Zona Mahasiswa - Ketika memulai sebuah skripsi, salah satu bagian penting yang wajib ada adalah latar belakang. Bagian ini menjadi pondasi awal yang membantu pembaca mengerti konteks dan alasan pentingnya topik yang kita pilih.
Tapi, tahukah kamu kalau latar belakang skripsi kuantitatif dan kualitatif ternyata berbeda? Yuk, kita bahas perbedaannya dengan bahasa yang mudah dipahami anak muda!
Apa Itu Latar Belakang?
Latar belakang adalah bagian awal skripsi yang menjelaskan konteks masalah yang akan dibahas, alasan kenapa topik ini penting, serta kondisi-kondisi yang melatarbelakangi penelitian. Biasanya, di sini kita menggambarkan situasi dan isu-isu yang relevan dengan topik yang akan diteliti. Latar belakang juga memberi gambaran tentang apa yang mendorong peneliti untuk mengangkat masalah tersebut.
Perbedaan Utama antara Skripsi Kuantitatif dan Kualitatif
Sebelum membahas pola latar belakangnya, mari kita pahami dulu apa itu skripsi kuantitatif dan kualitatif.
- Skripsi Kuantitatif
- Menggunakan data yang terukur dalam angka dan statistik untuk menjawab masalah penelitian.
- Biasanya fokus pada uji hipotesis dan hubungan antar variabel.
- Sumber data kuantitatif biasanya berupa survei, eksperimen, atau analisis data yang sudah ada.
- Skripsi Kualitatif
- Mengandalkan data deskriptif seperti wawancara, observasi, dan studi kasus.
- Lebih fokus pada pemahaman mendalam terhadap fenomena atau perspektif individu atau kelompok.
- Menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi dari sudut pandang partisipan.
Dengan memahami perbedaan dasarnya, kita bisa melihat bahwa latar belakang untuk skripsi kuantitatif dan kualitatif pun punya karakteristik yang berbeda.
Pola Latar Belakang Skripsi Kuantitatif
Latar belakang skripsi kuantitatif biasanya menekankan pada data numerik dan statistik untuk menggambarkan besarnya masalah. Berikut ini pola yang umum digunakan dalam menyusun latar belakang untuk skripsi kuantitatif:
- Deskripsi Masalah Berdasarkan Data
Di awal latar belakang, jelaskan masalah atau fenomena yang ingin diteliti dengan data numerik yang akurat. Misalnya, jika kamu meneliti tingkat kecemasan siswa saat ujian, gunakan data survei atau penelitian sebelumnya yang menunjukkan berapa persentase siswa yang mengalami kecemasan berlebihan.
Contoh:
“Menurut survei Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 30% siswa mengalami kecemasan yang mengganggu saat ujian berlangsung. Di Indonesia, studi dari Kementerian Pendidikan juga menunjukkan bahwa 25% siswa SMA mengaku mengalami tingkat kecemasan tinggi saat ujian nasional.” - Penjabaran Fakta atau Tren
Gunakan fakta atau trend yang mendukung relevansi penelitianmu. Biasanya, data ini digunakan untuk menunjukkan bahwa masalah tersebut sudah menjadi isu yang berkembang dan penting untuk diteliti.
Contoh:
“Penelitian menunjukkan bahwa kecemasan berlebih saat ujian tidak hanya mempengaruhi performa siswa di sekolah tetapi juga berdampak pada kesehatan mental mereka dalam jangka panjang.” - Identifikasi Kesenjangan Penelitian
Di bagian ini, jelaskan mengapa penelitianmu penting dengan menunjukkan adanya kesenjangan penelitian sebelumnya. Misalnya, ada banyak studi tentang kecemasan siswa, tetapi masih sedikit yang membahas faktor spesifik seperti pengaruh dukungan teman sebaya.
Contoh:
“Meskipun sudah ada penelitian mengenai kecemasan siswa, sedikit sekali studi yang secara khusus meneliti bagaimana pengaruh dukungan teman sebaya terhadap tingkat kecemasan ini.” - Tujuan Penelitian dan Hipotesis
Biasanya di bagian akhir latar belakang, penelitian kuantitatif mencantumkan tujuan yang ingin dicapai dan hipotesis yang akan diuji. Hipotesis adalah dugaan sementara yang nantinya akan dibuktikan melalui data.
Contoh:
“Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan teman sebaya dengan tingkat kecemasan siswa saat ujian. Penelitian ini mengajukan hipotesis bahwa semakin tinggi dukungan teman sebaya, semakin rendah tingkat kecemasan siswa.”
Pola Latar Belakang Skripsi Kualitatif
Berbeda dengan kuantitatif, latar belakang skripsi kualitatif lebih fokus pada pemahaman mendalam dan deskripsi konteks. Karena itu, dalam latar belakang kualitatif, biasanya peneliti menekankan pada fenomena atau pengalaman subjek yang spesifik.
- Deskripsi Masalah dengan Perspektif Sosial atau Budaya
Di bagian awal, jelaskan konteks sosial, budaya, atau sejarah yang melatarbelakangi masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif, masalah yang diangkat biasanya adalah fenomena yang ingin dipahami lebih dalam.
Contoh:
“Saat ini, siswa SMA semakin banyak yang bergantung pada media sosial untuk berinteraksi dengan teman-teman mereka. Penggunaan media sosial yang tinggi ini berdampak pada cara siswa bersosialisasi dan bahkan mempengaruhi pola pikir mereka.” - Penjelasan Fenomena yang Ingin Dipahami
Gambarkan fenomena atau situasi yang menurutmu menarik untuk dieksplorasi lebih dalam. Misalnya, jika topikmu adalah dampak media sosial pada kecemasan siswa, kamu bisa menjelaskan tentang fenomena ini secara umum dan bagaimana hal itu mempengaruhi siswa.
Contoh:
“Banyak siswa yang merasa terbebani dengan kehidupan ideal yang mereka lihat di media sosial, sehingga muncul fenomena ‘kecemasan sosial’. Fenomena ini terjadi ketika siswa merasa tidak mampu mencapai standar yang mereka lihat di media sosial.” - Pentingnya Studi Kasus atau Perspektif Subjektif
Dalam penelitian kualitatif, biasanya kamu ingin melihat suatu masalah dari sudut pandang partisipan. Kamu bisa jelaskan kenapa pengalaman dan perspektif individu dalam fenomena ini penting untuk diteliti lebih lanjut.
Contoh:
“Studi ini penting untuk memahami perspektif siswa mengenai kecemasan yang mereka alami akibat penggunaan media sosial. Pendekatan kualitatif diperlukan untuk mengeksplorasi pengalaman mereka secara mendalam.” - Tujuan Penelitian dengan Fokus pada Pemahaman Mendalam
Di bagian akhir, jelaskan tujuan penelitianmu untuk memahami fenomena secara lebih mendalam, bukan untuk menguji hipotesis. Misalnya, jika kamu meneliti kecemasan sosial pada siswa akibat media sosial, tujuan penelitian bisa berupa pemahaman tentang bagaimana siswa memaknai pengalaman tersebut.
Contoh:
“Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana siswa memaknai pengalaman mereka di media sosial dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kecemasan yang mereka rasakan dalam kehidupan sehari-hari.”
Tabel Perbandingan Pola Latar Belakang Kuantitatif dan Kualitatif
Elemen |
Kuantitatif |
Kualitatif |
Fokus Masalah |
Data numerik atau statistik |
Fenomena sosial, budaya, atau pengalaman individu |
Pendekatan |
Eksplanatori (menjelaskan hubungan antar variabel) |
Deskriptif (memahami makna dan perspektif subjek) |
Kesenjangan |
Mengacu pada penelitian sebelumnya |
Menjelaskan pentingnya perspektif subjektif |
Tujuan Akhir |
Menguji hipotesis |
Memahami fenomena atau pengalaman mendalam |
Tips Menulis Latar Belakang Kuantitatif dan Kualitatif
- Kumpulkan Referensi yang Tepat: Pastikan referensi yang kamu gunakan sesuai dengan metode penelitianmu. Referensi kuantitatif biasanya berupa jurnal-jurnal yang menampilkan data statistik, sementara referensi kualitatif bisa berupa artikel yang mendeskripsikan fenomena atau pengalaman.
- Tetap Fokus pada Masalah: Jangan sampai penjelasan terlalu melebar dari inti masalah yang ingin kamu bahas.
- Tulis dengan Alur yang Jelas: Baik dalam penelitian kuantitatif atau kualitatif, penting untuk menyusun latar belakang yang runtut agar pembaca memahami dengan mudah.
Begini Perbedaan Pola Latar Belakang Skripsi Kuantitatif & Kualitatif
Perbedaan latar belakang antara skripsi kuantitatif dan kualitatif terletak pada pendekatan, fokus masalah, dan tujuan penelitian. Skripsi kuantitatif menekankan data numerik untuk menjelaskan hubungan antar variabel, sementara skripsi kualitatif lebih menitikberatkan pada pengalaman dan pemahaman mendalam dari perspektif subjek. Dengan memahami pola latar belakang masing-masing jenis skripsi, kamu bisa menulis dengan lebih tepat sesuai metode penelitianmu.
Baca juga: Mahasiswa Semester Akhir Wajib Tahu! Ternyata Begini Cara Buat Landasan Teori Skripsi
Komentar
0