
Zona Mahasiswa - Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya telah menangkap seorang pria berinisial WFT (22) asal Minahasa, Sulawesi Utara, yang mengaku sebagai hacker dengan alias 'Bjorka' dan mengklaim meretas 4,9 juta data nasabah bank swasta. WFT ditangkap pada 23 Agustus 2025, setelah akun X-nya, @bjorkanesiaaa, mem-posting database nasabah dan mengirimkan pesan pemerasan ke bank.
Baca juga: Geger! Orientasi Komunitas Pecinta Alam di Bitung Pakai Kekerasan, Orang Tua Lapor Polisi
Berikut 5 fakta mengejutkan mengenai sosok WFT dan aksinya:
1. Jual Beli Data Ilegal dan Transaksi Kripto
Wakil Direktur Siber Polda Metro Jaya, AKBP Fian Yunus, menyebut WFT aktif di dark web untuk melakukan transaksi data ilegal. Pelaku mengklaim mendapatkan data dari berbagai institusi, baik luar maupun dalam negeri, termasuk perusahaan kesehatan dan swasta, untuk diperjualbelikan. WFT mengaku menerima pembayaran menggunakan crypto currency, dan sekali menjual data, nilainya bisa mencapai puluhan juta rupiah.
2. Berselancar di Dark Web Sejak 2020
WFT ternyata sudah mulai mengeksplorasi dark web sejak tahun 2020 dengan username 'Bjorka'. Untuk menyamarkan aksinya dari aparat penegak hukum, WFT berkali-kali mengubah username-nya. Ia sempat menggunakan nama samaran lain seperti SkyWave, ShinyHunter, hingga yang terakhir Opposite6890 pada Agustus 2025. Tujuannya jelas: membuat dirinya sulit dilacak.
3. Bukan Ahli IT dan Tidak Tamat SMK
Salah satu fakta paling mengejutkan adalah latar belakang WFT. Polisi memastikan WFT bukanlah ahli Information Technology (IT). Ia bahkan diketahui tidak tamat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). WFT mengaku belajar IT secara otodidak melalui media sosial dan komunitas hacker yang ada di sana.
4. Klaim Retas 4,9 Juta Data Nasabah untuk Memeras
Aksi yang menyeret WFT ke jeruji besi adalah klaimnya meretas 4,9 juta data nasabah sebuah bank swasta dan mengunggahnya di akun X. Motif di balik aksi ini, menurut AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon, adalah pemerasan. Namun, aksi pemerasan tersebut belum sempat terjadi karena bank segera melapor ke polisi.
5. Masih Didalami Keterkaitannya dengan Kasus Bjorka Terdahulu
Polisi masih terus mendalami apakah WFT memiliki keterkaitan dengan sosok 'Bjorka' yang sempat membuat gaduh negara pada tahun sebelumnya, terutama terkait kebocoran data sejumlah pejabat negara seperti mantan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dan Presiden RI ke-7 Joko Widodo.
"Mungkin, jawabannya saya bisa jawab 'mungkin', apakah Bjorka 2020, mungkin, apakah dia Opposite6890 yang dicari-cari, mungkin," pungkas AKBP Fian Yunus, menegaskan bahwa pendalaman akan terus dilakukan.
Kisah WFT menjadi pengingat betapa berbahayanya aktivitas jual beli data ilegal yang bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh seseorang yang belajar IT secara otodidak.
Baca juga: Tak Sadar Usai Mabuk Miras, Mahasiswa di NTT Dicabuli Sesama Jenis
Komentar
0