Berita

Terbukti Lakukan Kekerasan Seksual, Guru Besar Unsoed Dinonaktifkan 2 Semester

Muhammad Fatich Nur Fadli 09 September 2025 | 16:03:54

Zona Mahasiswa - Seorang guru besar di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah, telah terbukti melakukan kekerasan seksual terhadap mahasiswi. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unsoed sejak April lalu, guru besar tersebut kini dinonaktifkan dari seluruh kegiatan tri dharma perguruan tinggi selama dua semester.

Baca juga: Sarjana Asal Lamongan Jadi Korban Mutilasi di Mojokerto, Potongan Tubuh Korban Berjumlah Ratusan, Kepala Masih Disimpan di Belakang Lemari

Keputusan ini disampaikan oleh Ketua Satgas PPKS Unsoed, Triwur, saat menemui mahasiswa yang berunjuk rasa di gedung rektorat pada Senin, 8 September 2025. “Kesimpulan satgas memang ada pelanggaran terkait kekerasan seksual,” ungkapnya.

Meskipun Triwur tidak merinci jenis kekerasan seksual yang dilakukan, ia menekankan bahwa Peraturan Rektor Unsoed mengatur 25 jenis kekerasan seksual secara detail. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan guru besar tersebut jelas melanggar ketentuan yang ada.

Sanksi dan Tuntutan Mahasiswa

Hasil pemeriksaan Satgas PPKS telah diserahkan ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Triwur menjelaskan bahwa karena pelaku berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), sanksi lebih lanjut akan diberikan oleh kementerian.

Selain terbukti melakukan kekerasan seksual, guru besar tersebut juga melanggar kode etik. Oleh karena itu, Rektor Unsoed mengambil tindakan tegas dengan membebastugaskan guru besar tersebut dari seluruh kegiatan tri dharma, termasuk mengajar, meneliti, dan pengabdian masyarakat.

“Saya sudah bertemu Pak Rektor tadi pagi, menegaskan bahwa tidak hanya kekerasan seksual yang dilanggar, tapi kode etik sehingga Pak Rektor memberikan sanksi membebastugaskan tri dharma selama dua semester,” kata Triwur.

Sebelumnya, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Unsoed kembali melakukan unjuk rasa menuntut kejelasan mengenai kasus ini. Mereka mendesak rektor untuk memberikan penjelasan terkait sanksi yang diberikan kepada terduga pelaku. Meskipun rektor tidak berada di tempat, massa tetap melakukan orasi di depan gedung rektorat, memasang spanduk, dan menuntut transparansi dari pihak kampus.

Tindakan tegas Unsoed ini diharapkan menjadi sinyal kuat bahwa kampus tidak akan mentolerir kekerasan seksual dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan akademik yang aman dan kondusif bagi seluruh sivitas akademika.

 

Baca juga: Remaja di Koltim Gorok Bocah Perempuan saat Berangkat Ngaji hingga Tewas Gegara Dendam Diejek

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150