Berita

Lebih Horor dari KKN di Desa Penari, Mahasiswa Ini 'Hilang' 15 Tahun di Pulau Seram

Nisrina Salsabila 16 Mei 2022 | 09:54:41

zonamahasiswa.id - Film berjudul KKN di Desa Penari memang menuai berbagai sorotan publik. Namun tak kalah horornya dengan film tersebut, justru kisah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang 'hilang' selama 15 tahun lamanya.

Sebelumnya, cerita tersebut diangkat oleh Arwa Dhiya Munaclark dalam situs Quora. Ia menuliskan kisah nyata seorang mahasiswa IPB yang mengikuti KKN di Pulau Seram, Maluku.

Baca Juga: Pecah Rekor! Film KKN di Desa Penari Raih 3 Juta Penonton dalam 9 Hari

Mahasiswa Mengabdi 15 Tahun di Pulau Seram

Mahasiswa IPB bernama Kasim Arifin bersama dengan mahasiswa lainnya ditugaskan untuk mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Waimital, Pulau Seram, Maluku. 

Dalam KKN tersebut, Kasim dengan rekannya mencanangkan program kerja Panca Usaha Tani. Ia berniat untuk membantu para petani di Waimital untuk segera bangkit dan sejahtera.

Totalitas Kasim dalam membantu petani tak perlu diragukan lagi, sebab dengan pakaian lengkap senda lusuhnya ia berjalan hingga 20 km menuju sawah. Diketahui, mahasiswa tersebut terjun langsung membantu para petani.

Berbekal ilmu pengetahuan di perkuliahan, Kasim membantu tanpa pamrih para petani dalam mengolah tanan, membangun irigasi dan jalan desa, hingga gotong royong bersama masyarakat lainnya.

Umumnya, program KKN hanya diadakan selama tiga bulan saja. Namun tidak bagi Kasim, mahasiswa satu ini enggan pulang karena merasa tugasnya belum selesai dalam membantu masyarakat.

Mahasiswa tersebut tetap hidup dan membantu para petani hingga 15 tahun lamanya. Bahkan sampai semua rekannya telah diwisuda. Oleh karena itu, warga sekitar memberikan julukan sebagai Antua atau sapaan orang yang dihormati di Waimital.

Lebih lanjut, ibunya hingga Rektor IPB sampai memanggilnya untuk kembali ke kota. Namun hal tersebut tak berlaku bagi Kasim, justru ia hiraukan panggilan tersebut.

Setelah 15 tahun lamanya, Rektor IPB mengutus seorang mahasiswa lain untuk menjemput Kasim. Ia yang telah lama menetap di Waimital hanya mengenakan baju lusuh dan sendal jepit saat pergi ke kota.

Ketika kampunya meminta Kasim untuk segera merampungkan studinya, ia justru mengatakan tak membutuhkan gelar. Tetapi karena bujuk rayu temannya, ia pun mau mengerjakan skripsi meski tak sanggup menyelesaikannya.

Berdasarkan cerita panjang Kasim saat mengabdi di Pulau Seram tersebut, rekan-rekannya mengolah sebagai bahan tugas akhir. Skripsi tersebut akhirnya rampung dan Kasim dinyatakan lulus dengan gelar Insinyur Pertanian.

Tepatnya pada 22 September 1979, mahasiswa tersebut diwisuda di Hotel Salak, Bogor. Usai wisuda, banyak tawaran pekerjaan yang mendatangi Kasim. Namun ia menolak dengan tegas, sebab dirinya ingin kembali ke Waimital.

Baginya 15 tahun tak cukup untuk membangun daerah bernama Waimital tersebut. Namun, perlahan ia berubah pikiran dan beralih menjadi dosen di Universitas Syah Kuala hingga pensiun pada 1994.

Lebih Horor dari KKN di Desa Penari, Mahasiswa Ini 'Hilang' 15 Tahun di Pulau Seram

Itulah ulasan mengenai kisah seorang mahasiswa IPB yang akrab disapa Kasim, diduga 'hilang' karena mengabdi di Waimital, Pulau Seram, Maluku.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca Juga: SBM ITB: Tak Kunjung Reda Usai Somasi dan Rektor 'Menutup Pintu'

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150