zonamahasiswa.id - Halo Sobat Zona, memahami cara mengutip dari jurnal sangat penting untuk menghindari risiko plagiat dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Kutipan atau pengutipan adalah praktik umum di kalangan dosen, mahasiswa, dan peneliti.
Baca juga: Mahasiswa Wajib Tahu! Ini Hal-hal yang Harus Kamu Persiapkan Sebelum Seminar Proposal
Pengutipan ini sering dilakukan untuk memperkuat landasan teori dalam karya ilmiah yang dibuat. Sebagai contoh, kutipan digunakan untuk memperkuat dasar teori dalam laporan hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen atau peneliti.
Secara umum, karya ilmiah sering kali mengambil kutipan dari jurnal ilmiah. Mengapa demikian? Dan bagaimana cara mengutip dari jurnal dengan benar agar terhindar dari plagiat?
Pentingnya Mengutip Jurnal
Berkutat dalam penyusunan karya ilmiah membuat dosen, peneliti, dan mahasiswa sering mengutip karya ilmiah orang lain. Praktik ini sudah umum dan dilakukan oleh semua peneliti dari dulu hingga sekarang.
Mengutip karya orang lain sangat penting karena meningkatkan kredibilitas karya tulis ilmiah yang disusun. Pengutipan tidak hanya berlaku untuk karya tulis ilmiah, tetapi juga untuk karya tulis non-ilmiah.
Meskipun praktik ini sudah umum dan bisa diterapkan pada berbagai jenis karya tulis, setiap penulis harus memahami cara mengutip dari jurnal dengan benar. Hal ini penting untuk menghindari plagiat dan memastikan kredibilitas tulisan.
Ada banyak alasan mengapa mengutip dari jurnal sangat penting, di antaranya adalah:
1. Menunjang Kredibilitas:
Mengutip jurnal membantu memperkuat landasan teori dan meningkatkan kepercayaan terhadap karya ilmiah yang dibuat.
2. Menghindari Plagiat:
Dengan mengutip sumber dengan benar, penulis dapat menghindari tuduhan plagiarisme.
3. Menghargai Karya Orang Lain:
Mengutip dengan benar adalah bentuk penghargaan terhadap upaya dan hasil penelitian penulis lain.
4. Menunjukkan Penelitian yang Terkait:
Mengutip jurnal menunjukkan bahwa karya tersebut didasarkan pada penelitian yang sudah ada, yang memperkuat argumen dan hasil penelitian.
Menggunakan Kembali Hasil Penelitian Terdahulu
Alasan utama mengutip dari hasil tulisan, data penelitian, dan karya penulis lain adalah untuk proses penggunaan ulang (reuse). Artinya, menggunakan kembali hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh penulis.
Data tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun laporan penelitian, menciptakan kondisi atau perlakuan yang berbeda atau sama terhadap objek penelitian, dan tujuan lainnya. Oleh karena itu, proses reuse ini sangat penting agar penelitian tidak terkesan dilakukan secara sembarangan.
Bertujuan untuk Transparansi
Memahami cara mengutip dari jurnal bertujuan untuk menekankan transparansi. Dengan demikian, data yang digunakan sebagai landasan teori berasal dari jurnal yang telah dipublikasikan.
Hal ini membuktikan bahwa data tersebut bukan hasil pencarian di Google atau pendapat pribadi, melainkan berasal dari penelitian sebelumnya yang telah terbukti akurat, nyata, dan valid. Data semacam ini idealnya dijadikan acuan dalam melakukan penelitian lanjutan.
Sebagai Bentuk Penghargaan
Data, hasil penelitian, opini, dan karya lainnya dari penulis lain adalah hasil jerih payah mereka. Mengambilnya tanpa mencantumkan kredit atau sumber kutipan dianggap sebagai plagiat.
Selain itu, tindakan tersebut tidak menghargai usaha penulis dalam memperoleh hasil penelitian tersebut. Oleh karena itu, dengan mengutip dari jurnal dengan benar, kita memberikan penghargaan kepada peneliti dan penulis sebelumnya.
Cara Mengutip dari Jurnal
Memahami bahwa mengutip opini, hasil penelitian, data, dan sebagainya dari jurnal lain sangat penting untuk menyempurnakan karya tulis yang disusun. Maka sudah sangat tepat jika mencoba mempelajari tata cara mengutip dari jurnal yang baik dan benar.
Mengambil kutipan dari jurnal pada dasarnya bisa dilakukan dengan sejumlah cara, dan berikut adalah cara-cara yang paling sering digunakan:
1. Kutipan Langsung
Cara mengambil kutipan yang pertama adalah secara langsung, yakni mengambil inspirasi dari kutipan orang lain dan disampaikan dengan kalimat sendiri. Namun kuncinya adalah tetap mempertahankan makna kutipan tersebut, sehingga tidak mengubah arti atau definisinya.
Mengutip secara langsung memiliki sejumlah syarat yang tentunya penting untuk diperhatikan, agar tidak keliru. Adapun syarat tersebut adalah:
- Kutipan ditulis apa adanya.
- Kutipan dikaitkan dengan pemaparan dari penulis.
- Penulisan kutipan diatur dengan jarak dua spasi.
- Memberikan tanda kutip (petik dua) pada kalimat kutipan tersebut.
- Sumber kutipan kemudian ditulis secara lengkap meliputi nama, tahun, dan halaman.
- Jika di dalam kutipan ada bagian yang ingin dihilangkan, maka bisa menambahkan titik tiga di awal maupun di akhir sesuai posisi bagian yang dihilangkan tadi.
- Apabila penulis mencoba memberikan tambahan, pendapat, dan sebagainya maka ditulis di dalam tanda kurung.
Adapun contoh dari kutipan secara langsung ini adalah:
Menurut Rustandi (2010) memaparkan bahwa: “Nilai-nilai budaya yang luhur harus dijaga…”.
2. Kutipan Tidak Langsung
Jenis atau cara mengutip dari jurnal yang kedua adalah kutipan tidak langsung, dan bisa dikatakan sebagai kebalikan dari kutipan langsung. Kutipan tidak langsung akan mengambil kutipan apa adanya tanpa mengubah struktur kalimat di dalam tulisan peneliti atau penulis sebelumnya.
Sama halnya dengan mengutip secara langsung, cara mengutip dari jurnal satu ini juga terdapat beberapa syarat atau ketentuan. Yaitu:
- Penulis sebaiknya menggunakan kalimat yang dipakai oleh penulis sebelumnya tanpa memberikan perubahan apapun.
- Penulis wajib mencantumkan secara lengkap mengenai keterangan dari sumber kutipan tersebut. Yakni dimulai dari nama, halaman, dan juga tahun publikasi jurnal yang menjadi referensi atau sumber.
- Menurut Agung Hermanto (2009: 15-16) menyatakan bahwa: Dalam membuat sebuah karya ilmiah jenis penelitian, eksplorasi pustaka merupakan sesuatu yang harus dilakukan untuk mendapatkan kebenaran data yang ingin diteliti.
Melalui kutipan tidak langsung ini maka hal penting yang perlu diperhatikan adalah penulisan kutipan yang utuh. Kemudian diikuti dengan mencantumkan sumber secara lengkap dan jelas.
3. Memasukan Nama Penulis ke Pembahasan
Cara mengutip dari jurnal yang sudah terpublikasi berikutnya adalah dengan memasukan nama penulis ke pembahasan. Jadi, kutipan yang diambil bisa diubah sedikit namun tetap mempertahankan maknanya.
Setelah kalimat kutipan ditulis maka diikuti dengan tanda kurung yang berisi informasi nama penulis dan tahun publikasi jurnalnya. Contohnya adalah sebagai berikut:
Dalam sebuah karya ilmiah jenis penelitian, eksplorasi pustaka merupakan sesuatu yang harus dilakukan (Agung Hermanto, 2009). Sehingga…
4. Mengutip Dua Sumber Berbeda
Ada kalanya kutipan yang dicantumkan dalam karya tulis ilmiah akan mengambil dari dua sumber yang berbeda, namun saling melengkapi atau mungkin datanya sama. Maka cara mengutip dari jurnal semacam ini adalah dengan menuliskan dua nama penulis tersebut yang dipisahkan dengan tanda ampersand (&). Contohnya adalah:
Budaya politik suatu bangsa secara signifikan telah mempengaruhi jalannya pemerintahan. (Rustandi & Rustam, 2010).
Selain dengan tanda ampersand, penulisan dua sumber jurnal ilmiah juga bisa dengan kata “dan”. Sehingga menjadi:
Budaya politik suatu bangsa secara signifikan telah mempengaruhi jalannya pemerintahan. (Rustandi dan Rustam, 2010).
5. Mengutip Tanpa Nama Penulis
Cara mengutip dari jurnal yang terpublikasi juga bisa tanpa mencantumkan nama penulis. Sehingga murni berisi kutipan kalimat secara utuh dan kemudian ditambahkan keterangan di dalam tanda kurung berupa judul jurnal dan tahun publikasi jurnal tersebut. Contohnya:
Budaya politik suatu bangsa secara signifikan telah mempengaruhi jalannya pemerintahan. (Globalisasi dan Dampaknya, 2010).
Cara Ganti Referensi Jurnal Lama ke Jurnal Baru
Mengganti referensi jurnal lama dengan jurnal baru dalam karya ilmiah membutuhkan beberapa langkah yang teliti untuk memastikan konsistensi dan keakuratan data. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk melakukan hal ini:
1. Identifikasi Jurnal Lama
- Tinjau karya tulis Anda untuk menemukan semua referensi jurnal lama yang ingin Anda ganti.
- Buat daftar semua jurnal lama yang digunakan, termasuk detail seperti penulis, judul, tahun, dan halaman.
2. Cari Jurnal Baru yang Relevan
- Gunakan database akademik seperti Google Scholar, PubMed, JSTOR, atau database perpustakaan universitas untuk mencari jurnal baru yang relevan.
- Pastikan jurnal baru memiliki informasi yang up-to-date dan relevan dengan topik penelitian Anda.
- Pilih jurnal dengan reputasi baik dan terbit di jurnal yang diakui.
3. Evaluasi Konten Jurnal Baru
- Baca dan evaluasi jurnal baru untuk memastikan bahwa kontennya dapat menggantikan referensi jurnal lama secara akurat.
- Periksa apakah data, teori, atau temuan yang ada di jurnal baru sesuai dengan kebutuhan karya tulis Anda.
4. Perbarui Kutipan dalam Teks
- Ganti kutipan jurnal lama dalam teks dengan kutipan dari jurnal baru. Sesuaikan nama penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman jika perlu.
- Periksa setiap kutipan untuk memastikan konsistensi dan keakuratan informasi.
5. Perbarui Daftar Referensi
- Hapus entri jurnal lama dari daftar referensi di akhir karya tulis.
- Tambahkan entri jurnal baru ke daftar referensi dengan format yang sesuai (misalnya, APA, MLA, Chicago, atau format lainnya yang Anda gunakan).
- Pastikan semua detail jurnal baru seperti penulis, judul artikel, nama jurnal, volume, nomor isu, halaman, dan tahun publikasi tercantum dengan benar.
6. Tinjau Keseluruhan Karya Tulis
- Setelah mengganti semua referensi jurnal lama dengan yang baru, tinjau kembali seluruh karya tulis untuk memastikan konsistensi dan keakuratan.
- Pastikan tidak ada kesalahan ketik atau ketidaksesuaian dalam kutipan dan daftar referensi.
7. Cek Plagiarisme
- Gunakan alat pengecekan plagiarisme untuk memastikan bahwa penggantian referensi tidak mengakibatkan masalah plagiarisme baru.
- Pastikan semua kutipan dan referensi baru diakui dengan benar.
8. Minta Umpan Balik
- Jika memungkinkan, minta seseorang untuk meninjau karya tulis Anda setelah perubahan dilakukan. Ini bisa membantu mengidentifikasi kesalahan yang mungkin terlewat.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu dapat mengganti referensi jurnal lama dengan jurnal baru secara efektif dan memastikan bahwa karya tulis ilmiah kamu tetap akurat dan kredibel.
Jangan Sampai Salah Langkah! Begini Cara Ganti Referensi Jurnal Lama ke Jurnal Baru
Melalui penjelasan di atas maka akan memudahkan siapa saja untuk melakukan kutipan dengan baik dan benar. Oleh sebab itu pahami detail penjelasan mengenai cara mengutip dari jurnal tersebut agar bisa bebas dari plagiat.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca juga: Mahasiswa Semester Akhir Wajib Tahu! Apa Beda Teori dan Konsep Penelitian di Dalam Skripsi
Komentar
0