
Zona Mahasiswa - Skripsi, tesis, disertasi... semua karya ilmiah ini punya satu komponen penting yang sering bikin mahasiswa pusing: Penelitian Terdahulu. Banyak yang bingung, "Duh, gimana ya cara nemuinnya? Udah nyari kok kayaknya nggak ada yang pas?" Kebingungan ini wajar, tapi jangan sampai bikin kamu mandek!
Baca juga: Ini Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Berbagai Sumber dengan APA Style
Pentingnya Penelitian Terdahulu dalam Skripsimu
Sebelum kita bahas cara mencarinya, pahami dulu kenapa bagian ini sangat krusial:
- Menunjukkan Research Gap: Penelitian terdahulu adalah fondasi untuk menunjukkan apa yang sudah diteliti orang lain, dan yang lebih penting, apa yang belum diteliti (ini yang disebut research gap atau celah penelitian) sehingga skripsimu punya kontribusi dan kebaruan.
- Mendukung Landasan Teori: Penelitian terdahulu membantu menguatkan teori yang kamu gunakan. Kamu bisa melihat bagaimana teori tersebut diaplikasikan atau diuji dalam konteks yang berbeda.
- Memperkaya Pembahasan: Hasil penelitian terdahulu akan jadi pembanding saat kamu membahas temuan skripsimu. Apakah hasilnya sama, berbeda, atau ada hal baru yang kamu temukan?
- Menghindari Plagiarisme: Dengan meninjau penelitian terdahulu, kamu memastikan bahwa ide dan topikmu memang orisinal dan bukan menjiplak.
- Melihat Metode yang Relevan: Kamu bisa belajar dari metodologi yang digunakan peneliti sebelumnya, baik itu teknik pengumpulan data, analisis, atau instrumen penelitian.
Jadi, jangan anggap enteng bagian ini. Ini adalah jantung yang membuat skripsimu berdetak dengan argumen yang kuat.
Cara Mudah Menemukan Penelitian Terdahulu (Anti Bingung!)
Menemukan penelitian terdahulu itu sebenarnya mirip pekerjaan detektif. Kamu harus punya petunjuk, tahu di mana mencarinya, dan bagaimana menyaring informasi. Ini dia langkah-langkah mudahnya:
1. Kunci Pertama: Pahami Betul Topik dan Variabelmu
Sebelum mulai mencari, kamu harus tahu betul apa yang kamu cari.
- Identifikasi Kata Kunci Utama: Dari judul skripsimu atau ide besar, tentukan kata kunci yang paling relevan.
- Contoh Judul: "Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Produktivitas Karyawan Gen Z di Industri Kreatif Jakarta."
- Kata Kunci: Stres Kerja, Kepuasan Kerja, Produktivitas Karyawan, Generasi Z (Gen Z), Industri Kreatif.
- Pikirkan Sinonim atau Frasa Terkait: Kadang peneliti menggunakan istilah yang berbeda tapi maknanya sama.
- Contoh: Produktivitas Karyawan bisa juga ditulis "Kinerja Karyawan", "Performa Kerja". Stres Kerja bisa jadi "Tekanan Kerja".
2. Sumber Terbaik: Database Jurnal Ilmiah (Online!)
Lupakan perpustakaan yang berdebu. Sumber paling kaya dan relevan saat ini ada di internet, tapi bukan sembarang internet.
- Google Scholar: Ini adalah pintu gerbang paling mudah. Masukkan kata kunci yang sudah kamu siapkan.
- Tips: Gunakan tanda kutip (") untuk frasa agar pencarian lebih spesifik. Misalnya: "stres kerja" AND "produktivitas karyawan".
- Gunakan operator Boolean: AND (untuk mencari kedua kata kunci), OR (untuk mencari salah satu kata kunci), NOT (untuk mengecualikan kata kunci tertentu).
- Filter berdasarkan tahun: Utamakan jurnal 5-10 tahun terakhir untuk topik yang berkembang cepat.
- Database Jurnal Berlangganan (Jika Kampusmu Punya Akses):
- Scopus, Web of Science, ScienceDirect, JSTOR, EBSCOhost, ProQuest: Ini adalah database premium yang berisi jurnal-jurnal bereputasi internasional. Manfaatkan fasilitas VPN kampus jika diperlukan.
- Tips: Di sini kamu bisa mencari dengan lebih spesifik, memfilter jenis dokumen (artikel jurnal, review article), dan mengurutkan berdasarkan relevansi atau jumlah kutipan.
- SINTA (Science and Technology Index) Kemenristekdikti: Untuk jurnal-jurnal nasional bereputasi.
- Repositori Universitas: Banyak universitas memiliki repositori online yang berisi skripsi, tesis, dan disertasi mahasiswa mereka. Kamu bisa mencari di repositori kampusmu atau kampus lain yang relevan.
3. Strategi Pembacaan Efektif: Jangan Baca Semua!
Membaca semua artikel dari hasil pencarian itu mustahil dan buang-buang waktu. Lakukan penyaringan cerdas:
- Baca Judul dan Abstrak: Ini adalah langkah pertama dan terpenting. Dari judul dan abstrak, kamu akan tahu apakah artikel itu relevan dengan topikmu.
- Perhatikan Kata Kunci: Apakah kata kunci yang digunakan relevan dengan variabelmu?
- Lihat Metodologi (Singkat): Apakah penelitian itu kuantitatif atau kualitatif? Populasi/sampelnya siapa? Metode pengumpulan datanya bagaimana? Ini penting untuk melihat keselarasan atau perbandingan dengan skripsimu.
- Fokus pada Bagian "Diskusi" dan "Saran Penelitian Selanjutnya":
- Bagian Diskusi: Peneliti akan membahas temuan mereka, mengaitkan dengan teori, dan membandingkan dengan penelitian sebelumnya. Di sinilah kamu bisa melihat gap dari penelitian mereka.
- Bagian Saran Penelitian Selanjutnya: Ini adalah emas! Peneliti seringkali menyebutkan apa yang belum mereka teliti atau area yang bisa dikembangkan oleh peneliti lain. Di sinilah gap research seringkali tertulis dengan jelas.
- Cek Daftar Pustaka Artikel yang Relevan: Jika kamu menemukan satu artikel yang sangat relevan, lihat daftar pustakanya! Itu adalah tambang emas untuk menemukan artikel-artikel relevan lainnya. Ini disebut juga metode "snowballing".
4. Kategorikan dan Petakan Hasil Temuanmu
Setelah menemukan beberapa penelitian terdahulu yang relevan, jangan cuma menumpuk file-nya. Buat catatan atau tabel sederhana.
- Buat Tabel Penelitian Terdahulu: | Peneliti (Tahun) | Judul Penelitian | Tujuan | Metode | Variabel Utama | Hasil Kunci | Lokasi/Subjek | Gap yang Ditemukan (Mengapa Penelitianmu Beda?) | |---|---|---|---|---|---|---|---| | Adit (2023) | Pengaruh X dan Y terhadap Z | Mengetahui... | Kuantitatif | X, Y, Z | X positif, Y tidak | Karyawan Bank, Jakarta | Belum fokus pada Gen Z di industri kreatif | | Budi (2022) | Determinan Produktivitas Kerja | Menganalisis... | Kualitatif | Faktor A, B, C | A & B penting | UKM Kuliner, Bandung | Belum menguji stres dan kepuasan kerja secara kuantitatif | | Citra (2021) | Work-Life Balance Gen Z | Memahami... | Kualitatif | Stres, kepuasan hidup | Banyak Gen Z stres | Mahasiswa, Yogyakarta | Belum dikaitkan dengan produktivitas di industri spesifik |
- Identifikasi Jenis Gap yang Kamu Isi:
- Context/Population Gap: Penelitian sudah ada, tapi belum pada konteks atau populasi yang spesifik (misal: Gen Z di industri kreatif, atau di pedesaan).
- Methodological Gap: Fenomena sudah diteliti, tapi dengan metode yang berbeda (misal: sebelumnya kuantitatif, kamu ingin kualitatif, atau sebaliknya).
- Empirical Gap: Hasil penelitian terdahulu ada yang bertentangan atau inkonsisten, dan kamu ingin mengujinya kembali.
- Theoretical Gap: Ada teori yang belum diuji di konteks tertentu, atau ada dua teori yang saling bertentangan yang perlu kamu buktikan.
- Knowledge Gap: Benar-benar ada pertanyaan yang belum terjawab atau aspek yang belum tersentuh penelitian sama sekali.
5. Rumuskan Research Gap dengan Jelas di Latar Belakang
Setelah kamu menemukan dan memetakan gap tersebut, nyatakan dengan eksplisit di Latar Belakang Masalahmu. Jangan hanya menyalin tabel, tapi rangkai menjadi narasi yang mengalir.
- Contoh Penerapan: "...Penelitian oleh Adit (2023) telah mengkaji pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja terhadap produktivitas, namun fokusnya adalah pada karyawan bank di Jakarta. Sementara itu, penelitian Budi (2022) mengidentifikasi determinan produktivitas secara kualitatif pada UKM kuliner. Meskipun demikian, belum ada penelitian yang secara spesifik mengkaji hubungan antara stres kerja dan kepuasan kerja terhadap produktivitas karyawan yang berasal dari generasi Z di sektor industri kreatif, khususnya di Jakarta. Kesenjangan ini menjadi penting mengingat karakteristik unik Gen Z dan dinamika industri kreatif yang berbeda, sehingga penelitian ini diharapkan dapat mengisi celah tersebut..."
Tips Tambahan Agar Pencarianmu Makin Efektif
- Jangan Langsung Menyerah: Kalau di awal sulit, itu wajar. Teruslah mencari dengan variasi kata kunci.
- Manfaatkan Fitur Alert: Beberapa database jurnal memungkinkan kamu untuk mengatur notifikasi jika ada artikel baru yang terbit dengan kata kunci tertentu.
- Diskusi dengan Dosen Pembimbing: Jika kamu sudah buntu, siapkan beberapa artikel yang kamu temukan dan diskusikan dengan DPL. Mereka mungkin punya saran artikel lain atau membantu mengidentifikasi gap yang belum kamu lihat.
- Gunakan Reference Management Software: Aplikasi seperti Mendeley atau Zotero tidak hanya membantumu mengelola kutipan dan daftar pustaka, tapi juga bisa membantumu menemukan artikel relevan dari basis data mereka.
- Prioritaskan Jurnal daripada Skripsi/Tesis/Disertasi: Jurnal ilmiah umumnya melewati proses peer-review yang lebih ketat, sehingga kualitasnya lebih terjamin. Skripsi/tesis bisa jadi referensi pelengkap.
Jangan Keburu Bingung Nggak Nemu Penelitian Terdahulu! Ini Cara Mudahnya
Menemukan penelitian terdahulu dan mengidentifikasi research gap memang butuh ketelatenan dan kesabaran. Ini bukan tentang seberapa banyak artikel yang kamu kumpulkan, tapi seberapa jeli kamu menemukan celah dan bagaimana kamu bisa menjustifikasi pentingnya penelitianmu.
Jangan panik dan bimbang lagi. Ikuti step by step ini, manfaatkan sumber daya yang ada, dan proaktiflah dalam mencarinya. Kamu pasti bisa menemukan "harta karun" penelitian terdahulu yang akan menguatkan skripsimu! Semangat!
Baca juga: Belum Nemu Permasalahan Skripsi atau Gap Research? Gini Cara Mudahnya
Komentar
0