lembur, dan tetap menghargai hak-hak karyawan.

Gini Cara Jawab Kalau Ditanya Siap Lembur atau Enggak saat Kamu Interview

Menjawab pertanyaan soal kesiapan lembur saat interview memerlukan keseimbangan antara komitmen dan kesadaran akan hak-hakmu. Jawaban yang tepat adalah yang menunjukkan kesediaan untuk bekerja ekstra jika dibutuhkan, tapi tetap menghargai waktu pribadi dan batasan yang wajar.

Dengan mengetahui aturan lembur di Indonesia, kamu bisa menjawab pertanyaan ini dengan lebih bijak dan memastikan bahwa hak-hakmu tetap terpenuhi. Jadi, ketika ditanya siap lembur atau tidak, kamu bisa menjawab dengan cerdas dan penuh pertimbangan!

Baca juga: Kuliah Sambil Kerja Nggak Jadi Masalah Kalau Kamu Pakai Cara Ini 

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150