
Zona Mahasiswa - Siapa sangka, anak seorang penjual nasi goreng kaki lima dari pelosok Banten kini bersiap menginjakkan kaki di salah satu kampus paling bergengsi di dunia. Muhammad Yani, pemuda asal Cibaliung, Pandeglang, jadi sorotan usai kisah hidupnya viral di media sosial.
Muhammad Yani lahir dan dibesarkan di Cibaliung, sebuah desa di Kabupaten Pandeglang, Banten. Ayahnya, Androni, adalah seorang penjual nasi goreng keliling yang telah berjualan sejak tahun 2004 untuk menghidupi keluarganya. Ibu Yani adalah seorang ibu rumah tangga yang hanya menyelesaikan pendidikan hingga sekolah dasar. Kehidupan mereka penuh dengan perjuangan, termasuk pernah tinggal di kontrakan selama tujuh tahun dan mengumpulkan botol serta kardus untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari .
Perjuangan Menuju Pendidikan Tinggi
Meskipun berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, Yani memiliki semangat belajar yang tinggi. Ia pernah mengalami masa-masa sulit, termasuk tidur di jalan selama 10 hari karena tidak mampu membayar kontrakan. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan tekadnya untuk mengejar pendidikan setinggi mungkin.
Yani menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Udayana, Bali. Selama masa kuliah, ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan. Pada tahun 2022, Yani mendirikan Leuweung Hub Foundation, sebuah gerakan pendidikan non-formal yang telah membantu 287 pelajar di desa Cibaliung memperoleh beasiswa S1.
Menembus Harvard University
Perjalanan Yani menuju Harvard tidaklah mudah. Ia pernah ditolak oleh Columbia University pada tahun 2023. Namun, penolakan tersebut tidak membuatnya putus asa. Ia terus belajar dan berusaha hingga akhirnya diterima di Harvard Graduate School of Education untuk program Human Development and Education. Yani akan memulai kuliahnya pada Juni 2025.
Yani diterima di Harvard melalui jalur beasiswa penuh dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Sebelum memulai kuliah di Harvard, ia juga terpilih untuk mengikuti program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) di Northern Arizona University.
Pesan untuk Generasi Muda
Yani berharap kisahnya dapat menginspirasi anak-anak di desanya dan generasi muda Indonesia secara keseluruhan. Ia ingin membuktikan bahwa garis takdir bisa diubah dan anak desa pun bisa berdiri di panggung dunia. "Setiap anak di Cibaliung harus bisa bermimpi tanpa batas," ujar Yani.
Kisah Muhammad Yani adalah bukti nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan dukungan dari orang-orang terdekat, seseorang dapat mengatasi keterbatasan dan meraih impian besar. Semoga perjalanan Yani menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah dalam mengejar cita-cita
Keren Banget! Anak Penjual Nasi Goreng Ini Bisa Sukses Lolos Program S2 di Harvard University
Kisah hidup Muhammad Yani adalah pengingat bahwa mimpi besar tidak hanya milik mereka yang lahir dari keluarga berada atau tinggal di kota besar. Mimpi itu bisa tumbuh di tengah keterbatasan, di antara deru gerobak nasi goreng, dan di lorong-lorong gelap tempat seseorang pernah tidur karena tak punya tempat tinggal.
Yani menunjukkan pada dunia bahwa latar belakang bukanlah penghalang untuk melangkah sejauh mungkin. Bahwa keberhasilan bukan cuma milik mereka yang memiliki akses, tapi juga milik mereka yang mau berjuang, belajar, dan terus bergerak meski berkali-kali jatuh.
Baca juga: Ngaku Dapat Bisikan Ghaib, Mahasiswa Unram Nyamar Jadi Jamaah Perempuan di Masjid
Komentar
0