Berita

Geger! Orientasi Komunitas Pecinta Alam di Bitung Pakai Kekerasan, Orang Tua Lapor Polisi

Muhammad Fatich Nur Fadli 02 Oktober 2025 | 16:47:32

Zona Mahasiswa - Sebuah video yang menunjukkan dugaan kekerasan selama kegiatan orientasi penerimaan anggota baru komunitas pecinta alam di Bitung, Sulawesi Utara (Sulut), menjadi viral di media sosial. Sejumlah anggota baru terlihat ditampar berulang kali hingga ditendang oleh senior mereka.

Baca juga: Tak Sadar Usai Mabuk Miras, Mahasiswa di NTT Dicabuli Sesama Jenis

Aksi dugaan penganiayaan ini terjadi saat orientasi yang diselenggarakan oleh Himpunan Penjelajah Alam Terbuka Spizaetus (Himpasus) Bitung di Gunung Dua Saudara, Kecamatan Ranowulu, pada 26–28 September 2025.

Kronologi dan Tanda-tanda Kekerasan

Video yang beredar menunjukkan anggota baru duduk berjejer, beberapa di antaranya tidak mengenakan baju, hanya memakai topi atau slayer. Para senior, termasuk seorang wanita, terlihat melakukan tindakan kekerasan.

Kasi Humas Polres Minahasa Iptu Abdul Natip Anggai menjelaskan bahwa dugaan kekerasan itu terjadi pada hari terakhir kegiatan, Minggu (28/9). Salah satu korban mengalami luka lebam di bagian muka dan mulut akibat ditampar.

Dalam rekaman video yang menyebar:

  • Seorang senior wanita terlihat menampar dan kemudian menendang ke arah dada salah satu remaja yang baru bergabung.
  • Senior pria juga terlihat melakukan penamparan, bahkan terhadap anggota baru wanita.

Polisi Bergerak Cepat, 6 Panitia Diperiksa

Kasus ini mulai diusut setelah salah satu orang tua korban melapor ke Polres Bitung pada Senin (29/9). Polres Bitung bertindak cepat dengan memanggil dan memeriksa enam orang panitia dari Himpasus.

Kasat Reskrim Polres Bitung, AKP Ahmad Anugrah Ari Pratama, membenarkan pemanggilan tersebut. Pemeriksaan terhadap enam panitia ini dilakukan pada Rabu, 1 Oktober 2025, untuk mendalami kasus dugaan penganiayaan.

"Saat ini kami terus melakukan pendalaman untuk mengungkap kebenaran kasus ini," ujar Ahmad, menjamin proses hukum akan berjalan sesuai aturan berdasarkan laporan dari orang tua korban.

Insiden ini menambah daftar panjang kasus kekerasan dan perpeloncoan di lingkungan organisasi kemahasiswaan dan komunitas, yang kerap kali mengatasnamakan orientasi atau pendidikan dasar.

Baca juga: Guru Cabul Suruh Siswi Onani di Sekolah Gegara Tolak Oral Seks, Korban Trauma dan Tak Mau Sekolah

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150