Horor

Misteri Keangkeran Asrama Telkom University

Nisrina Salsabila 10 November 2022 | 15:57:56

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Gimana nih kabarnya hari ini? Semoga baik dan sehat selalu ya. Hari Kamis waktunya baca cerbung nih.

Oke kali ini, Sans bakal ngulas tentang cerita-cerita horror yang ada di kampus di Indonesia. Nah, Sans akan membawa kalian ke salah satu kampus di Bandung.

Pasti kalian banyak nih yang kenal kampus satu ini yakni Telkom University. Sebelum masuk ke ceritanya, yuk baca sedikit informasi dari Sans.

Perguruan tinggi swasta ini berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Telkom University atau akrab dikenal sebagai Tel-U telah beberapa kali menduduki peringkat pertama Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Indonesia.

Kabarnya, di kampus ini ada program khusus bagi mahasiswa baru tahun pertama untuk tinggal di asrama. Nah kalau dari informasi yang Sans dapat, asrama Tel-U memiliki total 18 gedung asrama yang dilengkapi berbagai fasilitas pendukung.

Ternyata banyak nih desas-desus yang mengatakan bahwa ada salah satu asrama yang angker. Kejadian ini pun dialami oleh seorang mahasiswi yang kerap diganggu makhluk tak kasat mata di asrama tersebut.

Kalau gitu, biar nggak makin penasaran dengan cerita keangkeran asrama Telkom University. Yuk langsung Sans mulai ceritanya. Eh sebelum itu, jangan lupa matikan lampu dan aktifkan mode horornya ya. Selamat membaca!

Cerita ini berawal dari mahasiswi bernama Dina pada 2013 lalu. Saat itu dia masih menjadi mahasiswa baru Tel-U.

Dina kebagian kamar di pojok komplek asrama wanita. Konon katanya, selama bertahun-tahun fasilitas kampus tersebut tak digunakan.

Bahkan kabarnya, pavilliun itu belum pernah digunakan sama sekali. Makanya banyak cerita horror seliweran di asrama tersebut.

Ada yang bilang pernah ditampakin penjual nasi goreng, wanita mirip kunti, dan gangguan-gangguan suara lainnya.

Hal ini pun juga dialami oleh Dina dan teman sekamarnya bernama Bella. Kejadiannya bermula saat Dina malam-malam ingin keluar mencari makan.

Sekitar pukul 11.00 malam, ia keluar  dari kamarnya. Malam itu sangat sunyi hingga rasanya bulu kuduk Dina merinding dengan hebat.

“Sepi banget jam segini, mana sendirian,” gumamnya dengan menenteng sebuah kresek.

Sreet..

“Siapa tuh? Kayak ada yang jalan deh di belakang gw,” batinnya.

Dina tak berani menoleh, ia hanya meneruskan langkah kakinya.

Dug.. dug.. dug..

Suara langkah kaki orang di belakang kaki Dina mulai mendekat, ia pun langsung menoleh dan…

DEG!

Ia memandangi sekeliling sudut lorong asrama dan tak mendapati siapapun di sana. Dina menggigit bibir bawahnya dan berusaha menenangkan diri.

Meski ketakutan, ia berpikir bisa saja itu mahasiswa lain yang sedang menuju ke kamarnya. Tapi, anehnya kalau memang mahasiswa kok nggak ada suara orang buka pintu?

Pikiran itu terus mengelilingi Dina hingga ia akhirnya lari sekuat tenaga menuju kamarnya.

“Kenapa lu Din?” tanya Bella.

“Hmm? Nggak kok, tadi ada kecoak gw takut,” ungkapnya dengan nada gusar.

Bella yang saat itu sedang mengerjakan tugas, sedikit tak memperhatikan reaksi ketakutan temannya.

Sementara, Dina pun segera melepas jaket yang ia kenakan dan bersiap untuk tidur. Ia enggan memikirkan soal kejadian ganjil tadi.

Malam itu, sudah tak ada lagi gangguan yang menghampiri Dina. Namun, ternyata kejadian itu kembali terulang hingga Dina mulai terbiasa dengan gangguan yang ada.

Pikirnya, ia tak akan takut bila makhluk yang menggunya tak menampakkan diri. Makanya, Dina merasa tenang meski diganggu oleh mereka.

Beberapa hari setelah itu, Dina mengalami kejadian aneh berbeda dengan gangguan sebelumnya.

Ketika itu, ia baru saja kembali setelah kelas sekitar jam 4 sore. Dina yang merasa Lelah, akhirnya tertidur pulas di kamarnya.

Namun dengan samar ia mendengar suara langkak kaki di ambang pintu kamar.

Tak tak tak..

Suara itu seperti sedang menuju ke kamar Dina. Meski sedang tertidur, ia mendengar suara langkah kaki itu dengan jelas.

Dina ingin bangun, namun rasanya ia terlalu lelah hingga melanjutkan tidur. Entah itu teman sekamarnya atau bukan, ia yakin ada yang masuk ke dalam kamarnya.

Setelah itu, ia tak mendengar lagi suara langkah kaki tersebut. Ia pun melanjutkan tidur sampai waktu Magrib tiba.

Suara adzan terdengar cukup keras di telinga Dina hingga membuat dirinya terbangun. Saat membuka mata, ia mencari temannya Bella yang disangka sudah pulang sehabis kelas.

Namun ternyata nihil, ia tak mendapati siapa-siapa di kamarnya. Ia hanya seorang diri.

DEG!

Perasaan takut bercampur was-was kembali menghantui Dina. Namun, tiba-tiba..

Kriet..

“Baru bangun tidur Din?” tanya Bella yang baru saja pulang kuliah.

“Lu baru pulang? Bukannya tadi lu ke kamar, lagi tidur?” kata Dina.

“Hah? Enggak, gw baru selesai kuliah kampret,” ucap Bella dengan nada jenaka.

Dina hanya diam tak menggubris Bella yang saat itu entah berbicara apa dengannya. Ia kembali berpikir dirinya diganggu kembali oleh penghuni asrama tersebut.

Ngeri! Itu yang dirasakan Dina saat itu. Namun, dirinya tak ingin terbawa suasana memikirkan setan yang entah dari mana munculnya.

Setelah mendapat gangguan, malam itu tak ada gangguan yang dirasakan Dina. Ia pun mengerjakan tugas dengan tenang sampai pukul 3 dini hari.

Kemudian, ia tertidur sebentar dan lanjut kuliah mulai pukul 10 pagi hingga 3 sore. Usai menghadiri perkuliahan, ia kembali ke kamarnya, tak ada siapapun di sana.

Ia berganti baju dan bersiap ingin tidur siang. Namun, tiba-tiba ia teringat dengan perkataan orangtuanya saat masa kecil dulu bahwa dirinya tak boleh tidur saat sore hari atau menjelang Magrib.

Tetapi, dirinya saat itu terlalu lelah karena begadang hingga rasanya tak kuat lagi menahan kantuk. Dina pun merebahkan diri dan langsung memejamkan matanya.

Selang beberapa menit, setelah dirinya tertidur. Ia mendengar suara tawa dari teman-temannya.

Suara itu seperti memenuhi seluruh ruangan kamar Dina. Ia yang tak tahan dengan suara berisik teman-temannya, kemudian mulai membuka mata dengan perlahan.

Ia berkata “Tolong dong jangan berisik, gw baru tidur nih. Tumben banget jam segini udah kumpul,” ungkap Dina dengan suara sedikit parau khas orang bangun tidur.

Dina masih dalam posisi tidurnya, ia heran teman-temannya tak menyahuti pertanyaannya. Ia pun membuka mata kembali melihat teman-temannya.

DEG!

Mereka bertiga diam sembari melotot ke arahnya. Dina yang bingung, ingin menghampiri mereka.

“Loh, kok aku nggak bisa bangun?” gumamnya.

WHAHAHAHAAHAA..

Terdengar suara tawa yang cukup keras dari salah satu temannya yakni Bella. Dina melihat temannya tertawa hingga mulutnya melebar seperti hampir robek.

“Ka-kamu siapa?” teriak Dina.

“Rasain, kamu nggak bakal bisa bangun!!”

WAHAHAHAHHA..

Dina panik tubuhnya tak bisa digerakkan sama sekali. Ia melihat teman-temannya kembali bergurau di samping ranjangnya.

Ia merasa ketakutan tapi ia tak bisa berbuat apa pun hingga akhirnya menyerah dan menutup mata. Dina enggan melihat mereka yang tak kasat mata berwujud seperti teman-temannya.

Mulanya ia hanya berniat menutup mata, namun dirinya malah tertidur kembali. Entah berapa lama ia kembali tertidur dan kembali mendengar suara gaduh di sekitarnya.

Dina kembali terbangun dari tidurnya, ia melihat kembali teman-temannya yang masih dalam posisi yang sama.

Tapi anehnya, mereka bertiga berwajah putih pucat seperti mayat hidup. Baju yang mereka gunakan penuh darah, wajahnya pun ada yang retak tak karuan.

Dina bergidik ngeri melihatnya, sekali lagi ia ingin bergerak melarikan diri. Namun..

“Kamu belum bangun!!!” teriak salah satu dari mereka yang mengeluarkan suara berat.

Ia ketakutan hebat sampai rasanya ingin pingsan melihat makhluk-makhluk itu tak kunjung pergi dari hadapannya.

Mereka masih di sana, melotot ke arah Dina dengan lidahnya yang menjulur ke bawah. Dina ingin teriak namun aneh, dia tak bisa berkata apa-apa sekarang.

Di telinganya ia mendengar suara-suara aneh diselingi tawaan seperti Mbak Kunti. Ia menenangkan diri, memejamkan mata sembari melantunkan doa yang diketahui.

Meski tak menyaksikan kejadian di depannya, ia mendengar mereka seperti sedang melempar barang, menjedotkan kepala, hingga tertawa.

Brakk.. brak..

Ia masih berdoa di dalam hati meminta pertolongan dari-Nya. Sekitar 30 menit kemudian, suara-suara itu menghilang, tiba-tiba suasana menjadi sunyi tak ada suara apa pun.

Tapi, tiba-tiba..

Kriett..

Pintu kamarnya terbuka, ia mendengar suara langkah kaki masuk ke kamarnya. Ada seseorang yang membangunkan dirinya.

“Din bangun, ih dibilang jangan tidur menjelang Magrib pamali atuh,” tuturnya dengan nada ketus.

Ternyata itu Bella yang baru saja selesai kelas. Dina membuka mata dan saat ini tubuhnya bisa digerakkan kembali, bahkan dirinya juga bisa berbicara.

“Bel, keknya asrama ini berhantu deh,” tuturnya.

“Kagak, lu aja kali yang kurang ibadah sama tidur sore pas mau Magrib mulu. Gaboleh tau!” jawab Bella.

“Apa bener ya, gara-gara gw tidur pas mau Magrib?” gumam Dina.

Ia kembali bergidik ngeri jika mengingat kejadian tadi. Mulai saat itu pun Dina tak berani lagi tidur saat menjelang Magrib.

Lebih baik ia menahan kantuknya daripada diganggu oleh mereka yang tak kasat mata. Sementara, desas-desus keangkeran asrama kampus itu masih terdengar sampai saat ini.

Misteri Keangkeran Asrama Telkom University

Entah ada yang percaya atau tidak dengan cerita keangkeran asrama Telkom Universitu. Gimana nih menurut Sobat Zona, pernah mengalami kejadian seperti Dina? Kalau ada, yuk tulis di kolom komentar. Sampai jumpa.

Baca Juga: Ngeri! Pengalaman Horor Mahasiswa Berburu Hantu di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150