Berita

Heboh! Kambing Mata Satu Mirip 'Dajjal' Bikin Geger Warga Polman

Muhammad Fatich Nur Fadli 15 Oktober 2025 | 14:53:11

Zona Mahasiswa - Heboh soal anak kambing bermata satu yang lahir di Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Berita ini sempat bikin geger dan banyak banget yang langsung mengaitkannya dengan hal-hal mistis atau bahkan menyebutnya 'kambing Dajjal' sebagai tanda akhir zaman. Wajar sih kalau kaget, karena penampakan kambing ini memang out of the box.

Baca juga: Begini Pengakuan Pembunuh Kasir Minimarket di Sungai Citarum: Awalnya Mau Tolong, tapi Khilaf

Kejadian langka yang menghebohkan warga di Dusun Pangesoran, Desa Gattungan, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, ini bermula dari proses kelahiran seekor anak kambing.

1. Kelahiran Tak Biasa di Sore Hari

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 11 Oktober, sekitar pukul 18.30 Wita. Sadaria, pemilik kambing yang sudah puluhan tahun beternak, menyaksikan induk kambingnya melahirkan anak jantan. Proses kelahiran dilaporkan berjalan normal, dan ini adalah kali pertama induk kambing tersebut melahirkan (usia kehamilan sekitar 6 bulan).

2. Penampakan yang Memicu Geger

Namun, anak kambing yang baru lahir itu mengejutkan pemiliknya. Secara fisik, anak kambing tersebut memiliki kepala berbentuk lonjong dan hanya memiliki satu mata berukuran lebih besar dari normal, yang terletak tepat di bawah dahi. Warnanya hitam dan putih. Kondisi lain yang terlihat adalah lidahnya menjulur keluar dari mulut, memperlihatkan giginya. Sadaria mengaku kaget karena baru pertama kali menemukan fenomena ini sepanjang hidupnya beternak.

3. Bertahan Hidup Singkat

Meskipun lahir hidup, anak kambing yang secara ilmiah mengidap Cyclopia ini tidak mampu bertahan lama. Hewan tersebut hanya sempat hidup sebentar, sekitar satu jam, sebelum akhirnya mati.

4. Keramaian dan Reaksi Warga

Kabar kelahiran anak kambing bermata satu ini dengan cepat menyebar dan memicu kehebohan di kalangan warga setempat. Banyak warga berdatangan ke rumah Sadaria untuk melihat langsung hewan tersebut.

Reaksi warga beragam, namun didominasi oleh ketakutan dan keterkejutan. Beberapa warga bahkan langsung mengaitkan penampakan langka itu dengan sosok jahat dalam kepercayaan, melontarkan seruan seperti, "astagfirullah", "dajjal", atau "iblis". Hal ini karena adanya kemiripan ciri mata satu dengan penggambaran mitologis.

5. Penguburan

Setelah anak kambing tersebut mati, Sadaria segera mengambil tindakan untuk menguburkan bangkainya. Keputusan penguburan ini mengakhiri kisah singkat anak kambing bermata satu tersebut, namun fenomena Cyclopia ini tetap menjadi perbincangan hangat yang memerlukan penjelasan ilmiah untuk meredakan ketakutan warga.

Tapi hold on, sebelum kita ikutan panik dan termakan mitos, yuk kita bedah fakta-fakta ilmiah yang valid. Fenomena kelahiran hewan dengan satu mata itu punya nama keren di dunia sains: Cyclopia!

Cyclopia: Ketika Otak Gagal "Split"

Apa sih Cyclopia itu? Gampangnya, Cyclopia adalah kondisi kelainan bawaan yang sangat langka. Nama ini diambil dari mitologi Yunani, Cyclops, yang memang digambarkan sebagai raksasa bermata satu.

Data valid menunjukkan bahwa Cyclopia adalah bentuk paling parah dari kondisi yang disebut Holoprosencephaly (HPE). Intinya, saat embrio (janin) masih di dalam kandungan, bagian depan otaknya (prosensefalon) gagal terbelah sempurna menjadi dua belahan (hemisfer) kiri dan kanan.

Nah, karena otak enggak terbelah sempurna, otomatis perkembangan wajah dan rongga mata juga ikut terganggu. Normalnya, kita punya dua rongga mata yang terpisah. Pada kasus Cyclopia, orbit mata ini gagal terbagi, sehingga yang terbentuk hanya satu mata tunggal yang letaknya di tengah dahi.

Fakta Penting:

  1. Sangat Langka: Kondisi ini sangat jarang terjadi, kira-kira hanya pada 1 dari 100.000 kehamilan, baik pada manusia maupun hewan mamalia seperti kambing, kucing, babi, atau domba.
  2. Bukan Cuma Mata: Hewan atau bayi yang lahir dengan Cyclopia seringkali juga tidak memiliki hidung atau memiliki semacam organ menyerupai belalai (proboscis) di atas mata tunggalnya. Ini karena pembentukan rongga hidung juga ikut terpengaruh oleh kegagalan pembelahan otak.
  3. Harapan Hidup Kecil: Sayangnya, karena ini adalah kelainan genetik yang parah dan memengaruhi struktur vital seperti otak, sebagian besar janin dengan Cyclopia meninggal saat masih di kandungan, lahir mati (stillborn), atau hanya bertahan hidup beberapa jam setelah lahir, sama seperti kasus kambing di Polman.

Penyebab Ilmiah: Bukan Tanda Kiamat

Lalu, apa sih yang menyebabkan Cyclopia?

Para ilmuwan meyakini penyebabnya adalah kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan.

  • Faktor Genetik: Adanya kelainan atau mutasi pada gen-gen tertentu di tahap awal kehamilan. Salah satu gen yang diduga berperan besar adalah gen Sonic Hedgehog (SHH), yang bertugas mengatur proses pembelahan otak dan wajah. Kalau gen ini bermutasi, proses "pemisahan" bisa gagal.
  • Faktor Lingkungan/Teratogenik: Beberapa penelitian pada hewan ternak menunjukkan bahwa Cyclopia bisa dipicu oleh konsumsi zat-zat berbahaya (teratogenik) oleh induk saat masa kehamilan awal. Contohnya, pada domba di Amerika Barat, konsumsi tanaman beracun bernama Veratrum californicum yang mengandung zat Cyclopamine terbukti dapat menyebabkan kelahiran anak domba Cyclopia. Pada manusia, faktor risiko yang mungkin terkait antara lain diabetes kehamilan atau paparan racun tertentu, meskipun korelasinya masih terus diteliti.

Jadi, teman-teman, alih-alih panik dan mengaitkannya dengan 'Dajjal' atau mitos mistis lainnya, fenomena kambing bermata satu ini adalah murni fenomena medis dan genetik yang sangat langka. Hewan yang lahir dengan kondisi ini membawa cacat bawaan yang mematikan.

Ketakutan warga Polman itu memang alamiah karena penampakan yang tak biasa sering dikaitkan dengan hal-hal yang tidak bisa dijelaskan. Namun, sebagai generasi muda yang aware dan kritis, kita wajib melihat fenomena ini dari kacamata sains. Kejadian Cyclopia telah didokumentasikan di berbagai belahan dunia dan pada berbagai jenis hewan (termasuk kasus serupa di Lombok Tengah, Wonogiri, hingga Cianjur di Indonesia!), dan semuanya berakhir dengan penjelasan ilmiah yang sama: kelainan perkembangan embrio.

Baca juga: Heboh! Lansia 80 Tahun Ditangkap Warga Usai Cabuli Kakek 70 Tahun di Tasikmalaya

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150