Tips

Dapat Bocoran dari Dosbing, Kurang-kurangin Pakai Redaksi Kayak Gini di Skripsi

Muhammad Fatich Nur Fadli 24 November 2025 | 15:38:01

Zona MahasiswaDosen Pembimbing (Dosbing) bukan hanya mengoreksi isi, tapi juga gaya bahasa (redaksi) skripsimu. Redaksi yang salah bisa membuat argumen sekuat apapun terlihat lemah, tidak ilmiah, dan bahkan terkesan subjektif.

Tujuan utama skripsi adalah berkomunikasi secara akademis. Ini berarti menghindari jargon non-akademis, frasa yang terlalu kaku, atau kalimat yang menunjukkan keraguan.

Ini dia daftar redaksi 'berbahaya' yang harus kamu kurangi atau hindari di skripsi, terutama di Bab IV (Hasil) dan Bab V (Pembahasan), lengkap dengan alasannya!

 

Baca juga: Dua Mahasiswa UNNES Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Diduga Kelelahan dan Sakit, Sempat Main Game Sampai Larut Malam!

I. Redaksi yang Terlalu Subjektif dan Kaku

Skripsi adalah laporan ilmiah, bukan esai personal. Hindari penggunaan kata ganti orang pertama (Saya/Kami) dan frasa yang terlalu menggebu-gebu.

Redaksi yang Harus Dihindari

Ganti dengan Redaksi Akademis

Alasan Dosen Tidak Suka

"Menurut saya..."

"Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa..." / "Peneliti berpendapat..."

Terlalu Subjektif. Dosen ingin fokus pada data/analisis, bukan pendapat pribadi.

"Kami yakin bahwa..."

"Penelitian ini menyimpulkan/mengindikasikan bahwa..."

Memberi kesan kurang objektif. Voice tulisan harus netral dan fokus pada temuan.

"Ternyata, hasil penelitian..."

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa..."

Kata "Ternyata" terlalu informal dan terkesan terkejut, tidak sesuai dengan tone ilmiah yang sudah memprediksi hasil (hipotesis).

"Sangat terbukti bahwa..."

"Ditemukan korelasi yang signifikan secara statistik..."

Terlalu Absolut. Gunakan istilah statistik yang jelas (signifikan), bukan term yang bombastis (sangat terbukti).

"Di Bab I telah dijelaskan..."

"Sebagaimana dipaparkan pada bagian pendahuluan,..."

Kaku dan repetitif. Alihkan fokus dari Bab ke isi (pendahuluan), bukan proses penulisannya.

 

II. Redaksi yang Kurang Kritis (Hanya Deskriptif)

Skripsi, terutama bagian Pembahasan, harus menunjukkan penalaran kritis, bukan sekadar menceritakan ulang.

Redaksi yang Harus Dihindari

Ganti dengan Redaksi Kritis/Analitis

Alasan Dosen Tidak Suka

"Hasil penelitian sudah sesuai dengan teori X."

"Temuan ini mendukung secara empiris kerangka teori X (Smith, 2020) yang menyatakan bahwa..."

Terlalu deskriptif. Jelaskan bagaimana dan mengapa temuanmu mendukung teori tersebut.

"Dampak dari masalah ini..."

"Implikasi teoretis dari temuan ini adalah..."

"Dampak" seringkali terlalu umum. Gunakan istilah yang lebih spesifik (Implikasi teoretis/praktis) di Bab V.

"Penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu."

"Hasil studi ini selaras dengan temuan yang dikemukakan oleh (Nama, Tahun) mengenai..."

Terlalu sederhana. Tunjukkan konsistensi dengan nama penulis dan konsep spesifiknya.

"Dilihat dari hasil kuesioner..."

"Berdasarkan hasil analisis statistik (atau interpretasi data kualitatif),..."

Sumber data harus jelas. Kuesioner hanya alat, fokus pada proses analisis (statistik/interpretasi).

 

III. Redaksi yang Terlalu Gaul atau Jargon Non-Akademis

Ini sering terjadi di Bab I (Latar Belakang) ketika mahasiswa mencoba membuat tulisan relatable.

Redaksi yang Harus Dihindari

Ganti dengan Redaksi Formal

Alasan Dosen Tidak Suka

"Generasi Z sekarang lebih aware dengan..."

"Generasi Z menunjukkan kesadaran yang tinggi terhadap..."

Hindari English Jargon tanpa alasan kuat. Gunakan padanan kata baku bahasa Indonesia.

"Fenomena ini sedang viral..."

"Fenomena ini menjadi perhatian publik secara luas dan mendesak..."

Kata viral terlalu informal. Fokus pada urgensi ilmiah dan dampak publik, bukan popularitas media sosial.

"Jika tidak diatasi, perusahaan bisa ambyar."

"Jika isu ini tidak segera ditangani, hal ini berpotensi menyebabkan penurunan kinerja yang signifikan."

Hindari bahasa hiperbola. Gunakan bahasa yang terukur (berpotensi, signifikan).

 

 Tips Upgrade Redaksi Skripsi:

  1. Gunakan Signal Phrases: Saat mengutip teori atau penelitian terdahulu, gunakan frasa seperti: "Mengemukakan gagasan bahwa...", "Diindikasikan bahwa...", "Menunjukkan adanya kecenderungan...".
  2. Cek Konsistensi Istilah: Jika kamu menggunakan istilah "Kepuasan Pelanggan" di Bab I, jangan ganti-ganti menjadi "Kesenangan Konsumen" di Bab V.
  3. Parafrase Total: Setelah selesai menulis, baca ulang dan identifikasi apakah ada kalimat yang terlalu subjektif ("Saya rasa...") atau terlalu kaku. Ubah menjadi kalimat pasif atau netral.

Intinya: Jadikan tulisanmu netral, terukur, dan fokus pada data. Semakin ilmiah redaksimu, semakin cepat skripsimu di-ACC!

Baca juga: Tanggapan Pakar Parenting soal Gus Ilham yang Viral: Rasulullah Cium Cucu Sendiri, Bukan Anak Orang Lain Tanpa Izin!

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150