Berita

Lurah di Jaksel Pakai Mobil Dinas Diamuk Massa, Disangka Anggota DPR

Muhammad Fatich Nur Fadli 27 Agustus 2025 | 16:08:49

Zona Mahasiswa - Lurah Manggarai Selatan, Muhammad Sidik, mengalami kejadian mengerikan saat mobil dinasnya diserang massa demonstrasi di kawasan Slipi, Jakarta Barat, pada 25 Agustus lalu. Kendaraan berpelat merah yang ia tumpangi disangka milik anggota DPR, memicu amuk massa yang brutal.

Baca juga: AS Beri Peringatan, Udang Asal Indonesia Disebut Mengandung Radioaktif Nuklir

Sidik menceritakan, insiden bermula saat ia dalam perjalanan pulang dari kantor kelurahan sekitar pukul 17.00 WIB. Akibat lalu lintas yang macet, ia meminta sopirnya mengambil jalur alternatif melalui Kota Bambu, hingga akhirnya masuk ke Jalan S Parman.

Ketegangan mulai terasa saat mereka memasuki Bundaran Slipi sekitar pukul 18.30 WIB. Mobil dinasnya berpapasan dengan kerumunan massa yang terdiri dari pelajar SMA, STM, dan gabungan demonstran lainnya.

"Sekitar pukul 18.30 pas belokan Bundaran Slipi, ketemulah gerombolan anak-anak SMA, STM gabungan juga setelah dari demo kami belok, ada yang provokator dua orang 'oh itu mobil anggota DPR'," kata Sidik.

Momen Mencekam di Tengah Massa

Teriakan provokator itu langsung memicu serangan. Massa mulai memukuli kaca mobil Sidik sambil berteriak, "Bakar-bakar, pecahin-pecahin, ini mobil anggota Dewan, DPR!"

Sidik mencoba menenangkan diri dan sopirnya. Ia bahkan nekat menurunkan kaca mobil untuk menjelaskan bahwa ia adalah seorang lurah, bukan anggota DPR. Namun, massa tidak menghiraukannya. Situasi semakin mencekam ketika beberapa orang nekat menaiki bodi mobil sambil terus berteriak.

"Saya berhenti, buka pintu kaca bahwa kami bilang, kami bukan anggota DPR, saya orang kelurahan. Tapi massa tetap merangsek mengelilingi mobil kami," ungkapnya.

Dalam kondisi panik, sopir Sidik terus melaju perlahan, bahkan menabrak gerobak pedagang siomai dan sebuah motor. Sidik sempat keluar dari mobil untuk menjelaskan kondisinya, namun ia justru dipukul oleh salah satu massa.

"Saya keluar, saya bilang saya bukan anggota DPR, saya dari kelurahan... Ada beberapa orang mukul saya satu orang, 'prak'. Satu orang sudah nyuruh saya, 'sudah Bapak kabur saja'," kenangnya.

Dilema dan Upaya Melarikan Diri

Sidik dilanda kebingungan. Di satu sisi, ia ingin bertanggung jawab atas gerobak dan motor yang ditabrak. Namun, di sisi lain, ia merasa nyawanya terancam dan harus menyelamatkan diri serta sopirnya.

"Kami mau bertanggung jawab, tapi situasinya tidak kondusif... Kami yang mikirkan nyawa kami juga nyawa anak buah saya, saya kabur," kata Sidik.

Ia akhirnya berhasil melarikan diri setelah mengaku sebagai warga sekitar. Bahkan, saat hendak mencari perlindungan di pos polisi, ia kembali ditangkap dan dijatuhkan oleh massa yang mengejarnya. Ia baru dilepaskan setelah berhasil meyakinkan massa bahwa ia adalah warga setempat dan bukan anggota DPR.

Kejadian ini menjadi contoh nyata bagaimana kemarahan massa terhadap pejabat publik dapat salah sasaran, melukai orang yang tidak bersalah.

 

Baca juga: Kecanduan Nonton Film Porno, Tukang Jahit di Solo Cabuli 8 Anak Tetangga

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150