Zona Mahasiswa - Tinjauan literatur adalah salah satu bagian penting dalam skripsi atau penelitian yang berfungsi sebagai landasan teoritis dari studi yang dilakukan. Sayangnya, banyak mahasiswa yang masih melakukan kesalahan dalam proses penyusunannya, yang berujung pada revisi berkali-kali dan bahkan kebingungan saat sidang skripsi.
Baca juga: Begini Cara Menulis Kutipan yang Tidak Diambil dari Sumber Pertama
Biar kamu nggak terjebak dalam kesalahan yang sama, yuk kita bahas beberapa kesalahan umum dalam tinjauan literatur dan bagaimana cara menghindarinya!
1. Kurangnya Pemahaman Terhadap Konsep Tinjauan Literatur
Banyak mahasiswa menganggap tinjauan literatur hanya sekadar merangkum berbagai teori yang ada tanpa memahami bahwa tujuannya adalah menganalisis dan mengkritisi penelitian sebelumnya. Akibatnya, tinjauan literatur yang dibuat cenderung dangkal dan kurang relevan dengan topik penelitian.
Solusi:
- Pahami bahwa tinjauan literatur bertujuan untuk menunjukkan celah penelitian yang bisa kamu isi.
- Bandingkan dan analisis berbagai studi terkait dengan topik yang kamu angkat.
- Gunakan pendekatan kritis dalam menilai relevansi dan validitas sumber.
2. Menggunakan Sumber yang Tidak Kredibel
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah menggunakan referensi yang kurang kredibel, seperti blog pribadi, Wikipedia, atau sumber yang tidak jelas asal-usulnya. Ini bisa mengurangi validitas dari penelitianmu.
Solusi:
- Gunakan sumber yang berasal dari jurnal ilmiah terakreditasi, buku akademik, dan laporan resmi.
- Manfaatkan database akademik seperti Google Scholar, ResearchGate, dan Scopus.
- Pastikan setiap sumber yang digunakan memiliki referensi yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan.
3. Menyalin Langsung dari Sumber Tanpa Parafrase
Plagiarisme adalah kesalahan fatal yang harus dihindari. Beberapa mahasiswa seringkali tergoda untuk menyalin langsung dari sumber tanpa melakukan parafrase atau analisis ulang.
Solusi:
- Baca sumber dengan saksama, pahami isinya, lalu tuliskan kembali dengan bahasa kamu sendiri.
- Gunakan aplikasi seperti Turnitin untuk mengecek tingkat kesamaan teks.
- Sertakan kutipan dengan format yang sesuai untuk menghindari plagiarisme.
4. Tidak Memiliki Struktur yang Jelas
Tinjauan literatur yang berantakan dan tidak memiliki struktur yang jelas akan sulit dipahami oleh pembaca dan bisa membuat dosen penguji kesulitan memahami alur penelitianmu.
Solusi:
- Gunakan struktur yang terdiri dari pendahuluan, pembahasan utama (kategori atau tema), dan kesimpulan.
- Kelompokkan sumber berdasarkan tema atau tahun untuk memudahkan analisis.
- Pastikan ada alur logis dari satu poin ke poin lainnya.
5. Terlalu Banyak atau Terlalu Sedikit Sumber
Ada mahasiswa yang menggunakan terlalu banyak referensi sehingga malah membingungkan, atau sebaliknya, terlalu sedikit sehingga kurang mendukung argumen penelitian.
Solusi:
- Gunakan referensi yang relevan dan terkini, idealnya dalam rentang 5-10 tahun terakhir.
- Prioritaskan sumber yang langsung berhubungan dengan variabel yang kamu teliti.
- Pastikan jumlah referensi cukup untuk mendukung argumen namun tidak berlebihan.
6. Tidak Menghubungkan Literatur dengan Penelitian yang Dilakukan
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah mahasiswa hanya menampilkan teori tanpa menjelaskan bagaimana teori tersebut mendukung penelitian yang dilakukan.
Solusi:
- Selalu hubungkan teori atau studi terdahulu dengan penelitianmu.
- Gunakan kalimat seperti "Penelitian ini sejalan dengan ...", atau "Penelitian ini berbeda dengan ..." untuk menunjukkan keterkaitan.
- Tunjukkan kontribusi penelitianmu dalam mengisi celah yang ada.
7. Melewatkan Penelitian Terkini
Menggunakan referensi yang sudah usang atau tidak mencantumkan penelitian terbaru bisa membuat skripsimu dianggap kurang up-to-date dan relevan dengan perkembangan saat ini.
Solusi:
- Selalu cari referensi terbaru sebelum menyusun tinjauan literatur.
- Gunakan fitur "sort by year" di Google Scholar untuk menemukan penelitian terkini.
- Ikuti perkembangan topik penelitian melalui konferensi atau jurnal terbaru.
8. Tidak Menggunakan Format Kutipan yang Sesuai
Kesalahan format kutipan bisa berakibat pada revisi yang melelahkan. Banyak mahasiswa yang tidak mengikuti format kutipan yang telah ditentukan oleh kampus, seperti APA, MLA, atau Chicago.
Solusi:
- Gunakan software manajemen referensi seperti Mendeley atau Zotero.
- Pastikan kamu mengikuti panduan penulisan yang diberikan oleh universitas.
- Selalu cek kembali sebelum menyerahkan dokumen.
9. Tidak Melakukan Sintesis Antara Berbagai Sumber
Banyak mahasiswa hanya mencantumkan berbagai sumber tanpa melakukan sintesis atau perbandingan yang bermakna antara satu studi dengan yang lain.
Solusi:
- Buat tabel perbandingan untuk membandingkan hasil, metodologi, dan kesimpulan dari berbagai penelitian.
- Temukan pola atau tren dari literatur yang kamu baca.
- Identifikasi gap penelitian yang bisa kamu eksplorasi lebih lanjut.
10. Terlalu Banyak Mengandalkan Satu Sumber
Mengutip satu atau dua sumber secara berulang-ulang menunjukkan bahwa tinjauan literaturmu kurang bervariasi dan berisiko tidak mencerminkan pandangan yang objektif.
Solusi:
- Gunakan berbagai sumber yang berasal dari penulis yang berbeda.
- Pastikan sudut pandang yang beragam agar lebih komprehensif.
- Perluas pencarianmu ke berbagai sumber akademik yang berbeda.
Mahasiswa Wajib Tahu! Hindari Kesalahan Dalam Membuat Tinjauan Literatur Ini
Membuat tinjauan literatur yang baik bukan hanya soal mengumpulkan referensi, tapi juga menyusun, menganalisis, dan menghubungkan berbagai informasi dengan penelitian yang kamu lakukan. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, kamu bisa membuat tinjauan literatur yang solid dan mendukung skripsimu dengan baik.
Baca juga: Buat yang Baru Masuk Semester 5 Lebih Baik Mulai Siapkan Topik Skripsi dari Sekarang!
Komentar
0