Berita

Sebut Muslimah Menutup Kepala ala Gurun, Rektor ITK Tuai Kecaman: Apa LPDP Rasis?

Zahrah Thaybah M 30 April 2022 | 13:37:11

zonamahasiswa.id - Geger jadi pembicaraan warganet Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santoso Purwokartiko pasca menuliskan pernyataan kontroversial di Facebook-nya, rabu (27/4). Ia menyebut mahasiswi muslimah 'menutup kepala ala gurun'.

Baca Juga: Mahasiswa Raup Untung 20 Juta, Hasil Jualan Dokumen Asusila di MiChat

Dinilai Rasis dan Menistakan Agama

Melalui tulisannya, Budi Santoso menceritakan saat ia melakukan seleksi terhadap beberapa mahasiswa yang akan mengikuti seleksi beasiswa LPDP.

"Saya berkesempatan mewawancara beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri. Program Dikti yang dibiayai LPDP ini banyak mendapat perhatian dari para mahasiswa. Mereka adalah anak-anak pinter yang punya kemampuan luar biasa. Jika diplot dalam distribusi normal, mereka mungkin termasuk 2,5% sisi kanan populasi mahasiswa. Tidak satu pun saya mendapatkan mereka ini hobi demo. Yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi di atas 3.5 bahkan beberapa 3.8 dan 3.9. Bahasa Inggris mereka cas cis cus dengan nilai IELTS 8 , 8.5 bahkan 9. Duolingo bisa mencapai 140, 145 bahkan ada yang 150 (padahal syarat minimum 100). Luar biasa. Mereka juga aktif di organisasi kemahasiswaan (profesional), sosial kemasyarakatan dan asisten lab atau asisten dosen. Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa cita-citanya, minatnya, usaha2 untuk mendukung cita2nya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dsb. Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata2nya juga jauh dari kata2 langit:insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dsb. Generasi ini merupakan bonus demografi yang akan mengisi posisi2 di BUMN, lembaga pemerintah, dunia pendidikan, sektor swasta beberapa tahun mendatang. Dan kebetulan dari 16 yang saya harus wawancara, hanya ada 2 cowok dan sisanya cewek. Dari 14,, ada 2 tidak hadir. Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar2 openmind. Mereka mencari Tuhan ke negara2 maju seperti Korea, Eropa barat dan US, bukan ke negara yang orang2nya pandai bercerita tanpa karya teknologi."

Sontak pernyataan itu menuai banyak kecaman dari netizen di media sosial dan menganggapnya sebagai perbuatan rasis.

"kalau pewawancara @LPDP_RI seperti ini? Mau jadi apa generasi muda talenta ungul kita? Yang bener2 taat ibadah justru malah disingkirkan. Lupa kalo pejuang-pejuang juga taat ibadah, bahkan banyak yang bergelar pahlawan nasional.." tulis @elingyuks.

"Ini professor ? Sejak kapan seorang professor tidak hisa menghargai sisi batiniah dan agama ? Emang bisa hidup selamanya ? Emang otaknya nggak akan menua dan pikun jika menua ? Sadarlah... Budi Santosa," tulis @hilman_anugraha.

"Tulisan Prof Budi Santosa Purwokartiko ini bisa masuk kategori "rasis" dan "xenophobic"," tulis @ismailfahmi.

"Bukan rasis lagi udah bisa di kategorikan penistaan Agama, selain kata2 InsyaAllah, Kadarullah dll, penutup kepala ala manusia gurun. Dia sudah menghina Syari'at Islam krn memakai penutup kepala ala manusia gurun itu adalah kewajiban yg ada dlm Al Qur'an," tulis @UmmuMulki.

Sementara itu, hingga detik ini masih belum ada keterangan resmi dari yang bersangkutan maupun pihak LPDP dan ITK.

Sebut Muslimah Menutup Kepala ala Gurun, Rektor ITK Tuai Kecaman: Apa LPDP Rasis?

Itulah ulasan mengenai Rektor ITK yang menyindir muslimah berhijab sebagai wanita gurun sehingga menuai kecaman dari warganet. Bagaimana menurutmu?

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti informasi seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan serta aktifkan notifikasinya ya. Sampai jumpa.

Baca Juga: Dosen Terduga Pelaku Pencabulan Divonis Bebas, Mahasiswa Unri Temui Mendikbud

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150