
Zona Mahasiswa - Kisah ketulusan seorang ibu, Nilza (62), asal Joglo, Jakarta Barat, menjadi inspirasi setelah ia rela berjuang mendatangi pameran lowongan kerja atau Job Fair demi membantu anaknya yang terancam Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Nilza, yang tampil rapi dengan pakaian hitam, terlihat sibuk mengelilingi booth perusahaan di UI Career Expo 2025 pada Jumat (10/10/2025).
Baca juga: Viral! Lansia 74 Tahun di Pacitan Nikahi Gadis Muda dengan Mahar Rp 3 M
Perjalanan Jauh Demi Anak yang Terancam PHK
Perjuangan Nilza patut diacungi jempol. Ia harus menempuh perjalanan menggunakan kendaraan umum, transit JakLingko dan Transjakarta, selama 2 hingga 3 jam dari rumahnya di Jakarta Barat menuju Balairung Universitas Indonesia di Depok.
"Tadi saya naik kendaraan umum, naik JakLingko terus Transjakarta transit-transit sampai ke sini 2-3 jam kayaknya," ungkap Nilza santai.
Nilza datang mewakili anak keduanya, Gian (28), yang berstatus karyawan kontrak di perusahaan bidang finance di Jakarta Utara. Gian terancam PHK akhir bulan ini karena kondisi keuangan perusahaannya yang bangkrut. Padahal, Gian sudah memiliki bekal pengalaman kerja selama 4-5 tahun, setara level supervisor.
"Anakku kontraknya diputus akhir bulan ini karena kantor cabangnya itu bangkrut, beberapa cabang lainnya juga informasinya begitu,” ujar Nilza.
Karena Gian tidak bisa izin dari kantor, Nilza berinisiatif datang ke Job Fair untuk mencarikan informasi lowongan yang sesuai.
Mengatasi Kendala QR Code dan Prosedur Aplikasi
Meski sempat mendatangi Job Fair lain yang didominasi kualifikasi lulusan SMA dan fresh graduate, Nilza mencoba lagi di UI Career Expo. Ia mengaku sempat kesulitan dengan prosedur Job Fair yang kini banyak menggunakan QR code, namun ia tetap telaten berkeliling, mengambil foto, dan mengirimkan informasi lowongan yang cocok untuk Gian.
"Saya bantu kirimin infonya saja ke anak, tadi itu anak ngabarin lagi apply yang di Cimory Group,” kata Nilza.
Harapan sederhana Nilza adalah agar anaknya segera mendapatkan pekerjaan baru dan tidak menganggur terlalu lama.
Yesi (21): Sulit Move On Tanpa Feedback Interview
Kisah perjuangan mencari kerja juga dialami oleh Yesi (21), lulusan SMK yang sudah tiga tahun berjuang mendapatkan pekerjaan tetap. Yesi menceritakan bahwa ia sering dipanggil interview, namun selalu berakhir tanpa kabar atau feedback dari perusahaan.
"(Kendala atau kurang) di-interview enggak tau juga sih, enggak pernah ada kejelasan setelah interview soalnya," ungkap Yesi.
Minimnya feedback ini membuat Yesi sulit mengevaluasi kekurangan dirinya saat wawancara. Untuk bertahan hidup, Yesi terpaksa menerima tawaran sebagai sales atau SPG event yang sifatnya musiman. Di waktu senggang, ia membantu ibunya berjualan salad buah dan roti unyil di Pasar Kembang Cikini.
Yesi membawa harapan besar di Job Fair agar bisa segera mendapatkan pekerjaan tetap sehingga ibunya, yang sudah tua, tidak perlu lagi bekerja di pasar. "Kasian saja sama ibu sih kak, sudah tua masa masih harus kerja, padahal harusnya bisa tinggal santai di rumah," harapnya.
Baca juga: Begini Pengakuan Pembunuh Kasir Minimarket di Sungai Citarum: Awalnya Mau Tolong, tapi Khilaf
Komentar
0