
Zona Mahasiswa - Hari itu, Senin 14 April 2025, suasana salat Zuhur di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center (IC) Mataram berubah jadi tegang. Seorang pria ketahuan nyamar jadi jemaah perempuan. Bukan pakai hijab biasa, tapi lengkap dengan mukena putih bermotif dan masker. Parahnya lagi, dia masuk ke area salat wanita, pura-pura ikut salat.
Aksi ini langsung bikin geger satu masjid. Rekaman video berdurasi 1 menit 4 detik tersebar cepat di media sosial. Publik pun langsung bereaksi keras. Banyak yang nanya: "Ini orang beneran niat ibadah, atau ada motif lain yang nggak beres?"
Kronologi Kejadian
FRY, pria berusia 20 tahun dan mahasiswa semester 4 di salah satu perguruan tinggi negeri di Mataram, mendadak viral. Bukan karena prestasi, tapi karena aksi nekatnya menyamar jadi perempuan.
Menurut keterangan polisi, FRY mengaku mendengar "bisikan gaib" yang menyuruhnya salat di area perempuan. Mukena yang dia kenakan ternyata sudah dipakai dari kampus. Dia naik motor ke masjid sambil tetap mengenakan mukena itu. Aneh? Banget.
Sesampainya di masjid, dia langsung masuk ke barisan jemaah perempuan dan ikut gerakan salat. Tapi gerak-geriknya mencurigakan. Beberapa jemaah mulai sadar ada yang nggak beres, dan akhirnya petugas keamanan langsung mengamankan FRY.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Mataram, AKP Regi Halili, membenarkan insiden tersebut. Menurutnya, motif FRY masih didalami dan pihak kepolisian masih terus mengumpulkan bukti dan saksi.
Reaksi Netizen: Antara Emosi dan Bingung
Setelah videonya viral, banyak netizen yang bereaksi:
- "Ini mah udah gangguan jiwa, tapi tetap nggak bisa dibiarin. Bahaya!"
- "Gila, kalau nggak ketahuan bisa ngintip perempuan salat."
- "Tolong dong ada penanganan serius, jangan cuma minta maaf terus dilepas."
Nggak sedikit juga yang menyoroti sistem keamanan masjid dan pengawasan terhadap jemaah yang masuk ke area salat. Terutama di masjid-masjid besar seperti Islamic Center.
Nyamar Pakai Mukena: Fenomena Lama yang Terus Terulang
Ternyata, ini bukan kejadian pertama di Indonesia. Beberapa kasus serupa pernah terjadi:
- Seorang pria di Medan menyamar pakai mukena dan ketahuan ngintip perempuan mandi di tempat wudhu.
- Di Jakarta, ada pria nyamar pakai mukena untuk mencuri sandal di masjid.
- Di Surabaya, seorang pemuda masuk area perempuan pura-pura salat tapi malah mondar-mandir mencurigakan.
Semua kasus ini menunjukkan bahwa penyamaran dengan atribut perempuan, seperti mukena, sering dipakai untuk tujuan yang mencurigakan. Apakah ini bentuk pelecehan? Bisa jadi.
Antara Gangguan Mental dan Niat Jahat
Pengakuan FRY tentang "bisikan gaib" membuat sebagian orang bertanya-tanya: apakah dia mengalami gangguan mental? Atau cuma alasan supaya lolos dari sanksi hukum?
Dalam banyak kasus kriminal, alasan-alasan seperti ini kerap digunakan. Tapi tetap harus ada pemeriksaan psikologis yang objektif.
Kalau memang gangguan mental, maka yang bersangkutan harus ditangani secara medis. Tapi kalau hanya ngeles supaya nggak dihukum, maka ini jelas manipulatif dan berbahaya.
Perlindungan Area Salat Perempuan: Siapa yang Bertanggung Jawab?
Kasus ini menyoroti pentingnya sistem keamanan di masjid, terutama yang besar dan terbuka seperti Islamic Center. Beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Memisahkan pintu masuk laki-laki dan perempuan secara tegas.
- Menambah petugas keamanan di titik masuk dan sekitar area salat.
- Memasang CCTV di tempat strategis (tanpa melanggar privasi jemaah).
- Meningkatkan kesadaran jemaah untuk saling menjaga dan memperhatikan sekitar.
Aksi Nekat yang Tak Bisa Dibenarkan
Apapun alasan FRY, aksi menyamar dan masuk ke area ibadah perempuan adalah bentuk pelanggaran. Bahkan jika tidak ada niat jahat sekalipun, tetap tidak bisa dibenarkan.
Agama mengajarkan adab dan batasan yang jelas antara laki-laki dan perempuan, apalagi dalam konteks ibadah. Melanggar aturan ini sama saja mencemari kesucian tempat ibadah.
Ngaku Dapat Bisikan Ghaib, Mahasiswa Unram Nyamar Jadi Jamaah Perempuan di Masjid
Aksi FRY jadi pengingat keras bahwa batas antara keanehan dan ancaman itu tipis. Dalam dunia yang makin kompleks, kita nggak bisa lagi cuek atau menganggap ini hanya kejadian iseng semata.
Kita butuh sistem keamanan yang kuat, institusi pendidikan yang tanggap, dan masyarakat yang peduli. Masjid adalah tempat suci, bukan ruang bebas untuk eksperimen aneh atau penyimpangan. Semoga kasus ini jadi pelajaran dan nggak ada lagi kejadian serupa di masa depan.
Komentar
0