Fakta

Waspada Serangan Hacker, Justru Buktikan Rentannya Kebocoran Data di Indonesia?

Nisrina Salsabila 12 September 2022 | 12:26:43

zonamahasiswa.id - Belum lama ini, Indonesia dihebohkan dengan munculnya hacker bernama Bjorka. Namanya melejit ketika mengunggah data registrasi SIM card hingga mengungkap surat tertutup untuk Presiden Jokowi.

Dalam akun Twitter miliknya, ia tercatat bergabung pada September 2022 dengan lokasi Warsaw Polandia. Ia pun memiliki 184 ribu followers dan hanya mengikuti satu akun saja. Ia disebut telah membocorkan berbagai data penting hingga membuat namanya diburu oleh pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Fenomena Unik di Jepang, Luapkan Stres dengan Teriak di Jalan

Munculnya Serangan Hacker di Indonesia

Melansir CNN Indonesia, pembocoran data pertamanya di breached.to berupa data pelanggan Tokopedia yang dibobol pada April 2020 lalu. Isinya meliputi user ID, password, email, hingga nomor telepon milik pelanggan.

Kemudian, pembocoran data kedua sebesar 270.904.989 data pengguna media sosial literatur Wattpad. Ia membobol pada Juni 2020 yang mencakup password, login, nama asli, hingga nomor kontak.

Pada hari yang sama, Bjorka kembali merilis setidaknya 26 juta data pelanggan IndiHome yang mencakup nama lengkap, email, Nomor Induk Kependudukan (NIK), IP Adsress sampai dengan situs apa saja yang dikunjungi.

Sementara, pada 31 Agustus user tersebut mengunggah 1,3 miliar data registrasi SIM Card yang diklaim dibobol dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Ia mengungkap sejumlah data seperti nomor telepon, tanggal registrasi, hingga NIK.

Tak berhenti di situ saja, Bjorka kembali membocorkan 105 juta data kependudukan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 6 September. Data yang ia bocorkan berupa NIK, nomor Kartu Keluarga (KK) hingga nama lengkap.

Lebih lanjut, yang menggemparkan adalah pemboroan surat rahasia untuk Presiden Jokowi. Salah satunya adalah surat tertutup yang dikirimkan Badan Intelijen Negara (BIN). Mengenai ini, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengungkap aparat tengah memproses kasus kebocoran data tersebut secara hukum.

"Saya rasa pihak penegak hukum akan memproses secara hukum dan mencari pelakunya," kata Hari mengutip Antara (10/9).

"Do u know that u and all ur people no one can do this? Because it's been 21 days since my first leak. And all of u are still confused about where to start (Sadar nggak sih tak seorang pun dari Anda dan semua orang-prang Anda bisa melakukannya? 21 hari sejak pembocoran data pertamaku. Anda semua masih bingung dari mana memulainya," tulisnya dalam akun Twitter @bjorkanisme.

Motif Hacker Bjorka 

Pada unggahannya terlihat dominan dengan data-data masyarakat Indoensia. Lantas, Bjorka memberikan petunjuk mengenai motifnya atas pembocoran data tersebut digunakan untuk menunjukkan bahwa lembaga pemerintah tetap bobrok selama dipimpin oleh yang bukan ahlinya.

"This is a new era to demonstrate differently. Nothing would change if fools were still given enormous power. The supreme leader in technology should be assigned to someone who understands, not a politican and not someone from the armed forces. Because they are just stupid people. (Ini adalah era baru untuk berdemo dengan cara berbeda. Tidak ada yang akan berubah jika orang bodoh masih diberi kekuatan yang sangat besar. Pemimpin tertinggi dalam teknologi harus ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politisi dan bukan seseorang dari angkatan bersenjara karena mereka hanyalah orang-orang)" tulisnya.

Sementara, sebelum akun Twitter milinya di suspend ia mengaku mempunyai seorang teman di Polandia yang menjadi korban kebijakan RI di masa lalu. Ia mengatakan temannya banyak bercerita bagaimana kacaunya sistem Indonesia.

"I have a good indonesian friend in warsaw and he told me a lot about how messed up Indonesia is. I did this for him (Saya punya teman orang Indonesia yang baik di warsawa dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya Indonesi. Saya melakukan ini untuknya," pungkasnya.

Bjorka melanjutkan temannya tersebut sudah merawatnya sejak kecil tersebut telah meninggal tahun lalu. Ia menjelaskan terdapat satu mimpi yang belum dia capai yakni untuk kembali ke Indonesia.

"It seems complicated to continue his dream the right way. So i prefer to do it this way. We hace same goal, so that country where he was born can change for the better (Sulit melanjutkan mimpinya dengan cara itu. Jadi saya pilih dengan cara ini hingga negara tempat ia lahir bisa menjadi lebih baik)," lanjutnya.

Serangan Phishing Mulai Sasar Universitas

Sementara itu, kabar mencuatnya hacker justru membuat serangan phishing mulai menyasar universitas. Para hacker tersebut kedapatan mencuri data riset hingga informasi pribadi milik mahasiswa.

Hal ini dijelaskan oleh pakar keamanan Kaspersky Olga Svistunova yang mengungkap nama institusi pendidikan terkenal kerap digunakan sebagai daya tarik untuk mendistribusikan halaman phishing. Apalagi, pemerintah dan perusahaan besar kerap membeli studi penelitian dari universitas tersebut.

Motifnya, setelah pengguna mengunjungi halaman palsu mereka diminta untuk menuliskan informasi pribadi seperti data lokasi, alamat IP, hingga kredensial akun. Setelah berhasil mengakses akun mahasiswa, para hacker dapat mengakses informasi pribadi hingga rencanan pendidikan dan informasi penting lainnya.

Atas kejadian ini, Kaspersky memberikan rekomendasi sebagai langkah untuk melindungi sistem dari penipuan yang berkedok pendidikan. Salah satunya dengan memeriksa tautan secara teliti sebelum diklik. Carilah kesalahan ejaan datau ketidaksesuaian lainnya.

Menerapkan kontrok akses yang kuat dan sesuai, sehingga tidak akan mudah bagi para peretas untuk bergerak secara lateral melalui sistem. Sedangkan untuk universitas, bisa memiliki dua jaringan nirkabel terpisah dan aman.

Menghindari pula menggunakan kata sandi yang sama untuk beberapa situs web atau layanan. Karena apabila diretas, maka semua akun akan berisiko. Gunakan pula solusi keamanan yang handal untuk perlindungan menyeluruh agar terhindar dari phishing.

Waspada Serangan Hacker, Justru Buktikan Rentannya Kebocoran Data di Indonesia?

Itulah ulasan mengenai hacker bernama Bjorka yang sukses meretas data-data penting milik Indonesia hingga banyak yang menganggap negara ini rentan dengan adanya kebocoran data.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca Juga: Aneh Tapi Nyata, NIK Orang Lain Bisa Dipakai Daftar Beasiswa Kuliah?

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150