zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Gimana nih kabarnya hari ini? Semoga baik dan sehat selalu ya. Hore! Sans balik lagi menemani kalian dengan kumpulan cerita horor di berbagai kampus ternama.
Kali ini Sans bakal membawa kalian ke salah satu kampus di yang terletak di wilayah ujung Indonesia, apalagi kalau bukan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) atau bisa disebut juga USK.
Selain sebagai universitas Jantung Hati Rakyat Aceh, Unsyiah juga merupakan perguruan tinggi negeri tertua di Aceh. Berdiri pada tanggal 2 September 1961 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 11 tahun 1961, tanggal 21 Juli 1961.
Sama seperti kampus pada umumnya, Unsyiah juga punya cerita mistis yang sangat menarik untuk dikulik. Konon, seorang mahasiswa pernah melihat sesosok tentara zaman penjajahan atau yang lebih dikenal dengan tentara anumerta bertangan buntung.
Nah, biar Sobat Zona nggak penasaran lagi dengan kisah pohon beringin dan siapa sebenarnya sosok penunggu di sana, langsung aja Sans mulai ceritanya. Eh, jangan lupa matikan lampu dan aktifkan mode horornya. Selamat membaca!
Hari semakin beranjak petang. Sang mentari perlahan beranjak ke peraduannya. Suasana senja kala itu begitu menenangkan.
Mahasiswa melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada yang pulang, mungkin bersiap ke tempat lain, dan sibuk dengan urusannya.
“Jef, stage aman?” tanya Ojan sambil menekuri kertas di tangannya.
“Aman. Razan sama anak-anak udah ngeberesin kok,” jawab Jefri. Kemudian, Ojan melenggang pergi mengontrol sudut-sudut lain di gedung pertemuan itu. Kemudian, ia melanjutkan aktivitas lainnya.
Hosh...hosh...hosh.
Fikri datang dengan nafas yang ngos-ngosan. Ia langsung menghampiri Jefri.
“Eh, lo kenapa Fik? Kayak habis dikejar setan aja,” ujarnya sambil melanjutkan kesibukannya.
“Bentar,” ia mengangkat tangannya seraya mengatur pernafasan.
“Ta-tad-tadi ad-ada orang aneh,” Jefri yang mendengarnya hanya mengernyitkan dahi.
“Apaan sih lu?” ujarnya tak menghiraukan Fikri.
“Kalo ngomong yang bener,” lanjutnya.
Padahal, Fikri ingin menceritakan kejadian yang dialaminya tadi. Namun, nggak sempat karena ia sendiri masih ngos-ngosan dan shock yang kentara sekali.
Flashback On
“Alhamdulillah kenyang. Mantap betul emang nasi padangnya. Gua harus ngasih tau anak-anak nih,” Fikri berjalan riang menuju lokasi semua temannya berada.
“Lagian orang-orang seneng banget sibuk. Padahal naspad lebih yahud,” ujarnya.
Dari kejauhan ia melihat sosok mengenakan seragam warna hijau army.
Tuh orang ngapain deh berdiri sendirian di situ kayak satpam? Eh, tuh orang bukan satpam anjir tapi tentara. Fikri menggumam heran.
Lantas ia melanjutkan langkahnya dan kebetulan mengarah ke sosok tentara itu.
Jarak beberapa meter ia mendengar suara hentakan kaki seperti pasukan yang sedang melakukan baris-berbaris.
Drap...drap...drap...drap...drap..drap...
Akan tetapi, sesaat kemudian matanya membelalak kaget ketika melihat hal yang ganjal dari sosok tentara itu.
“Ta-tangan...? D-d-daraaahh,” ujarnya.
Lidahnya begitu kelu untuk sekadar berkata-kata. Tubuhnya melemas seiring pandangannya melekat ke sosok tentara yang tengah berjalan menuju ke arahnya dengan posisi tegap.
Tentara tersebut berpakaian layaknya tentara zaman dahulu atau biasa disebut anumerta yang sudah koyak. Wajahnya terlihat ada beberapa bercak darah dan juga goresan senjata tajam.
Sedangkan, tangannya buntung!!
Drap...drap...drap...drap...drap..drap...
“Aaaahhh. Ojaaaann. Jefrrriii tolong guaaa,” teriaknya berharap siapapun mampu mendengar suaranya.
Seketika suasana di sekitarnya terasa mencekam bakk dibawa kembali ke masa kolonialisme. Ia mulai membayangkan jika ada penampakan tentara serupa bermunculan di hadapannya.
“Jefrrrrriiiiii tolongin guaaa,” teriaknya lagi sambil memundurkan tubuhnya yang terduduk di tanah.
Drap...drap...drap...drap...drap..drap...
Langkah tegap tentara tersebut semakin mendekat dan hanya menyisakan jaram 10 meter. Namun, yang terjadi justru...
AAAAAAAKHHHHHH
Akhirnya Fikri berhasil berdiri dan segera mengambil langkah seribu untuk meninggalkan tempat tersebut, terlebih ada sosok tentara bertangan buntung dengan bercak darah hampir di setiap jengkal tubuhnya.
Baru anyir pun perlahan mulai menghilang.
Flashback Off
“Jadi gitu ceritanya,” kata Fikri yang kini berakhir duduk bersama teman-temannya di lokasi dekat acara mereka dilaksanakan.
“Lo nggak halu kan?” Ojan bertanya. Pasalnya dirinya tidak begitu yakin dengan kisah menyeramkan yang dialami oleh Fikri.
“Demi Allah gua kagak ngadi-ngadi Jan. Sialan lu,” Fikri kesal sendiri.
“Benar mas, sosok tersebut memang ada di sini dan beberapa kali menampakkan wujudnya. Sudah bukan rahasia lagi, tapi memang hanya segelintir saja melihatnya,” kata Pak Ipung penjaga kampus yang tiba-tiba ikut nimbrung dengan cowok-cowok itu.
Lalu, semuanya terdiam dan meresapi cerita Pak Ipung mengenai sosok hantu anumerta di kampus mereka.
“...jadi dulunya memang Unsyiah ini basis pertahanan waktu penjajahan. Dan kabarnya banyak yang tewas dalam peperangan itu. Nggak heran juga kalau beberapa kali mungkin melihat sosok tentara jadul. Nggak usah takut mas soalnya mereka cuma mau nunjukin ke kita kalau mereka itu ada di sini...”
“Iya Pak Ipung,” lalu mereka kembali melanjutkan obrolan topik lain agar suasana kembali mencair dan berusaha untuk memaklumi apa yang menimpa Fikri.
Namun semenjak itu, Fikri tak mau seorang diri. Ia takut ditampaki sosok hantu anumerta dengan tangan buntung dan darah bercucuran di depannya.
Penampakan Hantu Buntung di Unsyiah
Entah ada yang percaya atau nggak dengan cerita penampakan hantu buntung atau yang kerap disebut hantu anumerta di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Gimana nih menurut Sobat Zona, pernah mengalami kejadian seperti Fikri? Kalau pernah, yuk tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa.
Baca Juga: Misteri Keangkeran Asrama Telkom University
Komentar
0