Berita

Heboh! Guru Besar Unhas Dipaksa Luluskan Mahasiswa S3 yang Tak Pernah Masuk Kuliah

Nisrina Salsabila 03 November 2022 | 09:58:42

zonamahasiswa.id - Kabar mengejutkan dari Universitas Hasanuddin (Unhas) mengenai tujuh guru besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang kompak melayangkan surat pengunduran diri. Hal ini dikarenakan mereka tak mau mengajar di program S3 Ilmu Manajemen. Terlebih, salah satu guru besar di fakultas tersebut mengaku mendapat tekanan dari Dekan FEB Unhas.

Baca Juga: Geger Maba Unhas Ngaku Miliki Gender Non Biner hingga Diusir Saat Perkenalan

Guru Besar Unhas Dipaksa Luluskan Mahasiswa

Melansir Suara, Prof Siti Haerani menyebut dirinya mendapat tekanan dari Dekan FEB. Ia dipaksa untuk meluluskan seorang mahasiswa program doktor, meski mahasiswa tersebut tak pernah mengikuti jalannya perkuliahan.

"Adanya intervensi dekan dalam pemberian nilai mahasiswa mata kuliah yang saya ampu pada program S3. Di mana saya diminta untuk meluluskan mahasiswa yang sama sekali tidak memenuhi syarat untuk diluluskan," tulis Haerani dalam surat pengunduran diri.

"Nol kehadiran padahal perkuliahan dilakukan secara online, tidak ada tugas, tidak ikut ujian, tidak ada komunikasi pribadi maupun grup. Untuk menyampaikan alasan ketidakhadirannya pada perkuliahan. Hingga keluarnya nilai di akhir semester, justru yang sibuk mencarikan alasan yang tak masuk akal dan mangada-ada adalah Dekan FEB sendiri," tuturnya.

Surat pengunduran diri tersebut ia buat pada 28 Oktober 2022. Bukan hanya Haerani, namun sejumlah guru besar juga ikut mengundurkan diri seperti Prof Muhammad Idrus Taba, Prof Idayanti Nusyamsi, Prof Cevi Pahlevi, Prof Haris Maupa, Prof Muhammad Asdar, dan Prof Mahlia Muis.

Berikut isi surat pengunduran diri Prof Haerani yang beredar di media sosial:

1. Adanya intervensi Dekan dalam pemberian nilai mahasiswa mata kuliah yang saya ampu pada Program S3 dimana saya diminta untuk meluluskan mahasiswa yang
sama sekali tidak memenuhi syarat untuk diluluskan (nol kehadiran padahal perkuliahan dilakukan secara online, tidak ada tugas, tidak ikut ujian, tidak ada
komunikasi dengan dosen, baik melalui chat whatsapp pribadi maupun group, untuk menyampaikan alasan ketidakhadirannya pada perkuliahan) hingga keluarnya nilai di akhir semester, justru yang sibuk mencarikan alasan yang tak masuk akal dan mengada-ada adalah Dekan FEB sendiri.

2. Tanpa alasan akademis dan pertimbangan yang objektif dan rasional, Dekan FEB telah sewenang-wenang “menghukum saya” secara tidak pantas, tidak adil dan tak beretika atas kasus no 1 di atas dengan cara tak melibatkan saya sama sekali pada kegiatan mengajar, membimbing dan menguji mulai pada semester Akhir TA 2021-2022 hingga saat ini. Hal ini amat sangat menciderai perasaan saya sebagai dosen, Guru Besar yang bisa dianggap tidak kompeten oleh mahasiswa dan rekan dosen.

3. Dekan FEB menunjukkan keberpihakan yang sangat luar biasa kepada mahasiswa yang bersangkutan, mahasiswa yang sama sekali tidak pantas dan sangat tidak memenuhi syarat untuk diluluskan, karena akan merusak dan menjatuhkan kewibawaan, harkat, martabat, harga diri dan nama baik (image) dosen dan institusi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan terutama UNIVERSITAS HASANUDDIN.

4. Dekan tidak menghargai saya selaku dosen yang melaksanakan tugas pengajaran dan pembelajaran dengan penuh tanggung jawab, dan berpedoman pada peraturan akademik yang berlaku, mengedepankan obyektivitas, dan perlakuan adil terhadap seluruh mahasiswa, Bahkan sebaliknya, menggiring saya untuk melakukan pelanggaran terhadap peraturan akademik dan Kode Etik Dosen.

5. Dekan melaksanakan rapat FEB dan KPS S3 Ilmu Manajemen dengan mengundang kehadiran dosen lain sebagai narasumber, pemberi pertimbangan, tetapi sama sekali tak mengindahkan masukan dari “Narasumber” tersebut dan tetap memaksakan kehendaknya kepada saya untuk meluluskan mahasiswa S3 tersebut, sehingga memunculkan pertanyaan besar, ada hubungan dan kepentingan apa Dekan FEB dengan mahasiswa tersebut? Apalagi dekan selalu menyebut-nyebut jabatan dari mahasiswa tersebut.

7. Alokasi pengajaran pada “Program Doktor Ilmu Manajemen” dilakukan secara serampangan, tak berkeadilan, subyektif, tidak berdasar pada kompetensi keilmuan dan bidang kegurubesaran, bahkan kompetensi dan bidang Kegurubesaran kami cenderung dilecehkan dan tidak dihargai.

8. Dekan sebagai pimpinan fakultas menggunakan jabatan dan otoritas formalnya sebagai kendaraaan untuk mengambil keputusan akademik secara otoriter dan arogan, unprosedural, cenderung mengabaikan “Exprit the corps”, semangat kebersamaan sebagai satu keluarga besar FEB.

9. Dekan FEB lebih mengedepankan kepentingan pribadi diatas kepentingan bersama dan institusi FEB, dalam pengelolaan S3 Ilmu Manajemen, dengan menguasai penentuan pengajaran, pembimbingan dan pengujian, termasuk penentuan “Penguji Eksternal” bahkan sudah berulang kali menunjuk dan merekomendasikan isteri beliau sendiri sebagai penguji eksternal pada Ujian akhir Disertasi meskipun tak memenuhi persyaratan sebagaimana tertera dalam “Peratura Rektor Universitas Hasanuddin No. 2785/UN4.1/KEP/2018 tentang Penyelenggaraan Program Doktor Universitas Hasanuddin” dimana syarat penguji eksternal harus berasal dari Perguruan tinggi yang memiliki Prodi dengan akreditasi A atau pakar/praktisi yang bereputasi nasional, sementara asal perguruan tinggi “yang bersangkutan” tidak memiliki Prodi S3, melainkan hanya memiliki Prodi S1 dengan akreditasi B, dan “beliau” juga bukanlah seorang pakar/praktisi bereputasi Nasional.

10. Atas poin-poin di atas saya nyatakan bahwa saya muak melihat, menyaksikan dan merasakan tindakan Dekan FEB yang tidak mencerminkan kepemimpinan yang patut diteladani.

Sementara, dalam surat pengunduran diri Prof Mahlia Muis menuturkan Program Studi Doktor (S3) Manajemen dinilai telah mengabaikan unsur-unsur tata kelola organisasi yang baik dan benar.

"Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, khususnya pada Program Studi Doktor (S3) Manajemen yang dalam pelaksanaannya telah mengabaikan unsur-unsur tata kelola organisasi yang baik dan benar yaitu kredibel, transparansi, akuntabel, adil, dan bertanggungjawab. Terkait norma-norma akademik, administratif, dan nilai-nilai etika moral," tulisnya (2/11).

Guru besar lainnya, Prof Muhammad Asdar mengungkap dalam surat pengunduran dirinya menyinggung tentang tata kelola fakultas terutama pada proses pengajaran. Ia menyebut beberapa dosen tak dilibatkan selama dua semester.

Menanggapi ini, Wakil Rektor I Universitas Hasanuddin Prof Muh Ruslin mengaku surat pengunduran diri dari sejumlah guru besar merupakan masalah internal antara dosen di Program Studi Manajemen dengan Dekan FEB. Namun, dirinya enggan membeberkan lebih lanjut soal masalah yang dimaksud.

"Sebenarnya itu masalah internal di Prodi Manajemen. Untuk lebih detailnya silahkan ke Humas. Informasi resmi dari pihak kampus harus lewat satu pintu," ungkapnya.

Di sisi lain, Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa membantah kabar pengunduran diri tujuh guru besar Unhas. Menurutnya, informasi yang beredar di media sosial salah. Lebih lanjut, ia mengatakan tak ada dosen yang mengundurkan diri.

"Dosen itu hanya mengundurkan diri mengajar di Program S3 Unhas. Jadi bukan mengundurkan diri sebagai dosen," tegasnya.

Namun, Jamaluddin membenarkan bahwa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis terdapat perselisihan. Dirinya menyebut hal tersebut sudah biasa terjadi.

"Jadi bukan mengundurkan diri sebagai dosen. Hanya judul di media-media itu yang salah. Janganlah buat heboh, padahal persoalan sepele. Mereka hanya miskomunikasi saja tapi persoalan itu sudah selesai kok," pungkasnya.

Heboh! Guru Besar Unhas Dipaksa Luluskan Mahasiswa S3 yang Tak Pernah Masuk Kuliah

Itulah ulasan mengenai kabar sejumlah guru besar FEB Universitas Hasanuddin (Unhas) yang kompak melayangkan surat pengunduran diri karena adanya masalah internal dengan Dekan fakultas bersangkutan.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca Juga: Viral Momen Mahasiswa Nyanyikan Lagu 'No Comment': Ditolak Dijudulmu, di PHP Dosenmu

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150