
Zona Mahasiswa - Banyak mahasiswa mikir skripsi itu cuma soal “nulis aja dulu deh, nanti dibenerin sambil jalan.” Padahal kenyataannya? Banyak yang udah nulis Bab 1 panjang-panjang, eh malah disuruh revisi total karena dari awal gak ngerti fondasi dasarnya.
Baca juga: Tips Berdiskusi dan Berargumen dengan Orang Tua dalam Memilih Jurusan Kuliah
Skripsi itu ibarat bangun rumah. Kalau fondasinya (judul, rumusan masalah, dan kerangka teori) udah miring dari awal, ya dinding dan atapnya bakal ambruk. Makanya, penting banget tahu apa aja yang harus kamu perhatiin sebelum kamu nulis satu kata pun di Bab 1.
Yuk kita bahas hal-hal penting yang harus kamu pastiin dulu di awal pengerjaan skripsi. Supaya nanti jalanmu lebih lancar, gak banyak putar balik, dan dosen pembimbing juga lebih respect karena kamu kelihatan siap dan ngerti.
Pahami Dulu Arah Penelitianmu
Skripsi itu gak cuma “milih topik yang menarik.” Kamu juga harus tahu:
✅ Jenis penelitiannya apa?
- Apakah kamu mau penelitian kuantitatif, kualitatif, atau mix methods?
- Apakah itu termasuk deskriptif, eksplanatif, atau eksploratif?
Contoh:
Kalau kamu pengin tahu pengaruh promosi di media sosial terhadap keputusan beli konsumen, itu berarti kuantitatif dan eksplanatif.
Kalau kamu cuma nulis tanpa ngerti jenis penelitianmu, nanti bisa salah metode dari awal. Bahaya!
✅ Objek penelitiannya jelas gak?
Mau nulis tentang “perilaku konsumen” tapi belum tahu mau konsumen siapa? Remaja? Ibu rumah tangga? Pegawai? Ini harus ditentukan dari awal.
Validasi Judul Skripsi
Salah satu kesalahan paling umum adalah judul skripsi yang belum matang tapi udah nekat nulis Bab 1.
Sebelum kamu masuk ke penulisan, coba validasi judul kamu lewat hal ini:
🔎 Apakah judulmu sudah:
- Spesifik?
- Bisa diteliti (feasible)?
- Sesuai dengan bidang ilmu kamu?
- Ada referensinya?
Contoh judul buruk:
"Pengaruh Media Sosial terhadap Kehidupan Remaja."
Masih terlalu umum dan gak jelas arahnya.
Contoh judul baik:
"Pengaruh Intensitas Penggunaan Instagram terhadap Kepercayaan Diri Mahasiswa Psikologi Universitas X."
Kalau kamu belum yakin soal judul, jangan nulis Bab 1 dulu. Diskusikan dulu dengan dosen pembimbing atau coba bandingkan dengan skripsi-skripsi sebelumnya.
Kuasai Dasar Teori dan Konsep Utama
Skripsi yang kuat adalah yang teorinya kokoh. Banyak mahasiswa asal pilih teori atau malah ngarang definisi. Ini jadi penyebab revisi parah di Bab 2 nanti.
Sebelum mulai nulis:
📚 Kamu harus sudah tahu:
- Teori utama yang relevan
- Konsep yang akan kamu pakai
- Penjelasan dari para ahli (bukan cuma dari blog atau TikTok)
Kalau kamu mau bahas “perilaku konsumen,” kamu harus paham definisinya menurut para ahli, faktor-faktornya, dan bagaimana teori itu dipakai dalam penelitian terdahulu.
Pelajari Penelitian Sebelumnya
Salah satu hal yang bisa mempermudah kamu saat nulis Bab 1 adalah menelaah penelitian terdahulu.
Kenapa penting?
📌 Kamu bisa tahu gap penelitian (celah yang belum banyak dibahas)
📌 Kamu bisa lihat gimana mereka menyusun rumusan masalah, tujuan, dan hipotesis
📌 Kamu juga bisa comot teori dan metodologi yang cocok
Tips:
Baca minimal 5 skripsi atau jurnal yang topiknya mirip dengan idemu. Lihat bagaimana mereka membingkai masalah dan menyusun kerangka berpikir.
Skripsi Itu Nggak Sesederhana Ngetik Bab 1
Skripsi tuh bukan sekadar nulis Bab 1, terus lanjut Bab 2, 3, 4, dan 5 kayak ngisi formulir. Banyak mahasiswa yang baru mulai ngetik Bab 1 udah langsung kena revisi gede-gedean. Nggak jarang juga yang akhirnya stuck, bingung, terus kehilangan semangat buat lanjut.
Masalahnya? Kebanyakan mahasiswa langsung loncat ke penulisan, padahal pondasinya belum kuat. Bayangin kamu mau bangun rumah, tapi fondasi tanahnya belum dicek. Ya ambruk lah.
Nah, daripada waktu kamu habis buat revisi yang bisa dicegah dari awal, mending kita bahas bareng-bareng apa aja hal penting yang HARUS kamu perhatikan sebelum mulai nulis skripsi. Artikel ini bakal ngebahas semua itu—dari milih topik, cari dosen pembimbing, sampai hal-hal teknis kecil yang sering diabaikan tapi bisa jadi sumber revisi.
Pahami Aturan Kampusmu
Setiap kampus punya pedoman penulisan skripsi masing-masing. Ada yang pakai sistem Harvard style, ada yang pakai APA, ada yang nyuruh pakai format cetak tebal untuk subbab, ada juga yang nggak. Bahkan urutan Bab 1 bisa beda-beda.
Makanya, jangan males baca pedoman akademik dari kampusmu. Kalau bisa, download PDF-nya, cetak, dan stabiloin bagian pentingnya.
Beberapa hal yang harus kamu perhatikan:
- Format penulisan (margin, font, spasi)
- Sistem sitasi dan daftar pustaka
- Urutan isi tiap bab
- Cara pengajuan judul dan pembimbing
- Deadline dan prosedur bimbingan
Dengan tahu aturan dari awal, kamu nggak perlu revisi cuma gara-gara font kamu Times New Roman 11 padahal harusnya 12.
Jangan Asal Pilih Topik, Pikirkan Secara Strategis
Topik skripsi itu kayak pasangan. Kalau kamu salah pilih, bisa-bisa ngerasa terjebak selama berbulan-bulan. Jadi jangan asal pilih topik cuma karena:
- “Kayaknya gampang deh.”
- “Temenku juga ngambil ini.”
- “Dosen X suka sama topik ini.”
Sebaliknya, pikirin ini:
✔️ Kamu suka sama topik itu
Kalau kamu bener-bener tertarik, kamu bakal lebih tahan banting walau banyak revisi. Topik yang kamu suka bikin proses ngerjain jadi lebih ringan.
✔️ Topik itu relevan dan bisa diteliti
Jangan cuma mikirin keren atau kekinian, tapi pastikan kamu bisa cari datanya, bisa bikin rumusan masalah, dan bisa diukur hasilnya.
✔️ Tersedia referensi yang cukup
Salah satu alasan skripsi ditolak adalah karena nggak ada landasan teori yang kuat. Jangan nekat ambil topik yang literaturnya langka.
Mulai dari Masalah, Bukan dari Judul
Kesalahan umum mahasiswa adalah terlalu fokus bikin judul, padahal yang penting justru masalahnya. Coba balik logikanya:
“Apa masalah yang terjadi di lapangan, dan bagaimana skripsi ini bisa membantu mencari solusinya?”
Contoh:
SALAH:
“Aku mau bikin skripsi tentang TikTok.”
BENAR: “Aku mau meneliti kenapa promosi UMKM di TikTok lebih efektif dibanding platform lain.”
Kalau kamu mulai dari masalah, judul bakal muncul dengan sendirinya dan lebih logis secara struktur.
Rancang Rumusan Masalah dengan Logika yang Kuat
Banyak Bab 1 yang kena revisi karena rumusan masalahnya nggak jelas, ngambang, atau nggak nyambung dengan tujuan dan hipotesis.
Pastikan:
- Rumusan masalah berbentuk pertanyaan
- Ada keterkaitan langsung dengan topik dan tujuan
- Bisa dijawab lewat data atau analisis
Contoh yang salah:
“Apa manfaat media sosial?”
Terlalu luas.
Contoh yang benar:
“Bagaimana pengaruh frekuensi unggahan konten TikTok terhadap tingkat engagement pada UMKM kuliner di Jakarta Selatan?”
Susun Tujuan dan Manfaat Penelitian dengan Realistis
Tujuan penelitian harus jawab langsung rumusan masalah. Jangan asal tulis:
“Mengetahui segala sesuatu tentang TikTok.”
Tulislah yang spesifik, misalnya:
“Mengetahui hubungan antara frekuensi posting dengan tingkat engagement audiens.”
Manfaat penelitian dibagi dua:
- Manfaat teoritis → kontribusi untuk ilmu pengetahuan
- Manfaat praktis → kontribusi di dunia nyata (misalnya, buat pelaku UMKM, komunitas, pemerintah)
Jangan Lupa Buat Batasan Masalah
Salah satu penyebab skripsi “liar” dan melebar ke mana-mana adalah karena kamu nggak bikin batasan masalah dari awal. Ini penting biar penelitian kamu punya fokus.
Contoh:
Tanpa batasan:
Penelitian ini membahas penggunaan TikTok di Indonesia.
Dengan batasan:
Penelitian ini hanya membahas strategi promosi UMKM kuliner menggunakan TikTok, dalam kurun waktu Januari–Maret 2025 di Jakarta Selatan.
Tentukan Jenis dan Metode Penelitian yang Tepat
Setelah kamu tahu topiknya, saatnya milih jenis penelitian: kualitatif, kuantitatif, atau mix methods?
Kalau Kuantitatif:
- Ada data angka
- Bisa diuji dengan statistik
- Contoh: survei, eksperimen
Kalau Kualitatif:
- Lebih fokus pada pemahaman mendalam
- Contoh: wawancara, observasi, studi kasus
Sesuaikan dengan masalah penelitian kamu. Jangan maksa pakai statistik kalau datanya kualitatif.
Bangun Kerangka Teori yang Solid
Ini PR besar di awal skripsi. Kamu harus bisa cari dan pilih teori yang:
- Sesuai sama topik
- Sudah diakui secara akademik
- Relevan dan update
Banyak mahasiswa yang gagal karena asal comot teori tanpa nyambungin dengan rumusan masalah. Pastikan kamu ngerti isi teorinya, bukan cuma copas dari buku.
Perhatikan Beberapa Hal Ini di Awal Pengerjaan Skripsi! Daripada Baru Masuk Bab 1 Sudah Banyak Revisi
Ingat ya: yang penting bukan siapa yang cepat, tapi siapa yang konsisten. Kamu bisa banget ngerjain skripsi ini sampai kelar tanpa stres berlebih, asal tahu strategi dan mulai dengan benar.
Semangat buat kamu yang lagi mulai skripsi! Kalau kamu butuh artikel lanjutan, template bab, referensi jurnal, atau contoh outline, tinggal bilang aja. Aku siap bantuin kamu sampai kelulusan
Baca juga: Jangan Berani Sidang Sebelum Kamu Paham Variabel Penelitian
Komentar
0