Zona Mahasiswa - Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Jembatan Soekarno-Hatta (Suhat), ikon kemegahan Kota Malang yang setiap hari dilintasi ribuan kendaraan, kembali menjadi saksi bisu sebuah tragedi yang memilukan. Jumat malam (28/11/2025), suasana riuh akhir pekan di kawasan pendidikan tersebut mendadak berubah menjadi kepanikan dan duka mendalam.
Baca juga: Pejuang Skripsi Wajib Ngerti Hal Ini! Apalagi yang Penelitiannya Kualitatif
Seorang mahasiswa tingkat akhir dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternama di Malang, berinisial NFR (25), ditemukan meninggal dunia setelah nekat mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas jembatan ke area dasar yang curam.
Peristiwa ini bukan sekadar berita kriminal biasa, melainkan sebuah alarm keras bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia tentang betapa rapuhnya kondisi mental mahasiswa di tengah himpitan tuntutan akademik yang tak berkesudahan.
Kronologi Mencekam: Minum Air Putih Sebelum Lompat
Berdasarkan keterangan saksi mata di lokasi kejadian, detik-detik sebelum NFR mengambil keputusan fatal tersebut sangat menyayat hati.
Sekitar pukul 19.00 WIB, seorang pengendara motor yang melintas melihat sosok laki-laki duduk sendirian di pagar pembatas Jembatan Suhat. Tidak ada gelagat agresif atau mencurigakan pada awalnya. Korban terlihat tenang, bahkan sempat meminum air putih dari botol yang dibawanya.
Momen "minum air putih" ini seolah menjadi jeda terakhir NFR menenangkan diri sebelum melakukan aksinya. Tak lama berselang, saksi mata terperanjat melihat tubuh pemuda itu menjatuhkan diri ke bawah jembatan.
Saksi yang panik segera berteriak dan memanggil bantuan, termasuk melapor kepada satpam apartemen yang berlokasi tidak jauh dari jembatan. Namun, takdir berkata lain. Saat dievakuasi, nyawa NFR sudah tidak tertolong.
Pesan Terakhir untuk Adik: Sinyal Pamit yang Terlambat Disadari
Duka semakin mendalam ketika fakta baru terungkap dari pihak keluarga. Kapolsek Lowokwaru, Kompol Anang Tri Hananta, mengungkapkan bahwa korban sempat mengirimkan pesan terakhir kepada adiknya pada sore hari sebelum kejadian, tepatnya sekitar pukul 16.00 WIB.
Isi pesan tersebut tidak dijelaskan secara rinci ke publik demi privasi keluarga, namun narasinya menyiratkan perpisahan dan keputusasaan. Pesan itulah yang membuat sang adik panik dan langsung mencari keberadaan kakaknya.
"Adik korban datang ke TKP untuk mencari kakaknya. Karena korban sempat mengirimkan kata-kata terakhir, sore hari sekitar pukul 16.00 WIB," ujar Kompol Anang kepada wartawan, Sabtu (29/11/2025).
Sayangnya, ketika sang adik berhasil melacak lokasi dan tiba di TKP, peristiwa nahas tersebut sudah terjadi. Tangis histeris keluarga pecah di lokasi, menyadari bahwa pesan tersebut adalah salam perpisahan yang nyata.
Motif Utama: Tertekan Skripsi dan Bayang-Bayang Drop Out (DO)
Apa yang membuat seorang pemuda berusia 25 tahun, yang seharusnya memiliki masa depan cerah, memilih jalan pintas ini?
Polisi bergerak cepat melakukan penyelidikan. Berdasarkan keterangan keluarga, khususnya sang adik, motif di balik tindakan nekat NFR mengerucut pada satu hal: Tekanan Akademik.
Sebagai mahasiswa berusia 25 tahun, NFR diduga sedang berada di fase krusial masa studinya. Di usia tersebut, mahasiswa biasanya berada di semester akhir atau bahkan masa perpanjangan studi. Beban untuk segera menyelesaikan skripsi dan ancaman Drop Out (DO) jika tidak lulus tepat waktu, diduga menjadi pemicu depresi berat yang dialaminya.
"Dari penyelidikan sementara dan keterangan adiknya, diduga korban mengalami tekanan pendidikan kuliahnya," ungkap Kompol Anang.
Fakta ini menampar realitas dunia perkuliahan kita. Skripsi, yang sejatinya adalah tugas akhir untuk menguji pemahaman akademik, seringkali berubah menjadi monster yang menakutkan karena tekanan dosen pembimbing, birokrasi kampus yang rumit, hingga ekspektasi keluarga yang tinggi.
Jembatan Suhat dan Urgensi Pengamanan
Tragedi NFR menambah daftar panjang insiden bunuh diri atau percobaan bunuh diri di Jembatan Suhat. Struktur jembatan yang tinggi dengan pagar pembatas yang relatif mudah dipanjat, menjadikannya lokasi yang rawan disalahgunakan oleh mereka yang sedang putus asa.
Warga Malang dan netizen kembali menyuarakan desakan agar Pemerintah Kota Malang atau pihak terkait segera memasang jaring pengaman atau meninggikan pagar pembatas di Jembatan Suhat. Langkah preventif infrastruktur ini dianggap krusial untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan, sembari menunggu perbaikan sistem kesehatan mental di masyarakat.
Pesan untuk Mahasiswa: Gelar Tidak Seharga Nyawa
Kasus NFR adalah peringatan bagi kita semua, terutama Sobat Zona yang sedang berjuang di bangku kuliah.
- Validasi Perasaanmu: Merasa lelah, buntu, atau takut saat mengerjakan skripsi itu wajar. Kamu tidak sendirian. Hampir semua mahasiswa tingkat akhir merasakannya.
- Cari Bantuan: Jika ancaman DO terasa mencekik, bicaralah dengan Dosen Wali, Kaprodi, atau layanan konseling kampus. Seringkali, pihak kampus memiliki opsi solusi akademik yang tidak kita ketahui saat panik.
- Ingat Prioritas: Tidak ada gelar sarjana yang lebih berharga daripada nyawamu. Kegagalan akademik bukanlah akhir dari kehidupan. Masih banyak jalan lain menuju kesuksesan.
Untuk teman-teman NFR dan seluruh mahasiswa Malang, mari saling menjaga. Jika ada teman yang mulai menarik diri, sering mengeluh putus asa soal skripsi, atau menunjukkan perubahan perilaku drastis, jangan ragu untuk merangkul dan mendengarkan.
Selamat jalan, NFR. Semoga kamu mendapatkan ketenangan yang kamu cari, dan semoga kisahmu menjadi pelajaran berharga bagi perbaikan sistem pendidikan dan kepedulian mental di negeri ini.
Layanan Konseling & Bantuan: Jika kamu butuh teman curhat atau merasa beban hidup terlalu berat, jangan dipendam sendiri. Hubungi layanan berikut:
- Layanan Sejiwa (Kemenkes): 119 ext. 8
- Komunitas Save Yourselves: Instagram @saveyourselves.id
Yayasan Pulih: (021) 7800988
Baca juga: Dapat Bocoran dari Dosbing, Kurang-kurangin Pakai Redaksi Kayak Gini di Skripsi
Komentar
0

